Nama
: Thadika Oudy Amaya Decha Putri Pramudiani
NIM
: 20310410048
PSIKOLOGI
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Essay
Pra-syarat Ujian Tengah Semester
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
BAGAIMANA
MANAJEMEN PENANGANAN STRES YANG EFEKTIF
Stres di tempat kerja dapat memengaruhi
siapa saja dan bisa dipicu oleh apa saja. Umumnya, stres akibat kerja terjadi
ketika seseorang tidak dapat memenuhi tuntutan atau kebutuhan dari
pekerjaannya.
Terlalu banyak yang harus dilakukan,
kurangnya waktu, kurangnya informasi dan kurangnya sumber daya untuk
menuntaskan pekerjaan.
Dalam survei terhadap 1.400 pekerja di
Amerika Serikat yang dipublikasikan secara online oleh careerbuilder.com , lebih dari satu
pertiga responden menyatakan telah mengalami penambahan beban kerja. Mereka
bekerja dengan waktu yang lebih panjang dan jam istirahat makan siang yang
lebih pendek agar pekerjaan bisa selesai.
Akibatnya, pekerja mulai mengalami
banyak gejala stres secara fisik maupun mental. Dalam hal ini, stres bukan
hanya merugikan para pekerja, tapi juga mengganggu kinerja seluruh organisasi. Menurut
empat dari lima manajer di Eropa, stres merupakan bencana dalam perusahaan.
Stres adalah salah satu risiko psikososial di tempat kerja yang penanganannya
lebih sulit dibandingkan masalah kesehatan.
Stres diimplikasikan sebagai faktor
penyebab dari absen, kecelakaan kerja, masalah psikologis, tuntutan kompensasi,
produktivitas yang rendah, tindakan pencurian di tempat kerja, kinerja yang
tidak maksimal, dan tingkat keluar masuk pekerja yang tinggi. Yang jelas, stres
berdampak langsung secara menyeluruh.
Di Amerika Serikat, survei terbaru
mengindikasikan bahwa stres akibat kerja mengakibatkan pemilik perusahaan harus
mengeluarkan sekitar 2 kuadriliun per tahun karena masalah absen,
keterlambatan, kejenuhan, produktivitas yang semakin rendah, angka keluar masuk
pekerja yang tinggi, kompensasi pekerja, dan peningkatan biaya asuransi
kesehatan.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan, jika stres tidak ditangani dengan baik, maka akan berpengaruh pada menurunnya performansi, efisiensi, dan produktivitas kerja yang bersangkutan.
Definisi, Penyebab, dan Dampak
Menurut World
Health Organization (WHO), stres
akibat kerja adalah sebuah respons yang ditimbulkan karena dihadapkan pada
tekanan dan tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan
seseorang, sehingga orang tersebut tidak dapat mengatasinya.
Stres akibat kerja juga
berarti suatu kondisi ketegangan yang memengaruhi emosi, proses berpikir, dan
kondisi seseorang. Bila seseorang (pekerja) mengalami stres yang berlebihan,
maka hal ini dapat mengganggu kemampuan orang tersebut dalam menghadapi
lingkungan dan pekerjaannya.
Penyebab Stres Akibat
Kerja
Ada banyak penyebab yang bisa
meningkatkan stres di tempat kerja, menurut Robbins (2008:370) ada tiga
pengelompokan kategori potensi pemicu stres kerja,
A. Organisasi
1. Beban
kerja yang tinggi atau terlalu rendah
2. Tuntutan
atau tekanan pekerjaan
3. Shift kerja
atau jam kerja
4. Tekanan
atas peran tertentu dalam organisasi
5. Peran
yang tidak jelas
6. Peraturan
berlebihan dan kurang adil
7. Kurangnya
partisipasi pekerja dalam pengambilan keputusan
8. Pola
komunikasi yang buruk, misalnya antara direktur dengan Kepala Divisi, Kepala
Divisi dengan manajer, sesama manajer, manajer dengan pekerja, atau sesama
pekerja, dan sebagainya
9. Gaya
manajemen tidak jelas
10. Pemimpin
bersifat tidak terbuka dan kurang menanggapi saran dari bawahannya
11. Kurangnya
pelatihan
12. Downsizing,
bertambahnya tanggung jawab
a) Pekerja
dikorbankan (dipengaruhi penurunan laba yang didapat)
b) Kurangnya
kesempatan promosi atau peluang pengembangan karier.
B. Individu
1. Pertentangan
antara karier dan tanggung jawab keluarga
2. Ketidakpastian
ekonomi
3. Kurangnya
penghargaan dan pengakuan kerja
4. Kejenuhan
dan ketidakpuasan kerja
5. Konflik
dengan rekan kerja atau atasan
6. Kurangnya
kepercayaan dalam satu tim
7. Kurangnya
motivasi dari atasan.
C. Lingkungan
1. Buruknya
kondisi lingkungan kerja (pencahayaan, suhu, kebisingan, ventilasi/sirkulasi
udara, ruang kerja yang berantakan, dll.)
2. Diskriminasi
ras, ancaman kekerasan, pelecehan, intimidasi dll.
3. Kemacetan lalu lintas saat berangkat dan pulang kerja.
Dampak Stres Akibat Kerja
Dampak stres kerja dapat menguntungkan
atau merugikan pekerja. Dampak yang menguntungkan diharapkan akan memacu
pekerja untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan bersemangat sebaik-baiknya,
namun jika stres tidak mampu diatasi maka akan menimbulkan dampak yang
merugikan pekerja (Gitosudarmo, 2000:54).
Berikut
ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari stres kerja:
1. Fisik : kandungan glukosa
darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, sulit tidur, sakit
kepala, gangguan pencernaan, mulut kering, berkeringat, punggung terasa sakit,
bola mata melebar nyeri pada bahu dan leher, keringat berlebih, dan kehilangan
energi.
2. Emosional : mudah marah, mudah
tersinggung dan sensitif, gelisah, cemas, suasana hati mudah berubah-ubah,
sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, dan kelesuan mental.
3. Intelektual:
mudah lupa, sulit fokus, ketidakmampuan untuk
membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif terhadap kritik, hambatan
mental dan
terlalu banyak memikirkan satu hal saja
4. Interpersonal : acuh dan mendiamkan
orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan
kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar