Selasa, 02 November 2021

Salah Paham Dalam Suatu Kelompok Sosial? Bagaimana Mengatasinya?

 Salah Paham Dalam Suatu Kelompok Sosial? Bagaimana Mengatasinya?

Essay II Persyaratan Ujian Tengah Semester Ganjil Mata Kuliah Psikologi Sosial 2

Semester 3 Periode 2021/2022

Lilian Diva Ramadhani (20310410014)

Fakultas Psikologi Prodi Psikologi A Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A


Betapa mudahnya individu dengan individu lain terjadi salah paham. Satu gerakan kecil saja bisa membuat seseorang menjadi salah paham. Salah paham rentan terjadi dalam berbagai hubungan. Entah itu hubungan antara sepasang kekasih, keluarga, pertemanan, persahabatan, dan organisasi. Tanpa komunikasi yang baik, salah paham tidak akan selesai. Perlu ada komunikasi yang baik untuk meluruskannya. 

Salah paham rentan terjadi dalam berbagai hubungan. Entah itu hubungan antara sepasang kekasih, keluarga, pertemanan, persahabatan, dan pernikahan. Saya tersadar. Tanpa komunikasi yang baik, salah paham tidak akan selesai. Perlu ada komunikasi yang baik untuk meluruskannya. Jika tidak diselesaikan, salah paham dapat berkembang menjadi konflik. So, bagaimana cara menyikapinya?

1. Awali dengan kata maaf

      Jangan ragu untuk meminta maaf lebih dulu meski kenyataannya bukan kita yang salah. Kata maaf dapat meluluhkan dan melembutkan hati orang lain. Ibaratnya, kata maaf menjadi kunci pembuka pintu hati. Kita akan masuk ke dalam hati seseorang untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi. Namun sebelum masuk, kita perlu kunci untuk membuka pintu hatinya. Kata maaf ini dapat menjadi kunci untuk kita.

2. Bicaralah dengan halus

Usahakan untuk berbicara dengan cara yang halus. Gunakan nada yang lembut. Beri tekanan pada kata-kata tertentu yang menjadi kunci permasalahan utamma. Jika si lawan bicara yang merasa salah paham membalas dengan keras, jangan terbawa emosi. Tetaplah lembut. Tetaplah sabar.

3. Luruskan pelan-pelan

Meluruskan salah paham butuh proses. Pelan dan tidak perlu terburu-buru. Buat si lawan bicara merasa nyaman terlebih dulu. Jangan meluruskan sesuatu saat dia dalam keadaan lelah, marah, stress, atau emosi. Ciptakan suasana nyaman sebelum kita mengajak bicara untuk meluruskannya. Setelah suasana benar-benar nyaman, barulah kita coba meluruskan.

4. Diam atau mengalah

Terkadang, diam jauh lebih baik. Begitu pun mengalah. Bila situasi benar-benar tak bisa terselamatkan lagi hanya ada dua pilihan yaitu diam atau mengalah. Selamatkan situasi dengan sikap diam dan mengalah.

Fenomena salah paham, ternyata tidak saja terhadap orang lain, tetapi juga terhadap dirinya sendiri. Demikian pula, tidak mudah setiap orang mengenal sesuatu, tidak terkecuali adalah mengenal dirinya sendiri. Akibatnya, banyak orang atau bahkan semua orang, sering mengalami salah paham tidak saja terhadap orang lain, tetapi juga terhadap dirinya sendiri. Mereka merasa dirinya hebat, dikenal banyak orang, memiliki kesanggupan menjadi pemimpin misalnya, ternyata anggapannya itu keliru. Setelah benar-benar menjadi pemimpin, yang bersangkutan tidak bisa berbuat apa-apa. Kepemimpinannya gagal. Kasus tentang ini, jumlahnya cukup banyak, baik dialami oleh pemimpin birokrasi, politik, organisasi massa, bahkan juga pemimpin kampus. Kegagalannya itu disebabkan oleh salah paham itu, dan lebih celaka lagi, kesalah-pahaman itu ternyata terhadap dirinya sendiri. Oleh karena gejala salah paham itu adalah bersifat umum dan manusiawi.


Sumber Referensi :

https://www.kompasiana.com/latifahmaurintawigati/59bdb943a32cdd592f59e7b3/salah-paham-bagaimana-menyikapinya?page=all

https://uin-malang.ac.id/r/150101/fenomena-salah-paham.html

https://www.kompasiana.com/latifahmaurintawigati/59bdb943a32cdd592f59e7b3/salah-paham-bagaimana-menyikapinya

0 komentar:

Posting Komentar