Rabu, 27 September 2023

Essai 1 Meringkas Jurnal_NELSA AYUANTIKA_22310410070

PEMANFAATAN PENGURAIAN SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN

MIKROORGANISME MELALUI PIROLISIS MENJADI KOMPOS CAIR

Psikologi Lingkungan Essay 1 Meringkas Jurnal

Dosen Pengampu, Dr.Dra. Arundanti Shinta MA



NELSA AYUANTIKA

NIM 22310410070

Fakultas Psikologi Kelas SJ

Universitas Prolamasi 45 Yogyakarta 


 

Topik

 

Pemanfaatan penguraian sampah organik

 

Sumber

Suryaningsih V, Ferniah RS, Kusdiyantini E. 2018. Karakteristik morfologi, biokimia, dan molekuler Isolat khamir ik-2 hasil isolasi dari jus buah sirsak (Annona muricata L.).Jurnal Biologi. 7 (1) 18-25.

Supadma AAN, Arthagama DM. 2008. Uji formulasi kualitas pupuk kompos yang bersumber dari sampah organik dengan penambahan limbah ternak ayam, sapi, babi dan tanaman pahitan. Jurnal Bumi Lestari.Vol. 8 No. 2 hal. 113-121.

Yuniwati M, Iskarima F, Padulemba A. 2012. Optimasi kondisi proses pembuatan kompos dari sampah organik dengan cara fermentasi menggunakan EM4. Jurnal Teknologi. 5 (2) 172– 181.

 

Haji AG, Mas’ud AM, Lay BW,. Sutjahjo SW.2011. Pari G Karakterisasi asap cair hasil pirolisis sampah organik padat. Jurnal Teknologi. 4(2) 42-52.

 

Permasalahan

a. Bagaimana menguraikan sampah organik menggunakan mikroba melalui pirolisis ?

b. Bagaimana pemanfaatan sampah organik secara efektif ?

 

Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan dapat menguraikan sampah organik yang menumpuk di perkotaan dapat diolah menjadi kompos dalam bentuk cair sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan industri lainnya menggunakan mikroba secara efektif sehingga menurunkan angka penumpukan sampah diperkotaan pada khususnya.

 

 

Isi

Pengelolaan sampah dengan cara memilah sampah sesuai jenisnya sebenarnya sudah berjalan dengan baik, namun kurangnya pengetahuan masyarakat akan pengolahan sampah organik menjadikan pengelolaan sampah ini tidak berjalan efektif sehingga banyak terjadi penum-pukan sampah organik.

Terkait dengan hal tersebut, saat ini secara intensif dikembangkan material kemasan yang mudah diurai oleh mikroba dalam tanah yang disebut dengan bioplastik. Bioplastik mudah diurai karena biopolimernya dapat disintesis dari biomaterial yang relatif mudah diperbaharui sepertipati, selulosa, protein, lignin, dan kitosan. Dari beberapa bahan tersebut yang paling efisien digunakan adalah berbahan dasar pati karena, harganya murah, mudah diperoleh, dan dapat terkomposkan tanpa menghasilkan residu yang bersifat toksik. Namun, bioplastik berbasis pati memiliki karakterfisik dan mekanik yang tidak terlalu baik yaitu bersifat kaku dan rapuh sehingga perlu digunakan zat aditif untuk meningkatkan kualitasnya. Salah satu zat aditif yang dapat digunakan adalah bahan pemlastis, yaitu bahan organik yang berguna untuk memperkecil tingkat kekakuan dari polimer. Zat ini memiliki berat molekul rendah dan berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas suatu polimer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asap cair umumnya berwarna merah kecoklatan, dengan rendemen 22,87-34,67%, pH 3,8-4,8, dan total fenolik 6,15 x10-3-2,24 x10-2%. Peningkatan suhu pirolisis hingga 505 oC cenderung meningkatkan total senyawa fenolik. Analisis GCMS pada asap cair mengidentifikasi 61 senyawa, yaitu keton (17 senyawa), fenolik (14 senyawa), asam karboksilat (8 senyawa), alkohol (7 senyawa), ester (4 senyawa), aldehida (3 senyawa), dan lainnya 1 senyawa.

Ada dua alternatif yang dapat diajukan untuk memecahkan permasalahan limbah Organik yaitu pertama membuang limbah tersebut pada suatu tempat yang aman, dan yang Kedua mengolah limbah tersebut menjadi bahan yang bermanfaat. Mendaur ulang limbah Organik jauh lebih menguntungkan daripada tindakan pertama, dan telah biasa dilakukan pada Bidang pertanian yaitu untuk pupuk kompos Untuk mengatasi masalah penumpukan sampah organik serta proses pengolahan Kompos secara konvensional yang membutuhkan waktu lama dan tidak efektif, diusulkan Proses pengolahansampah organik menjadi kompos menggunakan EM4 (Effective Microorganism 4). Dengan cara ini diharapkan proses pembuatan kompos dapat berjalan lebih Efektif dan menghasilkan produk yang berkualitas. Kemampuan mikroorganisme untuk beradaptasi di dalam lingkungan ekstrem, Khususnya akibat cemaran logam berat telah banyak diteliti dan diaplikasikan untuk mereduksi Kontaminasi tersebut dari lingkungan. Berbagai jenis mikroorganisme, termasuk fungi dan Mekanisme reduksi yang dimiliki oleh mikroorganisme tersebut dapat dimanfaatkan untuk Mengendalikan pencemaran di lingkungan, khususnya akibat cemaran logam berat.

Mikoremediasi dapat menjadi salah satu instrumen untuk mengembalikan kualitas lingkungan Agar menjadi lebih baik sehingga lingkungan lebih produktif, aman, mampu memberikan Jaminan kesehatan bagi berbagai organisme yang bergantung dengannya, serta lingkungan Lestari yang dapat dikelola secara berkelanjutan. Instalasi tersebut paling tidak terdiri dari dua kolam utama, yaitu kolam yang tertutup (nyaris kedap udara) dan kolam yang dilengkapi dengan pompa aerasi. Pada kolam Tertutup, limbah akan diserbu oleh bakteri anaerob. Penggunaan reaktor pirolisis untuk menangani sampah padat akan memberi banyak Manfaat, terutama dapat menekan volume timbunan sampah di perkotaan. Di samping itu, Diperoleh manfaat dari produk yang dihasilkan yaitu berupa arang dan asap cair. Arang sudah Umum diketahui mempunyai banyak kegunaan. Arang selain bermanfaat sebagai sumber Energi, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembangun kesuburan tanah. Asap cair yang dihasilkan pada proses pirolisis sampah organik padat terlebih dahulu Dilarutkan dalam pelarut metanol untuk keperluan analisis kandungan kimianya dengan Teknik GCMS. Selama proses pirolisis terjadi penguapan berbagai macam senyawa kimia. Data asap cair yang dihasilkan pada proses pirolisis sampah organik padat Pirolisis merupakan proses pengarangan dengan cara pembakaran tidak sempurna Bahan-bahan yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Kebanyakan proses pirolisis Menggunakan reaktor bertutup yang terbuat dari baja, sehingga bahan tidak terjadi kontak Langsung dengan oksigen.

 

 

Metode

Secara ringkas, penulis berpendapat bahwa banyak perusakan lingkungan hidup adalah hasil dari proses pengambilan keputusan yang salah oleh konsumen, politikus, dan negosiator yang terlibat di dalam perselisihan lingkungan hidup.

 

Hasil

Karena itu, diajarkan kepada masyarakat untuk berpikir dan bertindak dalam hubungan dengan permasalahan yang ada berdasarkan permasalahan yang ada  Di dalam definisi ini terletak unsur-unsur dari sosialisasi, sistem penghargaan, pengalaman sejarah, struktur internal dan interaksi, serta pikiran dan perilaku individu. Dukungan bagi perilaku perusakan lingkungan hidup dapat ditemukan pada setiap wilayah ini.

 

Diskusi

Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah dengan cara menjadikannya kompos perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain karakteristik sampah (komposisi) yang digunakan. Faktor pengomposan yang mempengaruhi. Kondisi optimum untuk pengomposan. Bahan baku kompos sampah, tempat pengomposan, serta Penggunaan EM4 dalam pengomposan yang dilakukan. Semakin tinggi suhu pirolisis cenderung kadar total fenolnya semakin meningkat dan mencapai optimum pada suhu 505 C. Perlu dilakukan penelitian dengan keragaman bahan baku sampah organik yang rendah dan kadar airnya yang relatif homogen serta menggunakan sistem pendingin yang lebih baik agar diperoleh asap cair yang maksimum

 



0 komentar:

Posting Komentar