Membership
Dalam Group Mahasiswa
Essay
II Persyaratan Ujian Tengah Semester
Psikologi
Sosial II
(Semester
Ganjil 2021/2022)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Istilah dari membership
group dan reference group sendiri adalah pada awalnya dikenalkan oleh seorang
sosiolog Robert K. Merton pada tahun 1981. Dimana membership group merupakan
suatu kelompok sosial yang mana setiap anggotanya secara jelas dan pasti merupakan
anggota dan bagian dari kelompok sosial tersebut. Sedangkan menurut Soerjono
Soekanto, membership group merupakan kelompok sosial dimana setiap anggotanya
secara fisik menjadi bagian atau anggota kelompok tersebut.
Membership group juga
dikenal sebagai suatu kelompok yang keanggotaan, dimana pemilihan atau
penentuan anggotanya dapat dilakukan dengan berbagai macam prosedur seperti
tes, wawancara, seleksi, dan lain sebagainya. Para anggota membership group
saling melakukan interaksi dan hubungan satu sama lain untuk membentuk
kelompok-kelompok kecil mereka sendiri. Keanggotaan seseorang dalam membership
group biasanya diukur dari interaksi yang berlangsung dengan kelompok sosial
tersebut termasuk dengan para anggota yang lainnya, dimana menjadi salah satu ciri-ciri
hubungan sosial.
Dalam kelompok teman
sebaya (Peer group) akan memungkinkan individu untuk saling berinteraksi,
bergaul dan memberikan semangat dan motivasi terhadap teman sebayanya secara
emosional. Adanya ikatan secara emosional dalam kehidupan peer group akan
mendatangkan berbagai manfaat dan pengaruh yang besar bagi individu yang berada
dalam kelompok tersebut, termasuk dalam hal perilaku konsumtif terhadap
barang-barang bermerek yang dapat menunjukkan status dan menunjang gaya
hidupnya. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peer group adalah
sekelompok teman sebaya yang mempunyai ikatan emosional yang kuat dan mereka
dapat berinteraksi, bergaul, bertukar pikiran dan pengalaman dalam memberikan
pembentukan sikap dalam kehidupan sosial dan pribadinya.
Proses sosialisasi yang
terdapat pada peer group mahasiswa, berawal dari situasi di mana mereka
mengawali kuliah pertamanya. Karena adanya interaksi yang terjadi pada
mahasiswa ketika mereka bertemu di kampus, menyebabkan mereka lebih sering
menghabiskan waktu bersama, mulai dari kegiatan belajar di dalam kelas, ketika
istirahat di kantin kampus, dan lain sebagainya. Interaksi yang terus terjalin
melalui kebersamaan dengan teman-temannya tersebut yang menyebabkan
terbentuknya suatu pertemanan yang akrab seperti peer group (kelompok teman
sebaya), yang secara tidak langsung dapat membentuk suatu perilaku yang bisa
dikatakan sebagai perilaku konsumtif, hal ini dapat terlihat dari kebiasaan
mereka yang banyak menghabiskan waktu di tempat-tempat yang terbilang dapat
menunjukkan status dan gaya hidupnya dengan nongkrong bersama teman-temannya di
cafe, dan beberapa restoran cepat saji (fast food).
Sarwono (2008: 220)
mendefinisikan konformitas adalah kesesuaian antara perilaku individu dengan perilaku
kelompoknya atau perilaku individu dengan harapan orang lain tentang
perilakunya. Konformitas didasari oleh kesamaan antara perilaku dengan perilaku
atau antara perilaku dengan norma.
Referensi:
Soekanto, Soerjono.
2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soekanto,
Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Creswell, John W. 2012.
Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar