Rabu, 27 September 2023

Essai 1 Meringkas Jurnal_Siti Hanipah_22310410010

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI KECAMATAN DAHA SELATAN

Psikologi Lingkungan Essay 1 Meringkas Jurnal

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

SITI HANIPAH

22310410010

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Topik

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Sumber

Riswan, R., Sunoko, H,R,. & Hardiyato, A. (2012). PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN DAHA SELATAN," Jurnal Ilmu Lingkungan , vol. 9, tidak. 1, hal. 31-38.

Permasalahan

Sampah terus meningkat, disisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum optimal. Kecamatan Daha Selatan yang sebagian besar wilayahnya dilalui olehSungai Negara, sebagian masyarakatnya terbiasa membuang sampah secara sembarangan di sekitar rumah ataupun ke sungai.  

Tujuan

Untuk bertujuan untuk mengkaji pengelolaan sampah rumah tangga dan faktorfaktor yang berkorelasi, serta merencanakan pengelolaan sampah rumah tangga yang berbasis Masyarakat.

Isi

Pembuangan sampah rumah tangga secara sembarangan di sekitar rumah ataupun ke sungai telah menjadi kebiasaan Sebagian masyarakat di Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sehingga menimbulkan beberapa penyakit yang berbasis lingkungan serta mencemari Sungai Negara

   Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) secara teknis
operasional melalui Dinas Tata Kota dan
Lingkungan Hidup hanya mengelola sampah Pasar Negara yang terletak di Desa Bayanan Kecamatan Daha Selatan walaupun masih belum optimal, sedangkan
untuk sampah rumah tangga belum
dilaksanakan pengelolaannya. Di daerah pasar tersebut sudah disediakan 2 buah TPS dengan kondisi terbuka.

   Menurut Bebassari (2008), secara umum terdapat lima aspek penting dalam pengelolaan sampah yaitu teknologi, institusi, hukum/peraturan, pembiayaan dan partisipasi masyarakat.

Kebiasaan
   Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) salah satunya tidak membuang sampah secara sembarangan. Menurut Pramudya (2001) dalam Susilo (2008), terdapat dua jenis bencana
akibat rusaknya daya dukung lingkungan.
Pertama, kerusakan karena faktor internal yakni kerusakan yang berasal dari alam sendiri. Kedua, kerusakan karena factor eksternal yaitu kerusakan lingkungan yang
berasal dari perilaku manusia, seperti
limbah rumah tangga yang dibuang di sungai-sungai. Menurut Hadiwiyoto (1983), sikap mental atau perilaku merupakan salah satu faktor yang menimbulkan masalah sampah, sehingga sukar untuk dikendalikan.

   Dan pengetahuan tentang peraturan daerah persampahan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Selama ini Pemerintah Kabupaten HSS belum optimal dalam mensosialisasikan
Perda No. 5 tahun 2004 kepada Masyarakat
luas, sehingga banyak masyarakat tidak mengetahuinya. Jika peraturan tersebut benar-benar ditegakkan tentunya hal ini akan memberikan efek jera terhadap
masyarakat yang melanggarnya.

Metode

Penelitian ini menggunakan analisis data & analitik observasional.

Hasil

A.    Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Daha Selatan Aspek Kelembagaan. Pengelolaan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup, Tata Kota dan Perdesaan pada Bidang Kebersihan melalui Seksi Kebersihan dan Pertamanan. Keterlibatan pihak swasta yang diharapkan dalam kegiatan operasional persampahan meliputi tahap pengangkutan, pengelolaan serta pembuangan akhir, namun sampai saat ini belum ada yang ikut berpartisipasi.

Aspek Hukum dan Peraturan. Terdapat PERDA No. 5 tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan atas Penyelenggaraan Kebersihan dan Pengelolaan Persampahan. Peraturan daerah tersebut di antaranya mengatur tentang penyelenggaraan kebersihan lingkungan, ketentuan pembuangan dan pengelolaan sampah, retribusi sampah, serta sanksi hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten.

Aspek Teknis Operasional. Timbulan sampah rata-rata tiap rumah tangga sebesar 1,46 liter/orang/hari atau 0,38 kg/orang/hari, setara dengan kategori SNI 19-3964-1994 untuk satuan timbulan sampah kota sedang/kecil. Komposisi sampahnya terdiri dari : 47% sampah organik, 15% kertas, 22% plastik, serta 16% logam dan sebagainya. Sekitar 54,7% rumah tangga yang memiliki pewadahan, namun hanya 9% yang melakukan pemilahan. Pengetahuan dan penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) secara sederhana dilakukan oleh 35% rumah tangga, misalnya menggunakan produk isi ulang, menggunakan kembali kantong plastik tempat belanja, dan membuat vas bunga dari plastik.

Aspek Pembiayaan. Pendanaan bersumber pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebesar Rp. 3.780.000.000,- pertahun (0,74% dari total APBD). Hal ini tentunya belum mencukupi untuk menunjang kegiatan pengelolaan sampah, karena secara ideal dana yang diperlukan sekitar 5-10% dari APBD.

Aspek Peran Serta Masyarakat. Aspek ini sangat penting dalam melaksanakan pengelolaan sampah sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Merubah perilaku masyarakat adalah hal yang cukup sulit, namun jika dilakukan pembinaan secara terus-menerus maka hasilnya akan didapatkan walaupun perlu waktu puluhan tahun.

 

B.     Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Tingkat Pendidikan. Sebagian besar responden (53%) berpendidikan rendah (tidak sekolah, SD sederajat).

Tingkat Pendapatan. Didapatkan sekitar 60% responden berada pada tingkat pendapatan yang rendah (< 1 juta perbulan). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,603. Hal ini berarti tingkat pendapatan keluarga berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga.  

Perilaku terhadap Kebersihan
Lingkungan
. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi
sebesar 0,65. Hal ini berarti perilaku
terhadap kebersihan lingkungan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan
sampah rumah tangga.

Pengetahuan tentang Perda
Persampahan
. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar 0,646. Hal ini berarti pengetahuan tentang peraturan daerah persampahan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga.

Kesediaan Membayar Retribusi
Sampah
. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dengan koefisien korelasi
sebesar 0,577. Hal ini berarti kesediaan
membayar retribusi berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah
tangga. Di Kecamatan Daha Selatan belum
dilakukan pelayanan persampahan sehingga masyarakat belum diwajibkan membayar retribusi sampah rumah tangga.

 

C.    Perencanaan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat.

Suatu kegiatan akan dapat berjalan secara efektif dan efesien jika dilakukan melalui sebuah perencanaan yang matang.
Perencanaan merupakan proses dasar yang
digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana cara mencapainya.
Pengelolaan sampah berbasis Masyarakat
di Kecamatan Daha Selatan dapat diterapkan dengan menggunakan perencanaan yang bertipe Transaktif atau Pembelajaran Sosial.

Diskusi

   Telah diketahui bersama bahwa kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum optimal. Lalu dari penelitian tersebut kita mengetahui perencanaan-perencanaanuntuk di terapkan dalam pengelolahan sampah rumah tangga, ialah  Tipe perencanaan yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Daha Selatan adalah transaktif atau pembelajaran sosial. Dimulai dengan pemenuhan kebutuhan teknis
operasional yaitu pewadahan dan
pengomposan rumah tangga,
pemilahan sampah komunal, tempat
pengumpulan sampah desa untuk
didaur ulang, serta TPS kecamatan.
Kemudian meningkatkan peran serta masyarakat melalui pemberdayaan dan pendampingan oleh pengelola persampahan dan instansi terkait lainnya. Dan kita juga mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga yaitu Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, pengetahuan tentang peraturan persampahan dan kesediaan membayar retribusi sampah berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga.  

  

0 komentar:

Posting Komentar