Tugas Psikologi
Sosial I Semester Genap 2020/2021
Dosen Pengampu: Dr.,
Dra. Arundati Shinta, M.A
Rosita Permatahati
NIM 20310410075
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Sebagai
generasi Z, pasti kata “kepo” tidak asing bagi generasi tersebut. Pemuas rasa
“kepo” dapat terlaksana dengan baik tanpa hambatan dan tanpa susah payah dengan
adanya kecanggihan teknologi. Generasi Z didevinisikan sebagai
individu-individu yang lahir antara akhir tahun 1990-an hingga 2000-an. Generasi Z lahir saat
teknologi sedang berkembang dan semakin canggih. Tidak jarang kita melihat
seorang balita sudah pandai menggunakan handphone. Bila Generasi Z disandingakn
dengan generasi sebelumnya, kepandaian dalam mengoperasikan handphone Generasi
Z pasti lebih unggul. Seperti yang dibahas diawal tadi, teknologi yang semakin
canggih, informasi-informasi seseorang dapat dicari dengan mudah.
Kepo adalah
rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain. sosial
media menjadi perantara pemuas rasa kepo pada seorang individu. Sosial media
merupakan sebuah media bersosialisasi antara satu individu dengan individu lain
atau kelompok individu lain yang dilakukan secara online tanpa dibatasi ruang
dan waktu. Dari media sosial tersebutlah semua informasi seseorang dapat dicari
bahkan dibagikan kepada individu lain. Informasi mengenai seseorang di media
sosial tidak dapat dihapus secara permanen, makanya tidak jarang informasi lama
seorang selebriti tersebar luas kembali.
Persoalan
mengenai perilaku kepo yaitu, masyarakat menganggap perilaku kepo adalah
perilaku yang negatite. Pandangan Masyarakat perilaku kepo yang dimiliki
seorang individu adalah perilaku yang mengganggu privasi seseorang. Kepo
sendiri dibagi menjadi tiga jenis
1. Kepo Just
For Fun. Perilaku kepo yang pertama ini hanya untuk memuaskan rasa ingin
tahunya mengenai artis yang diidolakan, jika rasa ingin tahunya sudah terpenuhi
maka akan timbul perasaan bahagia.
2. Kepo
untuk social curiosity, maksudnya
individu yang kepo terhadap sesuatu, ia akan banyak mendengar, mengamati serta
mempelajari apa yang dipikirkan dan apa yang dilakukan oleh individu yang
sedang ia amati. Individu yang jenis perilaku keponya termasuk jenis yang kedua
akan lebih rajin mencari fakta-fakta bahkan gossip yang jarang orang lain
mengetahuinya. Individu dengan jenis ini enak diajak berbicara karena memiliki
banyak informasi.
3. Kepo
untuk mengembangkan potensi dirinya. Individu ini akan mencari segara cara
untuk memuaskan rasa keingintahuannya, bahkan ia bersedia jika harus mengambil
sebuah resiko. Apapun yang berkaitan dengan minatnya, akan ditelusuri sedetail
mungkin untuk kebutuhan mengembangkan dirinya.
Pada generasi z sendiri bila
dilihat dari jenis perilaku kepo diatas, tidak ada yang bersifat negative atau
positif. Bila dilihat dari perkembangan zaman, generasi z suka mengotak atik
sosial media untuk keperluan kesenangan mereka, seperti mencari tahu informasi
mengenai idola mereka atau mencari tau hal-hal yang mengenai pengembangan
potensi diri mereka. Sebenarnya semua perilaku kepo tidak ada yang negatif, hanya saja pedapat
serta pandangan seseorang itu berbeda-beda.
Daftar Pustaka
Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kepo.
Kamus Besar Bhasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepo
diakses pada tanggal 22 Maret 2021.
Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Generasi
Z. kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/generasi%20z
diakses pada tanggal 25 Maret 2021.
0 komentar:
Posting Komentar