PENGARUH
KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP SIKAP MEMBOLOS PADA SISWA SMA
Essay 1
Persyaratan Ujian Tengah Semester
Psikologi
Sosial II
Semester Ganjil
2021/2022
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Kenakalan
remaja bervariasi jenisnya, salah satunya adalah perilaku membolos. Kenakalan
jenis ini meski termasuk tingkat kenakalan ringan namun tidak pernah selesai
permasalahannya. Setiap waktu selalu ditemukan kasus remaja yang terjaring
razia karena membolos sekolah. Di Kota Semarang, sejumlah pelajar tertangkap
sedang asik main di kuburan saat jam sekolah berlangsung (Mj, 2016), beberapa
remaja lainnya diberikan hukuman push up oleh satpol PP akibat membolos sekolah
(Prabowo, 2015), dan hukuman membaca pancasila akibat membolos sekolah
(Purbaya, 2015).
Perilaku
membolos yang juga merupakan bagian dari kenakalan remaja merupakan akibat dari
proses pengkondisian lingkungan sosial yang buruk (Cialdini & Goldstein,
2004. Remaja yang mengalami emosi tidak stabil lebih mudah terjerumus karena
mereka dapat dipengaruhi oleh tekanan kelompok dari lingkungan mereka (Esiri,
2016). Lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi perilaku anak dapat berasal
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kelompok sebaya dan lingkungan
sekitar (Hawkins dkk, 2000). Pengaruh teman-teman sebaya pada perilaku
kenakalan remaja lebih besar dari pada pengaruh keluarga (Hawkins dkk, 2000). Santrock
(2002) menjelaskan bahwa perilaku membolos merupakan bagian dari kenakalan
remaja yang merupakan bagian dari pelanggaran Status offenses yang merupakan
pelanggaran status. Dari beberapa pengertian tersebut maka diperoleh kesimpulan
bahwa perilaku membolos merupakan sebuah perilaku tidak masuk sekolah ataupun
meninggalkan sekolah yang dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah dan tanpa
izin yang jelas, dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam
lingkungan sosial yang beraneka ragam tersebut, kondisi kelompok pertemanan
remaja memberikan pengaruh pada perilaku remaja (Sarwini, 2011). Pada
pertemanan, remaja memiliki tuntutan akan konformitas. Konformitas di dalam
lingkungan pertemanan memiliki dua sifat, yaitu konformitas yang bersifat
negatif dan konformitas yang bersifat positif. Konformitas yang bersifat
negatif dapat berupa penggunaan bahasa yang jorok, mencuri, merusak, membolos
bahkan mengolok-olok orang tua dan guru. Pada lingkungan pertemanan yang tidak
baik atau yang negatif dapat merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada
remaja. Jiwa remaja yang labil akan mudah terjangkit delinkuensi dari
lingkungan. Hal tersebut bisa mengakibatkan remaja mengalami kegagalan didalam
proses belajarnya serta dapat menghilangkan motivasi remaja untuk belajar
hingga timbulah kelompok remaja yang suka membolos, melakukan keonaran
disekolah hingga putus sekolah yang diakibatkan pengaruh dari lingkungan
tersebut.
Oleh
karena itu maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Konformitas
teman sebaya memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel
perilaku membolos remaja. Semakin tinggi pengaruh konformitas teman sebaya maka
semakin tinggi pula perilaku membolos yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya,
semakin rendah pengaruh konformitas teman sebaya maka semakin rendah pula
perilaku membolos yang dilakukan oleh remaja”.
2.
Konformitas teman sebaya pada remaja berada
dalam kategori sedang cenderung rendah. Aspek yang paling berpengaruh dalam
konformitas teman sebaya adalah aspek normatif.
3.
Perilaku
membolos pada remaja berada dalam kategori rendah. Aspek yang paling
berpengaruh dalam variabel perilaku membolos adalah aspek tidak masuk sekolah
selama sehari penuh.
0 komentar:
Posting Komentar