Minggu, 11 Mei 2025

ESSAI 1 - Review Jurnal tentang pengelolaan sampah

 Optimalisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas untuk Mengurangi Beban TPA

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta., M.A


Farrel Purnama Putra - 23310410109

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Topik

Optimalisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas untuk Mengurangi Beban TPA di Wilayah Perkotaan Indonesia

Sumber

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2020). Laporan Nasional Pengelolaan Sampah Indonesia. Jakarta: KLHK.

2. Damanhuri, E., & Padmi, T. (2016). "Integrated Solid Waste Management in Indonesia." Journal of Environmental Engineering, 12(3), 45-56. 

   (Membahas pendekatan terpadu dalam pengelolaan sampah, termasuk peran masyarakat.)

Permasalahan

Pertumbuhan populasi dan urbanisasi di Indonesia menghasilkan volume sampah yang tinggi, rata-rata 0,7 kg per kapita per hari, dengan komposisi 60% organik dan 40% anorganik (KLHK, 2020). Sekitar 70% sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa pengolahan, menyebabkan pencemaran air, udara, dan tanah, serta emisi gas metana yang berkontribusi pada perubahan iklim. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, keterbatasan infrastruktur pengolahan, dan kurangnya koordinasi antarstakeholder menjadi hambatan utama. Penelitian ini berfokus pada peran komunitas dalam mengurangi beban TPA melalui pendekatan berbasis masyarakat.

Tujuan Penelitian

- Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

- Mengevaluasi efektivitas pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan teknologi sederhana seperti biodigester dalam pengelolaan sampah.

- Merumuskan model pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan untuk mengurangi volume sampah di TPA.

Isi

Penelitian ini mengeksplorasi pengelolaan sampah berbasis komunitas dengan pendekatan 3R, pemanfaatan teknologi seperti biodigester untuk sampah organik, dan pengoperasian bank sampah untuk sampah anorganik. Program edukasi lingkungan, pelatihan pemilahan sampah, dan insentif ekonomi diterapkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Penelitian juga mengkaji peran pemerintah lokal dalam menyediakan kebijakan pendukung, seperti regulasi wajib pilah sampah dan subsidi untuk teknologi pengolahan. Studi dilakukan di sebuah kota besar di Indonesia (misalnya, Surabaya) yang menghadapi masalah kapasitas TPA yang hampir penuh.

Hasil

- Partisipasi Masyarakat: Tingkat pemilahan sampah meningkat dari 20% menjadi 75% setelah pelatihan 3R.

- Pengurangan Sampah: Volume sampah yang dikirim ke TPA berkurang 45% dalam 6 bulan, dengan 60% sampah organik diolah menjadi biogas dan kompos.

- Bank Sampah: Mengelola 25 ton sampah anorganik per bulan, menghasilkan pendapatan Rp 5-7 juta per komunitas.

- Biodigester: Setiap unit menghasilkan biogas untuk kebutuhan memasak 15-20 rumah tangga, dengan 80% sampah organik berhasil diolah.

- Kebijakan Pendukung: Pemerintah lokal menerapkan regulasi wajib pilah sampah di 2 kelurahan dan menyediakan 10 biodigester tambahan.

Metode

- Jenis Penelitian: Mixed-methods (kualitatif dan kuantitatif).

- Lokasi Penelitian: Kota Surabaya, dengan fokus pada 5 kelurahan yang memiliki komunitas pengelola sampah aktif.

- Sampel: 200 rumah tangga, 10 pengelola bank sampah, dan 5 pejabat Dinas Lingkungan Hidup.

- Pengumpulan Data:

  - Wawancara Semi-Terstruktur: Dengan rumah tangga, pengelola bank sampah, dan pejabat pemerintah untuk memahami persepsi, tantangan, dan solusi.

  - Observasi: Proses pemilahan, pengumpulan, dan pengolahan sampah di tingkat komunitas.

  - Data Kuantitatif: Pengukuran volume sampah sebelum dan sesudah intervensi selama

Diskusi

Edukasi lingkungan dan insentif ekonomi meningkatkan partisipasi masyarakat, sejalan dengan temuan Damanhuri & Padmi (2016) bahwa kesadaran masyarakat adalah kunci pengelolaan sampah.

Biodigester terbukti efektif untuk sampah organik, mendukung temuan Asteria & Herumanah (2020) tentang teknologi skala kecil yang ramah lingkungan.

 Bank sampah memberikan manfaat ganda: lingkungan dan ekonomi, memperkuat keberlanjutan program.

 

0 komentar:

Posting Komentar