Essai 8 : Membuat
Komitmen Tentang Sampah
Psikologi
Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Nama :
Farida Nurul Husna
NIM :
23310410124
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Hidup Lebih Ramah Lingkungan, Dimulai dari Tempat Tinggal Kita
Mencintai lingkungan
adalah bentuk dari rasa syukur kita terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga
kebersihan lingkungan bukan hanya sekedar slogan, tetapi merupakan tanggung
jawab bersama. Perubahan dimulai dari hal kecil seperti kebersihan diri hingga
lingkungan tempat kita tinggal. Tanpa kita sadari setiap aktivitas yang kita
lakukan akan menyumbangkan sampah. Dari mulai aktivitas masak hingga aktivitas
kantor. Saya pelan-pelan mengubah kebiasaan dan lebih memperhatikan dampak dari
hal kecil yang sering kita anggap sepele yang justru akan membawa dampak yang
besar. Agar kita bisa hidup lebih selaras dengan alam untuk di masa sekarang
dan masa yang akan datang. Melalui tulisan ini, saya akan berbagi bagaimana
usaha saya untuk komitmen pro lingkungan mulai dari rumah, tantangan yang
dihadapi, dan dampak yang dirasakan.
Melakukan
komitmen pro lingkungan bukanlah hal yang mudah dan instan, perlu diawali dari
kesadaran diri. Diawali dari rasa tidak nyaman ketika melihat sekitar kita
banyak sampah yang dihasilkan dan tidak dikelola dengan baik, justru hanya akan
menyebabkan penumpukan yang tidak ada ujungnya. Dari sampah dapur, botol
plastik, dan kantong belanja. Mulai dari situ saya berusaha membuat komtimen
pro lingkungan agar hidup saya lebih sehat dan tenang. Saya memulai dari membawa
kantong belanja sendiri dari rumah yang berbahan ramah lingkungan dan memilih
barang yang bisa dipakai ulang. Komitmen ini adalah bentuk jawab kita terhadap
bumi tempat kita tinggal dan demi keberlangsungan hidup utuk generasi yang akan
datang.
Dalam kehidupan
sehari-hari tidak lupa untuk memilah sampah yang akan kita hasilkan, dari
sampah organic dan anorganik. Dulu saya buang jadi satu kantong plastik, tetapi
sekarang saya pisahkan agar lebih mudah di kelola dan tidak menyulitkan petugas
TPS. Untuk botol-botol plastik saya memang sudah mengurangi dan menggunakan
tumbler untuk bekal minuman. Kalaupun ada sampah botol plastik saya kumpulkan
dan diberikan ke pengepul agar dikelola mereka, itu juga bentuk Upaya membantu
perekonomian mereka dari sampah menjadi bernilai. Saya juga memelihara tanaman
hias di rumah agar suasana lebih asri.
Tantangannya
adalah ketika saya lupa membawa tumbler atau kantong belanja ketika keluar
rumah. Selain itu lingkungan sekitar saya yang masih kurang pemahaman tentang
cara memperlakukan sampah. Dari situ saya pelan-pelan memberikan edukasi
tentang pengelolaan sampah yang baik, tetapi tidak hanya sekedar pandai
berbicara, saya juga memberikan contoh sebagai action nyata. Yang utama adalah
merubah mindset mereka tentang sampah. Yang terpenting adalah kitab isa konsisten
dalam menjalankan komitmen ini.
Dampak positifnya
adalah ada perasaan puas dan nyaman ketika di tempat tinggal kita bersih dan
tertata karena tidak ada sampah yang menumpuk. Setiap langkah kecil yang kita ambil
itu berarti karena kita sedang membentuk gaya hidup yang lebih sadar dan peduli.
Dari tempat paling dekat, kita bisa memberi dampak besar. Karena bumi butuh
kita semua dan perubahan dimulai dari rumah.
LINK YOUTUBE
https://youtube.com/shorts/a2VOU0L_Mxw?feature=share
0 komentar:
Posting Komentar