Essay Persyaratan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Qho’issul Saufus Salfwa (20310410057)
Psikologi B
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta., M.A.
YUK KENALAN SAMA SAMPAH
Banyak aktivitas manusia yang jarang menghasilkan zat berupa residu yang terus menumpuk di alam. Sampah yang tidak berguna dan tidak diinginkan dalam jangka panjang merupakan masalah yang serius dan perlu dicegah serta ditangani secara serius. Sisa barang yang dibuang di alam biasa disebut dengan tong sampah. Sampah di alam merupakan masalah serius karena memiliki sifat berbahaya bagi makhluk lain yang tinggal di dekatnya. Limbah adalah bahan yang dibuang sebagai residu dari produksi industri atau swasta. Pengertian lainnya adalah benda yang tidak digunakan oleh makhluk hidup dan menjadi benda yang ditinggalkan dimana limbah ini sebaian besar terbuat dari hewan, tumbuhan bahkan manusia yang tidak terpakai dapat menjadi limbah sisa. Material yang tersisa berupa cairan, padat, atau gas, yang nantinya akan keluar secara alami. Sejumlah besar residu zat ini menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sampah sendiri dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik, tergantung dari sifatnya. Kedua sifat tersebut berkaitan dengan komposisi sampah sisa. Hal ini juga berkaitan dengan proses pembusukan zat-zat di alam. Sampah organik adalah sampah yang tersusun dari mikroorganisme dan produk berbahan dasar hayati yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Proses degradasi mikroba terjadi secara alami dimana contoh sampah jenis ini antara lain sampah dapur, sisa makanan, tepung, sayur-sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Tempat yang banyak menghasilkan sampah organik misalnya pasar tradisional yang menghasilkan sampah berupa sayur-sayuran dan buah-buahan dimana limbah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari produk non hayati, berupa produk sintetis, atau dari pengolahan bahan tambang, sebagian besar sampah jenis ini tidak mudah terurai oleh mikroorganisme alami dan membutuhkan waktu lama untuk terurai sempurna. Beberapa sampah anorganik dapat berupa produk tidak terpakai yang terbuat dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam, dan produknya. Contoh limbah tersebut adalah botol PET, kaleng, dna kardus.
Pengelolaan alternatif diperlukan untuk mengatasi masalah sampah secara keseluruhan. Tempat pembuangan sampah bukanlah alternatif yang layak karena tidak berkelanjutan dan menyebabkan masalah lingkungan. Padahal, alternatif-alternatif ini harus mengatasi semua masalah pembuangan limbah dengan mendaur ulang semua limbah yang dibuang ke dalam ekonomi masyarakat atau mengembalikannya ke alam untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam. Untuk mencapainya, kita perlu mengganti tiga asumsi dalam pengelolaan sampah dengan tiga prinsip baru diantara yaitu:
- Meminimalkan sampah harus menjadi prioritas utama dimana daripada berasumsi bahwa masyarakat akan menghasilkan lebih banyak sampah. Sampah yang dibuang harus dipisahkan untuk pengomposan atau daur ulang yang optimal dari setiap bagian, daripada dibuang di sistem pengolahan sampah campuran yang ada dan industri perlu mendesain ulang produk untuk memudahkan proses daur ulang produk tersebut dimana prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan aliran sampah.
- Pembuangan limbah campuran merusak dan mengurangi nilai bahan yang mungkin masih dapat diperoleh kembali salah satunya yaitu bahan organik dapat mencemari / mencemari bahan yang masih dapat didaur ulang, dan racun dapat merusak penggunaan keduanya. Selain itu, peningkatan porsi aliran limbah muncul dari produk sintetis dan produk yang tidak dirancang untuk daur ulang yang mudah. Harus disesuaikan dengan sistem daur ulang atau secara bertahap.
- Program sampah kota perlu disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil dan tidak bisa dibandingkan dengan kota-kota lain. Secara khusus, program di negara berkembang tidak boleh hanya mengikuti pola program yang berhasil dilaksanakan di negara maju, mengingat perbedaan kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Secara khusus, sektor informal (pengumpul atau pemulung) merupakan bagian penting dari sistem pengelolaan sampah saat ini, dan meningkatkan kinerjanya harus menjadi bagian penting dari sistem pengelolaan sampah di negara berkembang.
Daftar Pustaka:
Anwar, Hadi, 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sample Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hariyani, Prasetyo & Soemarno (2013). Scavengers Participation on WasteManagement In The Supit Urang Landfill, Mulyorejo, Sukun, Malang. JPAI, Vol4, No 1. ISSN: 2338 – 1671
Kardono, 2007. Integrated solid waste management in Indonesian. Proccedings of International Symposium on E Nugroho, Panji. 2013.
Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru PresscoTopia Scince 2007, ISETS07: 629 – 633
0 komentar:
Posting Komentar