Senin, 12 Mei 2025

ESSAY 9_UJIAN TENGAH SEMESTER_FAIZ IQBAL FAUZI_24310420038

 

ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 

 

Faiz Iqbal Fauzi

24310420038


Saat ini permasalahan sampah di Indonesia terus meningkat di lingkungan masyarakat, sehingga menuntut kepada seluruh masyarakat bahwa perlu adanya strategi pengelolaan yang tepat. Strategi pengelolaan sampah ini tidak hanya efektif secara teknis, tetapi juga membangun kesadaran ekologis. Dengan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan, penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan hierarki pengelolaan limbah. Berdasarkan gambar dalam soal menunjukkan hierarki pengelolaan limbah oleh Chowdhury et al., (2014), memberikan panduan tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampak negative limbah terhadap lingkungan. Langkah-langkah tersebut disusun dengan urutan: prevention, reuse, reduce, recycling, energy recovery, dan disposal.

Langkah pertama, prevention atau pencegahan merupakan strategi pengelolaan limbah yang paling utama dan disarankan. Strategi ini sebagai bentuk mencegah timbulnya sampah sejak awal. Contoh perilaku pencegahan ini bisa dengan mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja sendiri. Selain itu, bisa juga dengan menghindari membeli makanan dalam kemasan plastik. Selanjutnya, reuse atau penggunaan kembali merupakan strategi mendorong penggunaan kembali barang-barang yang masih layak pakai agar dapat mengurangi jumlah sampah. Contoh perilaku reuse adalah menggunakan botol air minum yang dapat diisi ulang daripada membeli botol plastik yang sekali pakai. Kemudian kita juga bisa dengan mengubah barang-barang bekas, seperti kaleng atau kardus menjadi kerajinan tangan yang bisa digunakan ataupun diperjualbelikan. Reduce atau pengurangan yang berarti mengurangi penggunaan barang yang berpotensi menjadi sampah. Contoh perilaku reduce bisa dengan memilih produk isi ulang atau menghindari barang sekali pakai. Kita juga bisa dengan menghindari pembelian barang yang kiranya tidak diperlukan. Langkah selanjutnya, recycling atau daur ulang adalah proses mengolah kembali bahan-bahan yang sudah tidak terpakai menjadi produk baru. Contoh perilaku recycling adalah mengumpulkan dan memisahkan sampah plastik, kertas, dan logam untuk didaur ulang. Tidak hanya itu, kita juga bisa menggunakan produk daur ulang, seperti koran bekas yang bisa dijadikan kertas daur ulang.

Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, limbah dapat digunakan sebagai sumber energi melalui energy recovery. Energy recovery atau pemulihan energi adalah langkah yang dilakukan dengan menggunakan limbah untuk menghasilkan energi. Contoh perilaku energy recovery adalah menggunakan limbah organic untuk membuat biogas yang dapat digunakan sebagi sumber energi. Selain itu, bisa dengan membangun fasilitas pembangkit listrik dari sampah untuk memanfaatkan limbah sebagai sumber energi. Langkah terakhir jika semua cara tidak memungkinkan, limbah dibuang secara aman (disposal). Disposal atau pembuangan akhir adalah pilihan terakhir karena hanya membuang tanpa memberi manfaat, biasanya untuk residu atau limbah yang tidak bisa diolah lagi. Contoh perilaku disposal adalah membuang sampah ke tempat pembuang akhir (TPA) dengan cara yang benar, dan menghindari pembuangan limbah berbahaya secara sembarangan.

 Model Chowdhury et al. mengenai hierarki pengelolaan limbah memberikan panduan yang jelas, walaupun demikian masih terdapat kritik terhadap urutan prioritas tersebut. Salah satunya adalah posisi energy recovery yang berada di peringkat 5. Namun sebagian juga berpendapat bahwa energy recovery harus diletakkan di posisi pertama. Dengan cara ini, masyarakat akan lebih termotivasi untuk membuang sampah dengan benar, karena mereka tahu bahwa limbah tersebut akan langsung diolah menjadi energi. Hal itu dikarenakan melihat bagaimana efektivitasnya dalam menghasilkan energi dari sampah. Selain itu, dari perspektif psikologi lingkungan sendiri pandangan ini bisa berdampak negative pada perilaku masyarakat. Jika masyarakat merasa cukup untuk membuang sampah ke incinerator tanpa harus memilah atau mengurangi, maka motivasi melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) akan menurun drastis. Komentar saya dalam konteks pengelolaan limbah ini penting untuk mempertimbangkan bagaimana masyarakat dapat memahami dan merespons setiap langkah dalam hierarki tersebut. Kritik dalam jurnal tersebut mencerminkan bahwa tantangan yang dihadapi dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Setiap masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana setiap langkah dalam hierarki tersebut. Jika hanya fokus pada energy recovery saja tanpa memperhatikan langkah-langkah sebelumnya, itu akan membuat kita kehilangan rasa sadar yang lebih baik terhadap lingkungan. Sebagai generasi muda, ini adalah tantangan yang harus kita hadapi untuk bisa meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah.

Daftar Pustaka

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179-211.

Chowdhury, A.H., Mohammad, N., Ul Haque, Md.R. & Hossain, T. (2014). Developing 3Rs strategy for waste management. IOSR-JESTFT, 8(5), Ver. I, pp. 09-18.

Clayton, S., & Myers, G. (2015). Conservation Psychology: Understanding and Promoting Human Care for Nature. Wiley-Blackwell.

 

0 komentar:

Posting Komentar