ESSAY
UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Faiz
Iqbal Fauzi
24310420038
Saat
ini permasalahan sampah di Indonesia terus meningkat di lingkungan masyarakat,
sehingga menuntut kepada seluruh masyarakat bahwa perlu adanya strategi
pengelolaan yang tepat. Strategi pengelolaan sampah ini tidak hanya efektif
secara teknis, tetapi juga membangun kesadaran ekologis. Dengan meningkatnya
jumlah sampah yang dihasilkan, penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan
hierarki pengelolaan limbah. Berdasarkan gambar dalam soal menunjukkan hierarki
pengelolaan limbah oleh Chowdhury et al., (2014), memberikan panduan tentang
langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampak negative limbah
terhadap lingkungan. Langkah-langkah tersebut disusun dengan urutan: prevention,
reuse, reduce, recycling, energy recovery, dan disposal.
Langkah
pertama, prevention atau pencegahan merupakan strategi pengelolaan
limbah yang paling utama dan disarankan. Strategi ini sebagai bentuk mencegah
timbulnya sampah sejak awal. Contoh perilaku pencegahan ini bisa dengan
mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja
sendiri. Selain itu, bisa juga dengan menghindari membeli makanan dalam kemasan
plastik. Selanjutnya, reuse atau penggunaan kembali merupakan strategi
mendorong penggunaan kembali barang-barang yang masih layak pakai agar dapat
mengurangi jumlah sampah. Contoh perilaku reuse adalah menggunakan botol
air minum yang dapat diisi ulang daripada membeli botol plastik yang sekali
pakai. Kemudian kita juga bisa dengan mengubah barang-barang bekas, seperti
kaleng atau kardus menjadi kerajinan tangan yang bisa digunakan ataupun
diperjualbelikan. Reduce atau pengurangan yang berarti mengurangi
penggunaan barang yang berpotensi menjadi sampah. Contoh perilaku reduce
bisa dengan memilih produk isi ulang atau menghindari barang sekali pakai. Kita
juga bisa dengan menghindari pembelian barang yang kiranya tidak diperlukan.
Langkah selanjutnya, recycling atau daur ulang adalah proses mengolah
kembali bahan-bahan yang sudah tidak terpakai menjadi produk baru. Contoh
perilaku recycling adalah mengumpulkan dan memisahkan sampah plastik,
kertas, dan logam untuk didaur ulang. Tidak hanya itu, kita juga bisa
menggunakan produk daur ulang, seperti koran bekas yang bisa dijadikan kertas
daur ulang.
Setelah
langkah-langkah tersebut dilakukan, limbah dapat digunakan sebagai sumber
energi melalui energy recovery. Energy recovery atau pemulihan
energi adalah langkah yang dilakukan dengan menggunakan limbah untuk
menghasilkan energi. Contoh perilaku energy recovery adalah menggunakan
limbah organic untuk membuat biogas yang dapat digunakan sebagi sumber energi.
Selain itu, bisa dengan membangun fasilitas pembangkit listrik dari sampah
untuk memanfaatkan limbah sebagai sumber energi. Langkah terakhir jika semua
cara tidak memungkinkan, limbah dibuang secara aman (disposal). Disposal
atau pembuangan akhir adalah pilihan terakhir karena hanya membuang tanpa
memberi manfaat, biasanya untuk residu atau limbah yang tidak bisa diolah lagi.
Contoh perilaku disposal adalah membuang sampah ke tempat pembuang akhir
(TPA) dengan cara yang benar, dan menghindari pembuangan limbah berbahaya
secara sembarangan.
Model Chowdhury et al. mengenai hierarki
pengelolaan limbah memberikan panduan yang jelas, walaupun demikian masih
terdapat kritik terhadap urutan prioritas tersebut. Salah satunya adalah posisi
energy recovery yang berada di peringkat 5. Namun sebagian juga
berpendapat bahwa energy recovery harus diletakkan di posisi pertama. Dengan
cara ini, masyarakat akan lebih termotivasi untuk membuang sampah dengan benar,
karena mereka tahu bahwa limbah tersebut akan langsung diolah menjadi energi. Hal
itu dikarenakan melihat bagaimana efektivitasnya dalam menghasilkan energi dari
sampah. Selain itu, dari perspektif psikologi lingkungan sendiri pandangan ini
bisa berdampak negative pada perilaku masyarakat. Jika masyarakat merasa cukup
untuk membuang sampah ke incinerator tanpa harus memilah atau mengurangi, maka
motivasi melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) akan menurun drastis. Komentar
saya dalam konteks pengelolaan limbah ini penting untuk mempertimbangkan
bagaimana masyarakat dapat memahami dan merespons setiap langkah dalam hierarki
tersebut. Kritik dalam jurnal tersebut mencerminkan bahwa tantangan yang
dihadapi dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah
yang berkelanjutan. Setiap masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana setiap langkah dalam hierarki tersebut. Jika hanya fokus pada
energy recovery saja tanpa memperhatikan langkah-langkah sebelumnya, itu akan
membuat kita kehilangan rasa sadar yang lebih baik terhadap lingkungan. Sebagai
generasi muda, ini adalah tantangan yang harus kita hadapi untuk bisa
meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah.
Daftar
Pustaka
Ajzen,
I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50(2), 179-211.
Chowdhury,
A.H., Mohammad, N., Ul Haque, Md.R. & Hossain, T. (2014). Developing
3Rs strategy for waste management. IOSR-JESTFT, 8(5), Ver. I, pp. 09-18.
Clayton,
S., & Myers, G. (2015). Conservation Psychology: Understanding and
Promoting Human Care for Nature. Wiley-Blackwell.
0 komentar:
Posting Komentar