Senin, 12 Mei 2025

 

Esay UTS Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu DR.,DRA., Arundati Shinta, MA.
Pengelolaan Limbah Dalam Era Darurat Food Waste




Nama : Diah Nurul Khazanah

NIM : 23310410105

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Berdasarkan Hirarkhi prioritas pengelolaan limbah Sumber: Chowdhury et al., 2014)

Digambarkan mengenai pengelolaan limbah dengan 6 langkah dimulai dari pencegahan yaitu mencegah timbulnya timbunan sampah terutama dikota yang memiliki populasi penduduk yang besar seperti kota Yogyakarta. Dikota jogja yang notabene nya sebagai kota pelajar banyak perantau yang datang menuju ke kota jogja tentu saja akan menimbulkan semakin banyaknya sampah yang dihasilkan. Mengacu kepada teori pengelolaan sampah dengan Langkah pertama yaitu :

Prevention ( pencegahan ) 

Sebagai prioritas utama dalam penanganan sampah saat ini sistem pangan global sedang mengalami permasalahan pemborosan makanan atau food waste yaitu merupakan suatu peristiwa yang menjalar dimasyarakat dalam waktu terakhir yang berdampak pada sosial,ekonomi maupun lingkungan yang ditimbulkan dari pemborosan makanan dan tentunya akan berpengaruh kepada menghasilkan banyaknya sampah. Setiap harinya sampah dikota jogja mencapai 300 ton yang didominasi oleh sampah organic sisa makanan dari rumah makan atau restoran yang bersumber kepada data dari Kementrian Lingkungan Hidup bahwa jenis sampah didominasi oleh limbah makanan.

Lalu bagaimana kita mencegah hal tersebut?

Yang pertama kita membuat perencanaan bahan baku makanan yang akan kita olah sebagai konsumsi sehari hari memastikan hanya membeli dan memasak apa yang kita butuhkan saja.

Yang kedua perhatikan takaran porsi yang kita masak agar sesuai dengan jumlah orang yang akan makan sehingga mencegah sisa makanan terbuang.

Reuse (penggunaan Kembali)

Setelah pencegahan Langkah berikutnya adalah reuse atau penggunaan Kembali atau pemanfaatan barang yang sudah ada.

Yang pertama kita bisa memanfaatkan sisa bahan makanan untuk membuat makanan baru atau kita bisa membuat pupuk kompos dari sisa makanan

Yang kedua kitab isa donasikan makanan yang masih layak konsumsi untuk orang lain yang membutuhkan.

Reduce (Pengurangan)

Reduce berarti mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara bijak dalam mengkonsumsi ataupun membeli bahan makanan.

Yang pertama bisa kita lakukan adalah membeli bahan makanan dengan bentuk yang dapat kita gunakan dalam waktu yang lama contohnya kita bisa memaksimalkan metode penyimpanan bahan makanan agar menjadi lebih awet dan tidak ada yang terbuang karena bahan makanan tersebut telah mengalami kerusakan.

Yang kedua  membuat  makanan sendiri mulai dari bercocok tanam, hingga mengolah tanaman tersebut agar layak dikonsumsi

Recycling (Daur Ulang)

Proses pengelolaan limbah menjadi bahan baru agar bisa digunakan Kembali contohnya mengolah sampah sisa sisa makanan menjadi pupuk kompos baik padat maupun cair

Memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan ternak untuk ayam,lele,maupun sapi atau magot

Energy Recovery (Pemulihan Energi)

Mengolah limbah menjadi energi melalui proses termal seperti pembakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Mengelola sampah organic menjadi pembangkit Listrik

Mengubah sampah organic sebagai biomassa menjadi biogas dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar memasak rumah tangga

Disposal (Pembuangan/Pemusnahan) – Paling Tidak Disarankan

Membuang limbah ke TPA atau dibakar tanpa pemanfaatan lebih lanjut sehingga dapat menyebabkan timbunan sampah rumah tangga ke tempat pembuangan akhir. Lalu yang kedua Membakar sampah sembarangan yang bisa menyebabkan polusi udara.

Tanggapan mengenai kritik atas peringkat energy recofery

Walaupun pembakaran sampah merupakan Solusi yang praktis tetapi banyak menimbulkan permasalahan yang lain seperti menipisnya lapisan ozon diatmosfer bumi pendekatan ini kurang tepat jika energy recovery ditempatkan sebagai prioritas utama. Berikut alasan saya: Proses energy recovery seperti insinerasi menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan, meskipun sudah dilengkapi sistem pengendalian emisi. Pembakaran merusak nilai sumber daya. Limbah yang bisa dijadikan kompos, didaur ulang, atau digunakan kembali, jika langsung dibakar, akan kehilangan nilai ekonominya. Mendorong kebiasaan konsumtif terlebih  Jika masyarakat tahu semua sampah akan dibakar jadi energi, maka motivasi untuk mengurangi, menggunakan kembali, atau mendaur ulang akan menurun.Sebaliknya, hirarki Chowdhury et al. mendorong pendekatan preventif dan berkelanjutan. Mengurangi produksi limbah dan menggunakan kembali lebih hemat energi dibandingkan membakar limbah untuk menghasilkan energi. Namun, kritik tersebut bermanfaat sebagai pengingat bahwa: Infrastruktur dan edukasi masyarakat soal 3R harus ditingkatkan. Energy recovery tetap penting, terutama untuk limbah yang tidak bisa diolah dengan 3R. Fleksibilitas lokal diperlukan di wilayah dengan keterbatasan fasilitas daur ulang, energy recovery bisa lebih dominan perannya.

 

Daftar Pustaka

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) Analisis Peran Limbah Sayuran dan Limbah Cair Tahu pada Produksi Biogas Berbasis Kotoran Sapi  I. Ghevanda, Triwikantoro Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Khazanah Intelektual Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023 PERILAKU ZERO WASTEDAN DAMPAKNYA PADA KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN DI INDONESIAThe Effect of Zero Waste Behavior on Environment Sustainability in IndonesiaNur Pratiwi1 1BINUS University,Malang, East

dspace.uii.ac.id/handle/123456789/dspace.uii.ac.id/123456789/50574 Identifikasi Penyebab Utama Limbah Makanan di Restoran Kota Jogja Melalui Pendekatan DPSIR dan Swara. 2024  Vina Nabila

 

 

 



0 komentar:

Posting Komentar