Motivasi Warga Mengikuti Program Bank Sampah
Essay 2 Pra-syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan
Semester Ganjil (2022/2023)
Shafadita Putri Trisdianty/20310410042
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Sampah menjadi masalah yang tak bisa lepas dari
kehidupan manusia. UU RI No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
mengungkapkan bahwa Sampah ialah sisa dari pembuangan yang dihasilkan dengan
wujud cairan, padat yang dihasilkan dari rumah tangga maupun instansi. Meningkatnya
populasi manusia seiring dengan bertambahnya kegiatan membuat pola konsumsi
masyarakat juga berubah sehingga terjadi peningkatan sampah. Lingkungan akan
tercemar akibat timbunan sampah yang semakin meningkat 2-4% pertahun apabila
tidak diimbangi dengan memadainya sarana dan prasarana yang ada.
Permasalahan sampah menarik perhatian pemerintah
sehingga dibuatlah salah satu kebijakan auntuk menanggulangi sampah yakni
Program Bank Sampah yang juga menjadi salah
satu program andalan yang
digulirkan oleh kementrian lingkungan hidup serta sebagai parameter
pengukuran kota Adipura. Bank sampah menjadi pilihan karena bermanfaat terhadap
aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Keberlanjutan lingkungan suatu wilayah
terancam oleh masalah persampahan sehingga perlu upaya pengurangan sampah yang
menyeluruh. Penanganan sampah bisa dimulai dari tingkat rumah tangga sesuai
kebijakan dan realita di tengah masyarakat. Rasa memiliki dan tanggungjawab
terhadap sampah yang ditumbuhkan dalam diri sendiri menjadi permulaan konsep
penanganan sampah yang baik, Program Bank Sampah meyiapkan masyarakat dalam
perubahan pola penanganan sampah dari proses konvensional (kumpul-angkat-buang)
menjadi pola management modern yakni dengan menabung sampah dengan membangun prinsip
pikiran : “dahulu buang sampah bayar, dan sekarang buang sampah dibayar dan
berkah”. Dari hal itu, Bank Sampah sebagai pengelolaan sampah menjadi sahabat
yang bernilai guna.
Pengelolaan sampah saat ini memiliki permasalahan
utama yakni rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat. Bank Sampah yang
dikembangkan menawarkan banyak manfaat sehingga masyarakat diharapkan aktif
dalam proses pengelolaan Bank Sampah selaku suatu sistem kolektif. Karena sistemnya
terintegrasi, Bank sampah berpeluang memberikan keuntungan bagi masyarakat dari
proses penampungan, pemilahan, dan penyaluran sampah yang bernilai ekonomi,
sehingga kumpulan sampah tidak sia-sia dan mampu memberika untung yang lebih
untuk masyarakat.
Pemerintah sebagai fasilitator harus terlibat
dalam proses pembentukan dan pengelolaan bank sampah dari segi permodalan,
pendampingan maupun dalam proses pengelolaan sampah. Perubahan paradigma dalam
pengelolaan sampah dari konvensional menjadi partisipatif, diharapkan terjadi
dengan adanya peran tersebut. Pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga,
disortir secara pribadi, kelompok, komunitas dan atau instansi. Sampah yang telah
disortir berdasarkan ketentuan, selanjutnya diserahkan ke Bank Sampah. Kemudian
sampah yang diserahkan bisa ditukar dalam wujud uang langsung maupun dalam wujud
tabungan. Pihak Bank Sampah bekerjasama dengan pihak Bank konvensional sebagai penyedia
dana nasabah dengan pertimbangan banyaknya nasabah dan dana untuk pengelolaan.
Lalu apa motivasi warga
mengikuti atau menjadi bagian dari pengelola Bank Sampah? Selain berdampak positif bagi lingkungan
sekitar, berkurangnya beban pengeluaran dari pemanfaatan sampah juga menjadi
motivasi masyarakat menjadi bagian dari pengelola Bank Sampah. Motivasi lainnya
yakni adanya bank sampah mampu memotivasi perubahan perilaku, perubahan keadaan
lingkungan, dan cara berpikir masyarakat tentang permasalahan sampah di
lingkungannya. Kebersamaan dan partisipasi langsung dari masyarakat ialah hal
yang ditekankan dari adanya program Bank Sampah. Selain itu, Merangkul
masyarakat guna mengatasi permasalahan sampah, terciptanya lingkungan yang
layak huni, bersih, indah, asri dan nyaman, serta meningkatkan nilai tambah
ekonomi anggotanya dari Program Bank Sampah, meningkatkan kerukunan antarwarga,
dan meningkatkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya juga menjadi motivasi
warga menjadi bagian dari program Bank Sampah.
Pengelolaan bank sampah menjadi skema
pemberdayaan masyarakat berbasis masalah, karena pengelolaan bank sampah
berbasis komunitas mampu memotivasi masyarakat sebagai agen perubahan di
lingkungannya. Artinya, partisipasi masyarakat meningkat dengan memiliki rasa
tanggungjawab terhadap permasalahan lingkungan, contohnya persoalan mengenai
sampah.
Daftar Pustaka
Abdullah,
M. H., & Widhiyanta, N. (2019). Pengelolaan Dan Pengembangan Bank Sampah
Berbasis Kemanfaatan Dan Teknologi Informasi (Di Manukan Kulon Tandes
Surabaya). Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan
Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 636–640. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.378
Bintarsih
Sekarningrum, D. Y. dan S. S. (2017). Pengembangan Bank Sampah Pada Masyarakat
Di Bantaran Sungai Cikapundung. Universitas Padjadjaran, 1(5),
292–298. http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/download/16414/8010
Publik, D.
(2017). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Partisipasi Masyarakat Pada
Pengelolaan Bank Sampah Di Kecamatan Batu Aji – Kota Batam. Dialektika
Publik : Jurnal Administrasi Negara Universitas Putera Batam, 2(1),
1–15. https://doi.org/10.33884/dialektikapublik.v2i1.223
0 komentar:
Posting Komentar