PENTINGNYA BERKOMUNIKASI SANTUN DENGAN LANSIA
DISUSUN OLEH :
Atika Nuryanti
Nim. 20310410064
Dosen Pengampu :
Dr. Arundhati Shinta, M. A
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Essay ini
ditulis guna pemenuhan salah satu prasyarat UTS Psikologi Manajemen dan
Organisasi
Komunikasi
merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk
melakukan interaksi dengan orang lain bahkan dengan dirinya sendiri. Komunikasi
yakni sebuah proses penyampaian pesan dari satu individu terhadap individu lain
yang akan menimbulkan suatu interaksi karena adanya sebab akibat.
Dalam
kehidupan sehari-sehari kita memerlukan komunikasi untuk menunjang aktivitas
dalam konteks ini komunikasi yang digunakan yakni komunikasi antara atasan
dengan karyawan lansia yang memiliki tingkat kemampuan digital lebih dari
pimpinannya ketika berseberangan opini.
Berdasarkan
sensus pada 2010, jumlah lansia di indonesia yaitu 18,1 juta jiwa, merupakan
7,6 % dari total penduduk. Pada tahun 2014 jumlah lansia naik menjadi 18,781
juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2015, jumlah lansia semakin bertambah
hingga mencapai sekitar 36 juta jiwa (http://www.depkes.go.id). Banyaknya peningkatan populasi lansia secara progresif,
sehingga semakin besar juga kebutuhan dasar yang harus orang tua penuhi
(Saadati, Shoaee, Pouryan, Alkasir, & Lashani, 2014).
Terdapat
berbagai masalah yang muncul pada lansia yakni setelah orang memasuki lansia
maka individu tersebut akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain, sehingga menyebabkan
reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (kognitif) yakni hal-hal
yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan (Kartinah &
Sudaryanto, 2008).
Dari
berbagai masalah yang muncul pada lansia tersebut akan memunculkan beberapa
hambatan dalam komunikasi, sehingga perlunya kita melakukan komunikasi yang
sopan dengan lansia, yakni dengan cara mengetahui pikiran dan pengetahuannya,
perasaannya, maupun menanggapi tingkah laku seorang lansia tersebut. Dimana Komunikasi
akan berlangsung jika terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Adanya gangguan yang mendistorsi pesan pada lansia ini dipengaruhi
oleh kemampuan berbahasa yang baik dan benar sehingga komunikasi tidak akan
“tersambung” atau tersampaikan dengan benar.
Perlunya
komunikasi antar pimpinan dengan karyawan lansia dikarenakan komunikasi
merupakan alat untuk menjalin hubungan antar sesama dan adanya gangguan dalam
komunikasi yang mendistorsi pesan pada lansia.
PUSTAKA
:
Kartinah, &
Sudaryanto, A. (2008). Masalah Psikososial Pada Lanjut Usia. Berita Ilmu
Keperawatan, 1(1), 93–96.
Missah. 2014. Komunikasi
Antar Pribadi Pada Orang Tua Lanjut Usia Di Panti Rumah Doa Kanaan. Journal “Acta Diurna”. Vol.3 (2).
Prayogo. 2017. Proses
Komunikasi Interpersonal Antara Perawat Dengan Pasien Lanjut Usia (Lansia) di
Rumah Usiawan Panti Surya Surabaya. Jurnal
E-Komunikasi. Vol.5 (1).
Saadati, H., Shoaee,
F., Pouryan, A., Alkasir, E., & Lashani, L. 2014. Effectiveness of Gestalt
Group Therapy on Loneliness of Women Caregivers of Alzheimer Patients at Home
1. Iranian Rehabilitation Journal,
12(22), 54–58.
0 komentar:
Posting Komentar