Kenali
Strategi Simpel Menjaga Kesehatan Mental
Tulisan
untuk Ujian Tengah Semester
Psikologi
Manajemen dan Organisasi
(Semester
Ganjil 2021/2022)
Rifa
Rufianti (20310410053)
Kelas
Regular (A)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Gambar
1. Poster
Kesehatan
mental merupakan indikator penting dalam mewujudkan kondisi psikis yang normal.
Di sebagian besar negara berkembang, masalah kesehatan mental belum begitu
diperhatikan. Ayuningtyas (dalam Ridlo, 2020), mengatakan bahwa regulasi,
kebijakan kesehatan mental dan implementasinya di Indonesia masih sering
dijumpai kesenjangan yang luas terkait dengan masalah akses pada pelayanannya. Dengan
demikian, masyarakat kurang peduli dengan kesehatan mental dirinya. Ditambah
lagi situasi pandemi COVID-19 yang mendorong isu lebih serius mengenai
kesehatan mental, sebagai salah satu isu penting di dunia. Gangguan kesehatan
mental yang sering tersembunyi dari pandangan sesungguhnya memiliki dampak yang
ekstrim, Mawarpury, dkk
(dalam Ridlo, 2020). Oleh karena itu, sangat penting memberi edukasi ke sesama
mengenai kepedulian menjaga kesehatan mental.
Dalam
menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir yang bisa
dilakukan yaitu menjaga kesehatan fisik dan mental diri sendiri. Adapun cara
simpel menjaga kesehatan mental yaitu sebagai berikut:
1.
Bersyukur atas apa yang kita miliki
Petrocchi
& Couyoumdjian (dalam Hardianti, Erika, & Nauli, 2021), mengatakan
bahwa rasa syukur merupakan proses pada diri seseorang yang berorientasi pada
perilaku prososial. Rasa syukur juga dikaitkan dengan hubungan yang damai
dengan diri, dalam bentuk cara perawatan yang lebih positif dan berbelas kasih
terhadap diri sendiri ketika ada yang salah dalam hidup, sehingga menjadikan
orang yang memiliki rasa syukur tinggi cenderung kurang tertekan dan cemas.
Dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki rasa syukur yang tinggi dapat
menjadikan seorang tersebut memilikipelindung terhadap rasa depresi dan cemas
karena rasa syukur terhubung dengan perasaan yang baik dan rendah hati. Rasa
syukur merupakan mediator yang jauh lebih kuat dalam meningkatkan kepercayan
diri, dengan demikian, orang yang memiliki rasa syukur yang tinggi cenderung
mengalami lebih sedikit kecemasan terutama karena mereka mampu mendorong diri,
berbelas kasih dan meyakinkan diri mereka sendiri ketika ada yang salah dalam
hidup.
2.
Mencintai diri sendiri
Belajar
mencintai diri sendiri dengan penuh kesadaran itu perlu. Hal ini untuk menjaga
kesehatan mental diri sendiri. Sejenak bisa meredamkan kemurungan, kesedihan,
dan hilangnya semangat hidup. Dengan menyadari bahwa diri sendiri tidak
selamanya selalu salah. Diri sendiri perlu dicintai atas segala hal yang telah
dilalui selama ini (Nurmala, Sofiyanti, & Haryanti, 2020)
3.
Menerima Kekurangan diri
Menurut
Frankl (dalam Satyaningtyas & Abdullah, 2005), menyatakan bahwa seseorang
yang memeiliki rasa kebermaknaan hidup akan maksimal dalam mengupayakan
tercapainya tujuan. Seseorang yang mampu menerima kekurangan diri dan mampu
menganggap hidupnya bermakna akan melihat segala kesempatan dengan optimis
untuk mewujudkan impiannya. Maka, dengan menerima kekurangan diri dan
tersalurkan secara positif kondisi kesehatan mental bisa terjaga dengan baik.
Dengan
tiga cara simpel menjaga kesehatan mental tersebut, diharapkan mampu dijadikan
dasar sederhana untuk bisa menikmati hidup di tengah pandemi ini. Cara tersebut
memang sederhana, tetapi jika konsisten diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
akan membawa pengaruh positif pada diri sendiri
Daftar Pustaka
Hardianti, R., Erika, & Nauli, F., A. (2021).
Hubungan Antara Rasa Syukur Terhadap Kesehatan Mental Remaja di SMAN 8
Pekanbaru. Jurnal Ners Indonesia, 11(2), 215-227.
Nurmala, M. D., Sofiyanti, M., & Haryanti, T., . (2020).
Webinar Bersama Penyintas Depresi Dalam Mata Kuliah Kesehatan Mental Selama
Pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikam FKIP , 3(1),
376-383.
Ridlo, I. A. (2020). Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan
Kesehatan Mental di Indonesia. INSAN: Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental,
5(2), 155-164.
Satyaningtyas, R., & Abdullah, S. M. (2005). Penerimaan
Diri dan Kebermaknaan Hidup Penyandang Cacat Fisik. Jurnal Psiko-Buana,
3(2), 1-13.
Tulisan
ini adalah narasi untuk Lomba Poster dengan tema “Bagaimana Cara Menjaga
Kesehatan Mental” yang diselenggarakan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi
Indonesia (ILMPI). Periode lomba berlangsung tanggal 4-23 Oktober 2021.
0 komentar:
Posting Komentar