Tradisi Makan Bersama di Hari Raya Idul Fitri
Tulisan ini untuk Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu: Dra. Arundati Shinta, M. A
Oleh
Nama : Sofi Anggraini
NIM : 20310410065
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Tradisi
adalah kebiasaan mengatur tindakan dan perilaku manusia dalam suatu masyarakat
yang mencakup banyak nilai kehidupan yang berbeda dan nilai-nilai tersebut
menjadi satu kesatuan yang utuh dan tertata dalam suatu sistem kebudayaan
masyarakat. Nilai yang dimaksud berupa nilai budaya, agama, norma, aturan atau
hukum (Wulandari, 2009) (dalam Sari & Hudaidah, 2021). Tradisi yang biasa
dijumpai yaitu makan bersama, seperti gambar di atas. Alhamdulillah lebaran
tahun ini kami sekeluarga masih diberikan kesempatan untuk berkumpul dalam
merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan. Tradisi
makan bersama dilakukan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Makan bersama
menjadi salah satu cara untuk bersilaturahmi dengan keluarga maupun tetangga.
Makan bersama bahkan sudah menjadi tradisi secara turun temurun. Makan bersama
biasanya dilakukan setelah tradisi sanjo dilaksanakan. Tradisi sanjo
adalah kegiatan berkunjung kerumah
keluarga besar, kerabat, tetangga, dan teman yang dilakukan setelah sholat ied
lebaran idul fitri (Sari & Hudaidah, 2021).
Menurut
Psikolog Dra Ratih Ibrahim (dalam Triananda, 2015) makan bersama merupakan
momen kebersamaan yang sangat berharga, meski dianggap sepele atau sederhana namun,
kegiatan ini menyimpan dampak positif yang mampu menguatkan keharmonisan
keluarga. Makan bersama memiliki berbagai manfaat seperti, dapat meningkatkan
kesejahteraan emosional, memperbaiki pola makan, dan membantu mengembangkan
indera perasa. Studi menunjukkan bahwa makan bersama adalah salah satu cara
untuk mencapai kebahagiaan, karena makan dan bertemu dalam satu meja
menghubungkan dan memperkuat perasaan bersama. Psikolog dan ahli gizi pun
secara luas setuju bahwa makan bersama, memiliki efek yang baik untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan emosional terutama pada anak-anak dan remaja.
Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang makan secara
teratur bersama keluarga atau orang lain dapat meningkatkan pola makan yang
sehat yang memberikan nutrisi yang cukup dan dapat mencegah obesitas (Harahap,
2022).
Namun
dalam hal ini kita juga harus memperhatikan sampah pangan. Ada satu hal yang
kerap luput yaitu sampah sisa makanan hidangan lebaran yang tidak dimakan.
Seperti sisa nasi seperempat piring lagi, rendang yang tinggal dua gigit atau paha
ayam yang hanya digigit sekali karena keburu kekenyangan.. Dampak lingkungannya
tidak sepele, menyia-nyiakan makanan seperti membuang banyak bahan bakar, pupuk
kimia, air, lahan, dan tenaga kerja untuk memproduksinya. Mengenai makanan yang
terbuang, akar masalahnya ada di unit terkecil individu. Kita mengkonsumsi
lebih dari yang dibutuhkan tubuh kita. Mengontrol diri diperlukan, makan cukup
tak hanya sehat bagi tubuh, namun juga bijak dengan lingkungan (Irwansyah,
2018).
Harahap,
Devi. 2022. Ini Manfaatnya Makan Bersama. Mediaindonesia.com. 21 April.
Retrieved on May 17, 2022 from: https://mediaindonesia.com/weekend/487476/ini-manfaatnya-makan-bersama
Irwansyah,
Ade. 2018. Lebran dan Sampah Makanan Kita, Adakah Solusinya?. Watyutink.com.
11 Juni. Retrieved on May 17, 2022 from: https://www.watyutink.com/opini/Diperlukan-Pola-Konsumsi-dan-Produksi-Berkesinambungan
Sari,
Silvia Eka & Hudaidah. 2021. Tradisi Lebaran di Desa Kemang, Kabupaten Musi
Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Sambas. 3 (2), Desember, 172-180
Triananda,
Kharina. 2015. Psikolog Ungkap Alasan Pentingnya Bersantap Bersama Keluarga di
Rumah. Beritasatu.com. 4 Agustus. Retrieved on May 17, 2022 from: https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/296411/psikolog-ungkap-alasan-pentingnya-bersantap-bersama-keluarga-di-rumah
0 komentar:
Posting Komentar