Rabu, 27 September 2023

Essai 1 Meringkas Jurnal_IKE PRASETYANI_22310420127

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH  DENGAN PESAN JEPAPAH

Psikologi Lingkungan Essay 1 Meringkas Jurnal

Pengampu : Dr.Dra. Arundati Shinta MA



IKE PRASETYANI

NIM : 22310420127

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA 



Ringkasan Jurnal : “Peningkatan Pengetahuan dan  Kesadaran Masyarakat Tentang Pengelolaan Sampah  Dengan  Pesan Jepapah”

Topik

Jurnal ini membahas tentang peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dengan pesan Jepapah berupa Pengelolaan Sampah Mandiri dan Penjemputan Sampah Terpilah (PESAN JEPAPAH)

Sumber

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas)

 

Oleh : Dinda Clasissa Aulia, Harry Kiswanto Situmorang, Ahmad Fauzy Habiby Prasetya, Adhe Fadilla, Aisya Safira Nisa, Asiyah Khoirunnisa, Deo Farhan, Dwi Nur’aini Nindya, Hanisa Purwantari, Imelda Octaviani Dwi Jasmin, Johninda Aulia Akbar, Novi Mesrina Cicionta BR Ginting, Rifa Fadhilah Lubis, Zakyta Pangestiara G

 

Vol.1,No.1, April 2021, Hal. 62-70

DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1/5516

 

Program Studi Ilmu Kesehatan Maskarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia)

Permasalahan

Sampah yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan kerusakan di lingkungan, menimbulkan bau serta berisiko menimbulkan penyakit. Kerusakan lingkungan akibat sampah dapat terjadi dimulai dari sumber sampah. Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia sudah mampu mengangkut 100% sampahnya dari sampah yang dihasilkan (KLHK, 2019). Sedangkan Kota Depok yang merupakan salah satu daerah di kawasan Jabodetabek memproduksi 1.307 ton sampah per hari dan yang tertangani hanya 850 ton sampah per harinya (Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah, 2019). Akibatnya, sampah yang tidak tertangani tersebut akan mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Permasalahan sampah terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian hilir, proses dan hulu. Bagian hilir terletak pada pembuangan sampah yang terus menerus meningkat. Bagian proses terletak pada keterbatasan sumber daya dalam mengelola sampah, baik dari pemerintah maupun masyarakat sendiri. Bagian hulu terletak pada masih kurang optimalnya sistem yang diterapkan dalam pemrosesan akhir sampah (Mulasari, 2016).

Beberapa faktor yang menghambat sistem pengelolaan sampah yang dapat menjadi masalah adalah penyebaran dan kepadatan penduduk, sosial ekonomi, dan karakteristik lingkungan fisik, sikap, perilaku serta budaya yang ada di masyarakat (Sahil, 2016).

Tujuan

Untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman warga mengenai Pengelolaan Sampah Mandiri dan Penjemputan Sampah Terpilah

Isi

Salah satu upaya pemerintah untuk menangani permasalahan sampah rumah tangga adalah dengan membuat peraturan dan kebijakan yang dapat dijadikan landasan rujukan dalam pengelolaan sampah. Terdapat beberapa Peraturan Undang-Undang dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah terkait kegiatan Pengelolaan sampah. Contohnya adalah Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 T entang Pengelolaan Sampah, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 T entang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dan Pemerintah Daerah Kota Depok mengatur pengelolaan sampah di Kota Depok diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) Kota Depok Nomor 5 T ahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga Situ Pladen dipengaruhi oleh banyak faktor .

Apabila menggunakan pendekatan teori Lawrence Green, yang menjelaskan bahwa perilaku ditentukan atau dibentuk dari beberapa faktor, diantaranya:

(1.) Faktor Pendorong (predisposing factor). Faktor pendorong merupakan faktor yang berasal dari dalam individu yang memberikan alasan atau motivasi untuk perilaku tersebut (Green dan Kreuter, 2005). Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi (Damayanti, 2017).

(2.) Faktor Pendukung (enabling factor). Faktor pendukung merupakan anteseden untuk perubahan perilaku atau lingkungan yang memungkinkan motivasi atau kebijakan terkait lingkungan untuk direalisasikan (Green dan Kreuter, 2005). Faktor pendukung dapat mempengaruhi perilaku secara langsung maupun tidak langsung melalui lingkungan (Gielen et al, 2008). Faktor pendukung dapat meliputi ketersediaan sarana dan prasarana (Lestari, 2015; Priyoto, 2018), dan keterpaparan informasi (Nurhadyana, 2012). (3.) Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat merupakan faktor yang mengikuti perilaku yang memberikan penghargaan atau insentif berkelanjutan untuk ketekunan atau pengulangan perilaku (Green dan Kreuter, 2005). Faktor penguat mencakup petugas kesehatan, tokoh masyarakat, atau orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan (Nurdina, 2008), adanya kebijakan dan peran tokoh masyarakat (Lestari, 2015; Priyoto, 2018).

Dari hal diatas, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu diketahui menganai faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi perilaku membuang sampah sembarangan oleh masyarakat setempat dan mengetahui bagaimana caranya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sampah plastik guna menjaga kelangsungan Situ Pladen. Oleh karena itu dilakukan intervensi berupa Pengelolaan Sampah Mandiri dan Penjemputan Sampah Terpilah (PESAN JEPAPAH). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman warga mengenai Pengelolaan Sampah Mandiri dan Penjemputan Sampah Terpilah di kawasan Situ Pladen, Beji, Depok, meningkatkan partisipasi dan pengetahuan warga di sekitar Situ Pladen mengenai pentingnya pemilahan, pengelolaan, dan pemanfaatan sampah plastik dengan melakukan amati, tiru dan modifikasi program JEPAPAH yang telah berhasil sebelumnya di Jepara, serta meningkatkan kerja sama dan peran serta setiap warga dan para tokoh masyarakat sebagai support system dalam pelaksanaan Program PESAN JEPAPAH.

Metode

Metode dalam kegiatan intervensi ini dimulai dari analisis situasi dan menentukan prioritas masalah. Kemudian melakukan pengembangan instrumen dengan menggunakan kuesioner tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar. Setelah itu melakukan survey determinan yang mempengaruhi perilaku pengelolaan sampah. Sasaran dari kegiatan intervensi ini adalah warga di sekitar Situ Pladen. Lokasi yang digunakan untuk melangsungkan intervensi berada di Situ Pladen, Jalan Ridwan Rais, Kecamatan Beji, Kota Depok, dan dilaksanakan pada 28 Januari hingga 28 Februari 2021. Kegiatan intervensi dilakukan dengan pemberian poster kepada 30 responden. Setelah kegiatan intervensi dilakukan, diberikan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan responden dan mengetahui hasil yang diperoleh.

Hasil

Dari intervensi yang telah dilakukan, didapatkan simpulan sebagai berikut:

• Beberapa masalah di wilayah Situ Pladen yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu: kurangnya pengetahuan warga Situ Pladen tentang jenis dan pengelolaan sampah, kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah, hampir seluruh informan memiliki pendidikan terakhir SMP, tidak tersedianya tempat penampungan sampah sementara, kurangnya fasilitas pengangkut sampah ke TPA, tidak tersedianya tempat sampah di depan rumah warga, kurangnya SDM untuk mengangkut sampah, tidak adanya sosialisasi kebijakan terkait pengelolaan sampah dan kurangnya keterpaparan informasi mengenai pengelolaan sampah.

• Dari kesembilan masalah tersebut ditetapkan prioritas masalah menggunakan metode P AHO didapatkan masalah terbesar , yaitu kurangnya kesadaran warga Situ Pladen untuk mengelola sampah. Kemudian peneliti melakukan penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kesadaran warga Situ Pladen dalam melakukan pengelolaan sampah. Adapun sampel yang diambil merupakan sampel minimal, yaitu 30 responden.

• Intervensi yang dilakukan berupa pemberian edukasi dengan media poster dan stiker mengenai pengelolaan sampah. Sebelumnya, responden diminta untuk mengisi pre test dan setelah diberikan edukasi responden diminta untuk mengisi post test. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

 warga Situ Pladen mengenai pengelolaan sampah. Intervensi diberikan kepada seluruh responden secara door to door sehingga tidak ada perkumpulan warga. Hal lain yang juga dilakukan adalah memberikan tempat sampah kepada responden yang merupakan warga Situ Pladen sebanyak 3 (tiga) buah sebagai sarana untuk warga melakukan pemilahan sampah secara mandiri. Kemudian, memberikan tempat sampah besar kepada petugas kebersihan di Situ Pladen sebagai sarana untuk menampung sampah yang sudah dipilah sementara sebelum dibawa ke TP A. Intervensi dilakukan pada Minggu, 28 Februari 2021.

• Berdasarkan hasil pre dan post test, terdapat peningkatan pengetahuan warga Situ Pladen sebesar 42,6% setelah dilakukan intervensi berupa pemberian edukasi mengenai pengelolaan sampah.

Diskusi

Jurnal ini membahas masalah pengelolaan sampah dengan  Program Jepapah dan diharapkan bisa berjalan dan tetap sustain. Namun perlu disadari bahwa keberhasilan Program ini tidak lepas dari kerjasama setiap unit yang bersangkutan yaitu baik edukasi dan bimbingan pemerintah setempat dan partisipasi Ketua R T serta warga sebagai support system demi kelancaran pelaksanaan Program Pesan Jepapah.

 


 

 


0 komentar:

Posting Komentar