TRADISI MAKAN BERSAMA SAAT MOMEN RELIGIUS IDUL
FITRI
Essay untuk Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan
Semester Ganjil (2022/2023)
Shafadita Putri Trisdianty/20310410042
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Tradisi berasal dari kata traditium yang artinya
segala sesuatu yang diwarisi dari masa lalu (Mugiyanto, 2004:2). Sedangkan menurut KBBI, tradisi ialah
kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan masyarakat dengan
penilaian atau anggapan bahwa paling baik dan benar. Menurut Koentjaraningrat (1981:80)
lima komponen religi diantaranya (1)emosi keagamaan, (2) sistem keyakinan, (3)
sistem ritus dan upacara, dan (4)peralatan ritus dan upacara, (5) umat agama.
Religiusitas terdiri dari unsur-unsur perbuatan khusus seperti: berdoa,
bersujud, bersaji, berkorban, makan bersama, menari dan menyanyi, berprofresi,
berseni-drama suci, berpuasa, bertapa dan bersemedi (Koentjaraningrat, 1981:80).
Makan bersama merupakan suatu unsur perbuatan penting dalam upacara banyak
religi dan agama di dunia.
Hari raya idul fitri yang jatuh setiap tanggal 1
syawal ialah momen yang paling ditunggu oleh umat muslim, apalagi setelah
menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. Tradisi yang tidak pernah
terlewatkan saat lebaran bagi setiap umat muslim yakni berkunjung ke rumah
kerabat, saudara, antarmasyarakat, dan juga makan bersama. Menurut Lawrence
& Plisco (2017) makan bersama menjadi ruang untuk berdiskusi, bercerita,
menyelesaikan masalah, bersenda gurau, memberikan dukungan, dan mengikuti
perkembangan setiap anggota keluarga. Banyak menu yang dihidangkan saat lebaran
yakni opor, rendang, dan kue-kue. Lezatnya menu yang dihidangkan membuat
suasana makan bersama semakin asik dan terasa menyenangkan.
Gambar diatas ialah contoh momen idul fitri
dimana keluarga berkumpul dalam satu ruangan, sambil bersenda gurau, bertukar
cerita, dan makan bersama. Permasalahannya ialah bagaimana jika ruang atau
tempat untuk makan bersama kurang bersih?
Pada dasarnya manusia dan lingkungan saling
berkaitan atau mempengaruhi, hal tersebut sesuai dengan topik Psikologi
Lingkangan. Psikologi lingkungan menurut Steg et al. (2019) adalah disiplin
ilmu dari cabang psikologi yang mempelajari keterkaitan antara manusia dan
lingkungan (buatan dan alamiah). Ini artinya psikologi lingkungan berusaha
menjelaskan pengaruh lingkungan buatan dan alamiah pada aspek perilaku,
perasaan, dan pikiran manusia. Saat idul fitri, orang-orang biasanya berlomba
untuk menunjukkan sesuatu yang baru misalnya baju, perhiasan, dan barang
lainnya, namun terkadang juga lupa memperhatikan kebersihan kenyamanan ruangan.
Semenarik apapun hidangan yang disajikan, hal yang tak luput dari perhatian
saat momen makan bersama idul fitri ialah kebersihan tempat. Mau seenak apapun dan
beraneka macampun yang disajikan tapi jika tempat untuk makan bersama tidak
mendukung, tentunya akan mengurangi rasa nyaman pada momen tersebut. Dan
sebaliknya, misal ruangan atau tempat sangat bersih namun sajiannya sederhana
malah membuat nyaman, apalagi dinikmati bersamaan dengan keluarga atau
orang-orang terkasih akan membuat hangat suasana.
REFERENSI
Iswahyuningtyas, C. E.
(n.d.). Makan Bersama: Pola Komunikasi Keluarga dan Pengambilan Keputusan
tentang Menu Makanan. In Komunikasi Kesehatan di Indonesia.
Shadiqi, M. (2021).
Catatan editor: Psikologi lingkungan sebagai fokus kajian dan perubahan baru di
Jurnal Ecopsy. Jurnal Ecopsy, 8(1), 1-4. doi:http://dx.doi.org/10.20527/ecopsy.2021.04.010
Village, B. L., &
District, S. (n.d.). Mangan Fajar ( Studi Etnografi Tentang Tradisi
Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Desa Bagas Lombang , Kecamatan Sipirok ,
Kabupaten Tapanuli Selatan ). 1063–1075.
0 komentar:
Posting Komentar