Senin, 05 Mei 2025

Essai 5 - Eksperimen Tentang Sampah

ESSAI 5

 PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK DILINGKUNGAN SEKITAR TEMPAT TINGGAL



Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

Nama: Alifa Maura Bunga Herina

NIM: 24310430041

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2025

Pengelolaan sampah rumah tangga merupakan bagian penting dari upaya menciptakan kehidupan berkelanjutan. Di tengah meningkatnya volume sampah, terutama di lingkungan domestik, diperlukan langkah konkret untuk mengolahnya secara mandiri dan ramah lingkungan. Salah satu bentuk nyata dari pengelolaan tersebut adalah kegiatan pengolahan sampah organik dan non-organik yang dilakukan  secara langsung, seperti yang diselenggarakan di Rumah Dosen Jl. Kaliurang, Yogyakarta, pada 4 Mei 2025, pukul 09.00–11.00 WIB.

Sampah terbagi menjadi sampah organik dan an organik. pengelolaan kedua jenis sampah tersebut berbeda-beda. Pengelolaan sampah plastik dilakukan melalui proses pemilahan dan pembersihan yang sistematis. Plastik rumah tangga yang telah digunakan terlebih dahulu dipotong menjadi bentuk lembaran-lembaran, kemudian dicuci dengan sabun agar bersih dari minyak dan kotoran. Setelah dikeringkan, plastik tersebut dipilah menjadi dua jenis: plastik bening dan plastik berwarna atau kresek. Pemilahan ini penting untuk mempermudah proses daur ulang. Plastik yang telah bersih dan terpilah selanjutnya disetor ke bank sampah sebagai bahan baku daur ulang.

Sementara itu, pengolahan sampah organik seperti daun kering dilakukan dengan metode komposting. Daun-daun kering dan daun sisa bungkus makanan dipotong kecil menggunakan alat pemotong selama 10 detik untuk mempercepat proses fermentasi. semakin kecil potongan daun maka akan semakin cepat proses fermentasi kompos. Potongan daun kemudian diletakkan diwadah besar dan dicampur dengan bahan tambahan seperti molase, EM4 kuning, pupuk organik cair (POC), fermentasi kulit bawang merah dan putih sebagai pestisida alami, serta kulit telur yang sudah diblender dan dicampur abu sebagai sumber kalsium. Penambahan tricoderma atau daun bambu digunakan sebagai antijamur alami. Campuran ini dimasukkan ke dalam wadah seperti ember besar, pot, atau gentong gerabah, lalu dibiarkan dalam kondisi kedap udara selama 14 hari. Proses ini menghasilkan kompos yang kaya nutrisi dan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Tidak lupa daun sirih juga ditambahkan sebagai pengusir serangga secara alami.

Selain itu sampah sisa buah-buahan dimanfaatkan menjadi eco enzym. Eco enzym merupakan cairan hasil fermentasi sampah organik. cara pembuatan eco enzym yaitu memotong sampah sisa buah-buahan menjadi ukuran kecil kemudian dicampurkan air dan bahan tambahan berupa molase, EM4 Kuning, Tricoderma, dan gula jawa yang sudah direbus. kemudian dimasukkan ke dalam botol platik besar untuk kemudian didiamkan selama 3 bulan. wadah yang digunakan dilengkapi dengan saluran untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi. 

Kegiatan eksperimen dilanjutkan dengan membuat sabun cair ramah lingkungan. sabun ini dapat digunakan sebagai cuci piring, baju, bahkan sabun mandi. pembuatan sabun cair dimulai dengan melarutkan bahan kimia berupa mess, air, dan garam yang memiliki fungsi sebagai pengental cairan. selain itu ditambahkan beberapa bahan kimia yang berfungsi sebagai pengawet, pengharum, dan pewarna sabun yang ramah lingkungan dan aman bagi tubuh manusia. Kemudian sabun dikemas ke dalam botol bekas sudah dicuci bersih lalu ditempelkan stiker label.

Kegiatam eksperimen ditutup dengan foto bersama dan pembagian parcel berupa sabun cuci ramah lingkungan dan pupuk kompos yang dikemas dengan tas daur ulang dari kalender. Dengan adanya eksperimen ini meningkatkan kesadaran saya untuk mulai hidup bersih dan peduli akan lingkungan . Kegiatan ini juga mendukung ekonomi sirkular dan pemberdayaan masyarakat. 

Kesimpulan

Pengelolaan sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik, secara mandiri dan sistematis, merupakan langkah nyata menuju kehidupan berkelanjutan. Melalui proses sederhana namun berdampak besar, masyarakat dapat mengurangi volume sampah, menghasilkan produk bermanfaat, dan menjaga keseimbangan lingkungan. Edukasi serta kolaborasi seperti kegiatan eksperimen di rumah dosen Jl. Kaliurang ini perlu diperluas agar budaya memilah dan mengolah sampah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Dokumentasi

     

    





  

 


0 komentar:

Posting Komentar