Daya
Juang Anak Pertama dalam Keluarga
Essay
1 Psikologi Lingkungan
(Semester Genap 2021/2022)
Rifa
Rufianti (20310410053)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Anak pertama merupakan
harapan baru bagi orangtuanya. Banyak tugas dan tanggung jawab yang dipikul
oleh anak pertama. Namun, meskipun seolah-olah anak pertama memiliki beban yang
sangat berat, mereka mampu melaluinya. Hal ini karena anak pertama memiliki
intelegensi yang lebih tinggi. Sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk
mencapai pendidikan yang lebih baik dan karir yang lebih bergengsi (Imtyaaz
& Cahyono, 2021). Banyak tantangan yang dilalui anak pertama. Mereka dituntut
segera bisa segalanya oleh orang tua. Anak pertama cenderung langsung
menerapkan apa yang dicontohkan orang tuanya. Meskipun dalam hal buruk
sekalipun. Namun, mereka akan segera dengan cepat memilah mana yang baik dan
mana yang tidak baik untuk dirinya.
Anak pertama kerap
mengalami kesulitan atas peran dan tanggung jawab yang dilekatkan pada diri
mereka karena lahir lebih awal daripada adik-adiknya (Imtyaaz & Cahyono,
2021). Seringkali anak pertama merasakan perjuangan yang tidak mudah atas
harapan dari orang tuanya. Bukan karena orang tua yang membebankan tugas dan
tanggung jawab yang berat. Namun, segala hal yang harus segera mereka pahami
membuat mereka sedikit terbebankan. Mereka kurang memiliki waktu yang panjang
apalagi bertele-tele dalam menyelesaikan sebuah peran di dalam keluarga. Anak
pertama dituntut memulai hal baru atas sebuah peran penting dalam keluarga dan
mampu segera menuntaskannya dengan maksima pula.
Pada dasarnya, lingkungan
keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama. Hal ini karena keluarga
merupakan tempat pertama seorang anak dalam menerima pendidikan dan bimbingan
(Bahurin, 2016). Dikatakan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak
berada di lingkungan keluarga. Wadah terbesar mereka untuk tumbuh dan
berkembang berada dalam lingkungan keluarga. Apalagi anak pertama yang dituntut
serba bisa dan serba segera mampu menyelesaikan tanggung jawab. Anak pertama cenderung
lebih peka atas pola asuh dan pendidikan orang tua. Hal ini karena mereka
memiliki standar yang tinggi dan menjadi lebih kritis atas diri mereka. Hal ini
berawal dari kesadaran atas ekspektasi orangtua terhadap dirinya. Harapan yang
ditunjukkan oleh orang tuanya akan dibaca anak pertama. Anak pertama akan
berusaha memaksimakan segala hal yang dibebankan orang tuanya terhadap dirinya.
Tidak mudah memang menjadi anak pertama. Namun, anak pertama akan menjadi
kebanggan dan contoh terhadap adik-adiknya atas segala hal yang telah ia lalui.
Dapat disimpulkan bahwa anak pertama merupakan posisi penting dan utama dalam keluarga. Mereka belajar lebih awal atas segala hal yang dicontohkan kedua orang tuanya. Harus mampu menjalankan segala peran dan tanggung jawab dalam keluarga. Beban terbesar dalam keluarga berada di pundak anak pertama. Namun, dengan segala kesadaran yang sempurna dalam diri anak pertama akan membuat mereka mampu menyelesaikan tanggung jawab dengan baik sesuai harapan orang tua. Mereka akan menjadi contoh adik-adiknya dalam perjuangannya. Oleh karena itu, jangan menyesal menjadi anak pertama. Anak pertama itu istimewa, se-istimewa harapan kedua orang tua.
Daftar
Pustaka
Bahurin,
H. (2016). Pendidikan anak dalam keluarga; Telaah epistemologis. PENDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 3(2).
Imtyaaz,
R., & Cahyono, R. (2021). Pengambilan keputusan pendidikan dan karir pada
anak pertama dengan orangtua. Berpreferensi
Buletin Penelitian Psikologi dan
Kesehatan Mental (BRPKM), 1(2), 1478-1495.
0 komentar:
Posting Komentar