Selasa, 02 November 2021

Dampak Dari Konformitas

 

Damak Dari Konformitas

Essay I Persyaratan Ujian Tengah Semester

Psikologi Sosial II

(Semester Ganjil 2021/2022)

Astin Lestari (20310410071)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A



Hasil penelitian yang dilakukan Zhou, Horrey & Yu (2009, p. 491) menunjukkan bahwa individu melakukan konformitas terhadap pejalan kaki lain saat akan menyeberang jalan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa individu menjadikan perilaku orang lain sebagai informasi untuk melakukan sesuatu. Mayers (2012, p. 253) menyatakan bahwa konformitas sebagai perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai akibat dari tekanan kelompok melalui pemenuhan, kepatuhan dan penerimaan.

Reber & Reber (2010, pp. 192- 193) menyatakan bahwa konformitas atau persetujuan sebagai kecenderungan membiarkan opini, sikap tindakan bahkan persepsi seseorang dipengaruhi opini, sikap dan tindakan dan persepsi orang lain Mayers (2012, p. 285) menyatakan bentuk dari pengaruh sosial yang berpengaruh pada seseorang untuk berkonformitas dengan orang lain yaitu pengaruh normatif dan Pengaruh informasional. Pengaruh normatif yang menyebabkan terjadinya konformitas berdasarkan pada keinginan individu untuk memenuhi harapan orang lain. Ditinjau dari informasional, konformitas terjadi ketika individu menerima bukti tentang kenyataan yang diberikan oleh orang lain. Pada konteks ini, individu meyakini informasi yang diterima sebagai hal yang benar.

Tingkat konformitas yang berlebihan mengurangi kebebasan dan kontrol individu terhadap dirinya sendiri. Mayers (2012, pp. 107-109) menyatakan bahwa remaja yang mempunyai tingkat konformitas tinggi akan lebih banyak tergantung pada aturan dan norma yang berlaku dalam kelompoknya, sebagai anggota kelompok identitas diri (self-identity) para remaja berkurang, mereka mengabdikan diri pada kelompok, seringkali merasa kepuasan dengan kesatuan bersama anggota lainnya. Konformitas yang dimiliki oleh siswa menyebabkan ketergantungan pada aturan dan norma yang berlaku dalam kelompok.

Siswa melakukan konformitas atau menjadikan perilaku negatif atau positif dari teman sebaya sebagai rujukan dalam bersikap. Setiap aktivitas negatif yang dilakukan, diatribusikan sebagai usaha kelompok sehingga merasa tidak bersalah karena dilakukan secara bersama. Kondisi ini menyebabkan remaja cenderung mengatribusikan setiap aktivitasnya sebagai usaha kelompok, bukan usahanya sendiri. Pernyataan ini sejalan dengan Kwon & Lease (2009) yang menyatakan niat anak untuk berperilaku conform pada norma kelompok persahabatan akan lebih besar ketika mereka sangat mengidentifikasi diri dengan kelompok mereka.

 

 

 

Referensi:

Bandura, A. (1978). Social learning theory of aggression. Journal of communication, 28(3), 12-29 Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology. United States of America: Pearson Education, Inc.

Baron., A. R., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Airlangga.

 Berger, C.R., Roloff, M.E., & Ewoldsen, D.R.R. (2015). The Handbook Of Communication Science. (D. S. Widowatie, Trans). Bandung: Nusa Media.

 Buss, A. H., & Mark, P. (1992). The agression quistionnaire. American Psychological Assosiation, Journal Of Personality and social Psychology, 6(3), 452-459

0 komentar:

Posting Komentar