Damak
Dari Konformitas
Essay
I Persyaratan Ujian Tengah Semester
Psikologi
Sosial II
(Semester
Ganjil 2021/2022)
Astin
Lestari (20310410071)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Hasil penelitian yang
dilakukan Zhou, Horrey & Yu (2009, p. 491) menunjukkan bahwa individu
melakukan konformitas terhadap pejalan kaki lain saat akan menyeberang jalan.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa individu menjadikan perilaku orang lain
sebagai informasi untuk melakukan sesuatu. Mayers (2012, p. 253) menyatakan
bahwa konformitas sebagai perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai akibat
dari tekanan kelompok melalui pemenuhan, kepatuhan dan penerimaan.
Reber & Reber
(2010, pp. 192- 193) menyatakan bahwa konformitas atau persetujuan sebagai
kecenderungan membiarkan opini, sikap tindakan bahkan persepsi seseorang
dipengaruhi opini, sikap dan tindakan dan persepsi orang lain Mayers (2012, p.
285) menyatakan bentuk dari pengaruh sosial yang berpengaruh pada seseorang
untuk berkonformitas dengan orang lain yaitu pengaruh normatif dan Pengaruh
informasional. Pengaruh normatif yang menyebabkan terjadinya konformitas
berdasarkan pada keinginan individu untuk memenuhi harapan orang lain. Ditinjau
dari informasional, konformitas terjadi ketika individu menerima bukti tentang
kenyataan yang diberikan oleh orang lain. Pada konteks ini, individu meyakini
informasi yang diterima sebagai hal yang benar.
Tingkat konformitas
yang berlebihan mengurangi kebebasan dan kontrol individu terhadap dirinya
sendiri. Mayers (2012, pp. 107-109) menyatakan bahwa remaja yang mempunyai
tingkat konformitas tinggi akan lebih banyak tergantung pada aturan dan norma
yang berlaku dalam kelompoknya, sebagai anggota kelompok identitas diri
(self-identity) para remaja berkurang, mereka mengabdikan diri pada kelompok,
seringkali merasa kepuasan dengan kesatuan bersama anggota lainnya. Konformitas
yang dimiliki oleh siswa menyebabkan ketergantungan pada aturan dan norma yang
berlaku dalam kelompok.
Siswa melakukan
konformitas atau menjadikan perilaku negatif atau positif dari teman sebaya
sebagai rujukan dalam bersikap. Setiap aktivitas negatif yang dilakukan,
diatribusikan sebagai usaha kelompok sehingga merasa tidak bersalah karena
dilakukan secara bersama. Kondisi ini menyebabkan remaja cenderung
mengatribusikan setiap aktivitasnya sebagai usaha kelompok, bukan usahanya
sendiri. Pernyataan ini sejalan dengan Kwon & Lease (2009) yang menyatakan
niat anak untuk berperilaku conform pada norma kelompok persahabatan akan lebih
besar ketika mereka sangat mengidentifikasi diri dengan kelompok mereka.
Referensi:
Bandura, A. (1978).
Social learning theory of aggression. Journal of communication, 28(3), 12-29
Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology. United States
of America: Pearson Education, Inc.
Baron., A. R., &
Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Airlangga.
Berger, C.R., Roloff, M.E., & Ewoldsen,
D.R.R. (2015). The Handbook Of Communication Science. (D. S. Widowatie, Trans).
Bandung: Nusa Media.
Buss, A. H., & Mark, P. (1992). The
agression quistionnaire. American Psychological Assosiation, Journal Of
Personality and social Psychology, 6(3), 452-459
0 komentar:
Posting Komentar