Rabu, 14 Mei 2025

ESAI 8-KOMITMEN PRO LINGKUNGAN

Essai 8 : Membuat Komitmen Tentang Sampah

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA. 


Nama    : Farida Nurul Husna

NIM       : 23310410124

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Hidup Lebih Ramah Lingkungan, Dimulai dari Tempat Tinggal Kita

                Mencintai  lingkungan adalah bentuk dari rasa syukur kita terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya sekedar slogan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Perubahan dimulai dari hal kecil seperti kebersihan diri hingga lingkungan tempat kita tinggal. Tanpa kita sadari setiap aktivitas yang kita lakukan akan menyumbangkan sampah. Dari mulai aktivitas masak hingga aktivitas kantor. Saya pelan-pelan mengubah kebiasaan dan lebih memperhatikan dampak dari hal kecil yang sering kita anggap sepele yang justru akan membawa dampak yang besar. Agar kita bisa hidup lebih selaras dengan alam untuk di masa sekarang dan masa yang akan datang. Melalui tulisan ini, saya akan berbagi bagaimana usaha saya untuk komitmen pro lingkungan mulai dari rumah, tantangan yang dihadapi, dan dampak yang dirasakan.

              Melakukan komitmen pro lingkungan bukanlah hal yang mudah dan instan, perlu diawali dari kesadaran diri. Diawali dari rasa tidak nyaman ketika melihat sekitar kita banyak sampah yang dihasilkan dan tidak dikelola dengan baik, justru hanya akan menyebabkan penumpukan yang tidak ada ujungnya. Dari sampah dapur, botol plastik, dan kantong belanja. Mulai dari situ saya berusaha membuat komtimen pro lingkungan agar hidup saya lebih sehat dan tenang. Saya memulai dari membawa kantong belanja sendiri dari rumah yang berbahan ramah lingkungan dan memilih barang yang bisa dipakai ulang. Komitmen ini adalah bentuk jawab kita terhadap bumi tempat kita tinggal dan demi keberlangsungan hidup utuk generasi yang akan datang.

              Dalam kehidupan sehari-hari tidak lupa untuk memilah sampah yang akan kita hasilkan, dari sampah organic dan anorganik. Dulu saya buang jadi satu kantong plastik, tetapi sekarang saya pisahkan agar lebih mudah di kelola dan tidak menyulitkan petugas TPS. Untuk botol-botol plastik saya memang sudah mengurangi dan menggunakan tumbler untuk bekal minuman. Kalaupun ada sampah botol plastik saya kumpulkan dan diberikan ke pengepul agar dikelola mereka, itu juga bentuk Upaya membantu perekonomian mereka dari sampah menjadi bernilai. Saya juga memelihara tanaman hias di rumah agar suasana lebih asri.

              Tantangannya adalah ketika saya lupa membawa tumbler atau kantong belanja ketika keluar rumah. Selain itu lingkungan sekitar saya yang masih kurang pemahaman tentang cara memperlakukan sampah. Dari situ saya pelan-pelan memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah yang baik, tetapi tidak hanya sekedar pandai berbicara, saya juga memberikan contoh sebagai action nyata. Yang utama adalah merubah mindset mereka tentang sampah. Yang terpenting adalah kitab isa konsisten dalam menjalankan komitmen ini.

              Dampak positifnya adalah ada perasaan puas dan nyaman ketika di tempat tinggal kita bersih dan tertata karena tidak ada sampah yang menumpuk. Setiap langkah kecil yang kita ambil itu berarti karena kita sedang membentuk gaya hidup yang lebih sadar dan peduli. Dari tempat paling dekat, kita bisa memberi dampak besar. Karena bumi butuh kita semua dan perubahan dimulai dari rumah.

             

LINK YOUTUBE

 https://youtube.com/shorts/a2VOU0L_Mxw?feature=share


0 komentar:

Posting Komentar