Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Pantai Desa Rumahtiga Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon
Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta ., M.A
Putri Devi Santika - 23310410101
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
TOPIK
|
Perilaku
Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah di Pantai |
SUMBER
|
JURNAL
PENDIDIKAN GEOGRAFI UNPATTI Volume 1 Nomor 1 April 2022 (27 – 36). Available
at https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jpgu (online) |
PERMASALAHAN
|
Kurangnya kesadaran dan perilaku
positif masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir, khususnya di
Desa Rumahtiga. Sehingga menimbulkan permasalahan yang terjadi di wilayah
pesisir yaitu timbunan sampah yang terus meningkat akibat aktifitas masyarakat dan pemukiman di sekitar
pantai. Hal ini terjadi karena kurangnya
pemahaman masyarakat tentang jenis-jenis sampah (organik dan
anorganik) dan cara pengelolaannya. Karena
pemahaman yang kurang mengenai pengelolaan sampah maka terjadilah kebiasaan
membuang sampah sembarangan, termasuk ke laut, yang berpotensi
mencemari lingkungan. Hal ini juga
disebabkan karena keterbatasan sarana prasarana pengangkutan dan
pengolahan sampah yang mendukung perilaku masyarakat. Hal-hal diatas juga terjadi karena minimnya kesadaran akan pentingnya
pengelolaan sampah yang baik, meskipun ada sosialisasi dari pemerintah
tetapi pengelolaan sampah belum dilakukan. |
TUJUAN
PENELITIAN |
Mengetahui dan menganalisis perilaku masyarakat
terkait pengetahuan, kebiasaan, dan pengolahan sampah |
ISI |
1. Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah.Sebagian besar masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah rumah tangga antara organik dan anorganik.Sehingga banyak warga masih membuang sampah langsung ke laut atau ke pantai, yang menjadi kebiasaan karena kurangnya kesadaran dan fasilitas pendukung. 2. Pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang baik masih rendah. Sehingga masyarakat belum memahami pentingnya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah. Edukasi dan penyuluhan dari pemerintah dianggap belum optimal, sehingga belum terjadi perubahan perilaku signifikan. 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana sehingga terdapat kekurangan fasilitas pengelolaan sampah, seperti tempat sampah umum, armada pengangkut, dan TPS (Tempat Penampungan Sementara). Hal ini membuat masyarakat kesulitan mengelola sampah secara benar dan akhrinya mendorong perilaku membuang sampah sembarangan. 4. Kebiasaan membuang sampah ke pantai menyebabkan penurunan kualitas lingkungan pesisir, pencemaran air laut, dan terganggunya ekosistem laut. Pantai yang kotor juga berdampak pada penurunan potensi pariwisata dan kenyamanan masyarakat sekitar. |
HASIL
|
. 1. Sebagian besar masyarakat belum memilah sampah antara organik dan anorganik. 2. Kebiasaan membuang sampah ke laut masih tinggi, karena keterbatasan tempat sampah dan sistem pengangkutan. 3. Kesadaran lingkungan rendah, meskipun sebagian warga memahami dampak negatif sampah. 4. Sarana dan prasarana seperti tempat sampah dan armada pengangkut sangat terbatas. 5. Sosialisasi dari pemerintah belum optimal, sehingga edukasi masyarakat tentang 3R belum merata. |
METODE |
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa: 1. Observasi langsung di
lapangan.
|
DISKUSI |
Pemerintah dianggap kurang aktif dalam mengawasi
dan memberikan edukasi. Diharapkan adanya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah,
serta program sosialisasi yang berkelanjutan untuk mengubah perilaku
masyarakat. Lalu dilakukan pengadaan sarana-prasarana pendukung serta
pelibatan tokoh masyarakat dalam upaya pembinaan. |
0 komentar:
Posting Komentar