Rabu, 20 September 2023

Psi.Lingkungan : E1. Review Jurnal (Ahmad Faris Danardana 22310410080)

Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa- Dufa Kota Ternate

Essay 1

Psikologi Lingkungan

 


Ahmad Faris Danardana

22310410080

Dosen Pengampu: Dr.,Dra Arundati Shinta, M.A

 


 

Universitas Proklamasi ‘45 Yogyakarta

 

Topik

Pengelolaan sampah & Penanggulangan sampah.

Sumber

https://media.neliti.com/media/publications/89585-ID-sistem-pengelolaan-dan-upaya-penanggulan.pdf

Permasalahan

Kota Ternate adalah salah satu kota yang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup memicu meningkaknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan sebagainya di wilayah Ternate sehingga akan memicu meningkatnya produksi limbah buangan atau sampah. Timbunan sampah tersebut dapat menjadi tempat perkembangan penyakit dan menurunkan kualitas lingkungan serta menimbulkan gangguan estetika bila tidak ditangani dengan baik. Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengangkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, Dinas Kebersihan Kota Ternate (2012), sedangkan berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk Kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyiasakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA. Pola pengelolaan sampah di Kota Ternate yang masih menggunakan metode pengumpulan secara langsung (door to door) dan langsung di tampung di TPA di biarkan secara open dumping tanpa ada pengelolaan lanjutan, metode ini akan berdampak buruk karena dengan peningkatan jumlah penduduk pertahunnya juga meningkatnya jumlah timbulan sampah, sehingga lahan TPA yang mempunyai luas terbatas tidak dapat lagi menampung sampah.

Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan masalah sampah berkaitan erat dengan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas.

Isi

Kondisi Pengelolaan Persampahan di Kota Ternate Tahapan pengelolaan persampahan terdiri atas: pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan yang masing-masing sistem sangat mempengaruhi keberhasilan pengelolaan sampah di suatu kota. Dalam wilayah kota Ternate, permasalahan pengelolaan sampah juga tidak terlepas ketiga tahapan tersebut, antara lain yaitu:

Pengumpulan Sampah.

1) Sistim pengumpulan sampah belum maksimal diterapkan terutama sampah rumah tangga. Aktivitas pengumpulan hanya dilakukan pada kawasan permukiman ditepi jalan dan dilengkapi TPS dimana sampah terkumpul akan dengan mudah diangkut truk sampah. Untuk kawasan permukiman padat yang sulit dijangkau truk sampah atau jauh dari lintasan truk sampah. Kondisi ini hampir dijumpai diseluruh kawasan permukiman di Kota Ternate karena sebagai kota tua yang berkarakteristik geografi pantai dan gunung.

2) Keberadaan TPS sebagai sarana pengumpulan sampah sebelum diangkut ke TPA seringkali menjadi polemik, warga menolak penempatan TPS di depan rumah mereka. Banyak TPS yang dibangun Dinas Kebersihan Kota Ternate malah dibongkar warga. Kondisi TPS yang tidak berpenutup juga merupakan sumber bau busuk dan menjadi vektor penyakit.

3) Jumlah container sampah masih sangat terbatas, padahal timbulan sampah pasar sangat besar. Kekurangan mobil amrol mengakibatkan container sering terlambat diangkut ke TPA.

4) Tingkat partisipasi masyarakat rendah khususnya pengumpulan sampah. Hal ini bisa dijumpai dengan tidak adanya kelembagaan ditingkat masyarakat.

 

Pengangkutan Sampah.

Proses pengangkutan sampah berlangsung mulai dari TPS dan berakhir TPA atau tidak melalui trans depo.

1) Sarana pengangkutan sampah Dinas Kebersihan Kota Ternate sangat terbatas jumlahnya dan tidak sebanding dengan timbulan sampah yang dihasilkan warga Kota Ternate.

2) Kesejahtraan dan jaminan keselamatan kerja petugas penganggkut juga belum memadai padahal ujung tombak di lapangan adalah tenaga pengangkut.

3) Waktu pengangkutan sampah seringkali dilakukan pada puncak jam sibuk 7.00 – 9.00 dimana aktivitas warga/kondisi lalu lintas sudah ramai sehingga proses pengangkutan terganggu dan tidak maksimal.

 

Pemusnahan Sampah.

1) Pemusnahan sampah utama dilakukan di TPA, walau terdapat peluang pemusnahan awal di hulu (di permukiman) dengan sistim 3R ataupun sampah dipilah di transdepo sebelum masuk ke TPA. Meminimalisir volume sampah yang masuk ke TPA akan memperpanjang umur pakai TPA.

2) TPA masih menggunakan sistim Open Dumping yang tidak ramah lingkungan karena menimbulkan bau dan vector penyakit dari lalat dan tikus. 3) Pembuatan pupuk kompos sebagai salah satu bentuk nilai ekonomis sampah dan cukup siknifikan mengurangi volume sampah di TPA.

4) TPA Buku Deru-Deru merupakan satu- satunya tempat pemprosesan akhir sampah di Ternate masih sering menimbulkan masalah bau yang terbawa angin hingga kawasan.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yakni membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Sumadi Suryabrata, 1983). Teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini yakni: metode analisis Distribusi Frekuensi, yaitu mengolah data dengan berbagai perhitungan statistik sederhana misalnya: jumlah, selisih dan persentase data. Dengan data dan informasi yang didapat, maka dilakukan analisis terhadap sistem pengelolaan persampahan di Kota Ternate, Kelurahan Dufa-Dufa. Lokasi penelitian ini di wilayah Kota Ternate, Terdapat di Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara. Kelurahan Dufa-Dufa memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pusat pelayanan jasa & perdagangan skala kecamatan dan kelurahan yaitu: Pasar Tradisional Dufa-Dufa, Pasar Ikan Dufa-Dufa, pelabuhan, pertokoan skala local dan Jasa lembaga Keuangan Bank BRI dan Pegadaian dan Sport Center. (RTRW Kota Ternate 2010 - 2031). Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau lokasi penelitian melalui metode observasi dan kuisioner. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang gambaran karakteristik wilayah, kondisi wilayah dan sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa. Data primer yang digunakan meliputi: a) Timbulan sampah b) Pengelolaan persampahan, terdiri dari pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangannya. c) Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah. Adapun kegiatan penyebaran kuisioner dilakukan untuk medapatkan informasi terkait kondisi budaya sikap dan perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah, kondisi persampahan (timbulan dan karakteristik sampah serta sarana persampahan yang disediakan), Dalam penyebaran kuisioner dilakukan dengan teknik sampling yakni mengambil sampel dari populasi yang ada. Rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran/jumlah, yakni dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel minimal

N = ukuran populasi

a = Peluang kesalahan Perolehan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Teknik wawancara yang dimaksud adalah dengan cara bertanya langsung kepada responden sedangkan yang dimaksud teknik dokumentasi data adalah melakukan pengumpulan data berdasarkan dokumen-dokumen yang ada, baik berupa laporan (jurnal hasil penelitian), catatan, berkas, atau bahan-bahan tertulis lainnya yang merupakan dokumen resmi serta relavan terkait penelitian ini.

Hasil

Persoalan sampah tidak henti hentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Kota ternate adalah salah satu kota yang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup memicu meningkaknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan sebagainya di wilayah Ternate sehingga akan memicu meningkatnya produksi limbah buangan atau sampah. Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengngkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, dinas kebersihan Kota Ternate, (2012) sedangkan berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyisakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA. Meningkatnya produksi sampah tanpa sistem pengolahan yang tepat menjadi alasan tidak terciptanya lingkungan yang bersih. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis data distribusi frekuensi dengan dilakukan analisis terhadap sistem pengelolaan sampahan di Kelurahan Dufa- Dufa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengelolaan persampahan di Kota ternate belum cukup baik, beberapa faktor yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa masih mengalami permasalahan yakni budaya sikap dan perilaku masyarakat, timbunan dan karakteristik sampah, serta sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan akhir sampah.

Diskusi

Pola pengumpulan sampah Kota Ternate masih menggunakan metode individual langsung, metode individual tidak langsung dan metode komunal langsung. Beberapa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa, antara lain kepadatan dan penyebaran penduduk, karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi, budaya, sikap dan perilaku masyarakat. Model pengolahan sampah di Kota Ternate hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik perkotaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar