Pengelolaan
Sampah Berbasis “Zero Waste” Skala Rumah Tangga
Secara
Mandiri
Psikologi
Lingkungan Essay 1 Meringkas Jurnal
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Siti
Nurma Ria Ulfa
213104110174
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Topik |
Pengelolaan sampah, zero
waste, sampah, rumah tangga |
Sumber |
Jurnal Sains
dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227, Volume 4, Nomor 2, Juni 2012,
Halaman 101-113 |
Permasalahan |
Meningkatnya jumlah
sampah saat ini disebabkan oleh tingkat populasi dan standar gaya hidup,
peningkatan jumlah sampah terjadi seiring deret ukur sedangkan ketersediaan
lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, mengikuti deret hitung. Hal ini
mengakibatkan lahan TPA memiliki umur yang pendek karena tidak mampu lagi
menamooung sampah yang ada. |
Tujuan Penelitian |
Tujuan penelitian ini
dilakukan untuk menemukan solusi dalam masalah ini tentang
pengolahaan sampah secara mandiri di skala rumah tangga. |
Isi |
Konsep pengelolaan sampah
3R sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat, Konsep ini sangat
cocok diterapkan di negara berkembang yang karena keterbatasan teknologi maka
harus memberdayakan masyarakat sebagai pelaku yang menghasilkan sampah.
Namun, pada kenyataannya penerapan 3R dalam kehiddupan sehari-hari masih jauh
dari yang diharapkan. Prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R)
yang menjadi ujung tombak dalam menangani sampah dilingkungan masyarakat
seakan haya slogan yang tidak mengena. Sampah
adalah barang atau benda yang telah habis nilai manfaatnya. Definisi ini
menimbulkan kesan negative yang menjadikan sampah dipadang sebagai benda yang
harus segera disingkirkan dari halaman rumah dengan apapun
caranya. Tentu paradigma tentang pengertian sampah ini harus segera diubah
agar masyarakat memiliki kesadaran untuk mengola sampahnya masing-masing
sehingga permasalahan lingkungaan karena sampah datap terminimalisir.
Perubahan cara pndang masyarakat terhadap sampah sudah terjadi beberapa
wilayah di Yogyakarta seperti Dusun Sukunan, warga masyarakat tersebut
melakukan pengelolaan sampah secara komunal dengan menerapkan 3R.
Sampah dipisah masing-masing rumah lalu diangkut dan dikupulkan pada Tempat
Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang dibangun secara mandiri, Kemudian
setelah sampah terkumpul, sebagaian sampah dijual dan sebagaian lainnya
didaur ulang menajdi produk bermanfaat atau kerajinan. Pemberdayaan
masyarakat dalam mengelola sampah ini ternyata mampu mengurangi jumlah sampah
yang harus dibuang ke TPA Piyungan secara signifikan. Selain itu juga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat karena penjualan produk daur ulang yang
dihasilkan. Kesadaran lingkungan dan peran aktif masyarakat ini dapat muncul
karena pemahaman baru yang positif mengenai sampah. Pemahaman baru tersebut
adalah bahwa sampah merupakan barang sisa yang memiliki manfaat lain secara
ekomoni melalui pemilahan dan proses daur ulang. Pemberdayaan masyarakat
dalam mengola sampah secara komunal tidak selalu berjalan mulus. Prinsip nol
sampah atau zero waste merupakan konsep pengelolaan sampah
yang didasarkan pada kegiatan daur ulang (Recyle). Zero
waste pada dasarnya bukanlah pengelolaan hingga tidak ada lagi sampah yang
dihasilkan karena tidak ada aktivitas manusia yang tidak mengahsilkan
sampah, Namun, konsep ini menekankan pada upaya pengurangan
hingga nol jumlah sampah yang masuk ke TPA. |
Metode |
Dalam metode penelitian
ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu mengindentifikasi permasalahn berdasarkan data dan
fakta yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan Pustaka dan data
pendukung yang lain serta mencari alternatif pemecahan masalah, yaitu
memberikan deskripsi upaya pengolahan sampah rumah pada skala rumah tangga. |
Hasil |
Potensi Sampah yang dihasilkan dalam Rumah
Tangga. · Rumah
tangga merupakan komponen terkecil dari sumber pengahsilan sampah yang pada
suatu wilayah, jika dilihat dari volumenya timbulnnya sampah yang dihasilkan
dalam rumah tangga dihitung berdasarkan jumlah anggota yang ada. Pada
umunya satu rumah tanga terdiri dari 3-6 anggota kelurga. Jika
setiap orang menghasilkan sampah 7,5-15 liter/hari atau 1.5-3
kg/hari sampah yang dihasilkan dalam rumah tangga meliputi sampah
organis, anorganik dan sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) Pengolahan
sampah dalam rumah tangga. · Pemilihan
sampah. Pengelolaan sampah secara zero waste merupakan pengelolaan dengan
melakukan pemilahan pengomposan dan pengumpulan barang layak jual,
Hal ini dimaksud supaya jumlah sampah yang masuk TPA seminimal mungkin bahkan
hingga nol sampah. · Pengomposan
Sampah Organik. Sampah yang telah terpilah menajdi sampah basah dan kering
selanjutnya dilakukan pengelolaan yaitu pengomposan dan pengumpulan sampah
layak jual. Ada bebrapa Teknik mengolah sampah organic antara lain
pengomposan, pembuatan briket dan biogas. · Pengelolaan
Sampah Anorganik. Sampah anorganik rumah tangga secara umum dibagi menjadi
plastic, kertas, kaca, logam, dankain. Masing-masing sampah tersebut memiliki
nilai jual karena sampah ini masih bermanfaat sebagai bahan
daur ulang. · Pengelolaan
Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya. Sampah B3 merupakan salah satu
komponen sampah yang akan dihasilkan dalam rumah tangga walaupun volumenya
rendah yaitu sekitar 2%. Sampah B3 tidak dapat diolah atau dikelola oleh para
pelaku daur ulang karena sampah B3 termasuk dalam sampah spesifik yang
menurut UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah spesifik
adalah sampah yang karena sifat, kosentrasi , dan atau volume memerlukan
pengeloaan khusus. Keberhasilan
penyebaran informasi kepada anggota keluarga tergantung pada beberapa factor
, factor yang mempengaruhi partisipasi dalam pemilhan sampah rumah tangga
adalah Pendidikan, jenis kelamin, dan persepsi individu. |
Diskusi |
Membahas
topik Lingkungan Hidup tentang permasalahan dan pengeloaan sampah, sebenarnya
banyak cara yang untuk dilakukan dalam pengontrolannya, dari beberapa cara
diatas sangat mungkin bisa dilakukan dalam pengolahan dan
diterapkannya, walaupun masih ada beberapa barang yang mungkin
tidak dapat di daur ulang seperti sampah B3, akan tetapi sampah dari rumah
tangga yang termasuk dijenis sampah anorgani dan organic masih mampu untuk
didaur ulang yang dapat menghasilkan sebuah kerajinan tangan yang akan mendapatkan
nilai jual yang cukup lumayan bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf ekonomi
untuk masyarakat sekitar. Saya setuju dengan beberapa factor yang
mempengaruhi penyebaran informasi dalam pengelolaan sampah di era ini, bila
dalam Pendidikan belum mampu dilakukan, ada beberapa cara lain yang mampu
ditempuh seperti pemberdayaan masyarakat dalam pengelolan sampah, tidak hanya
sekolah Adiwiyata saja yang mampu dikembagkan lewat Pendidikan formal, akan
tetapi lewat. |
0 komentar:
Posting Komentar