Jumat, 26 Maret 2021

PERILAKU KEPO PADA GENERASI Z, HAL NEGATIF ATAU POSITIF?

 

Tugas Psikologi Sosial I Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Rosita Permatahati NIM 20310410075

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 


            Sebagai generasi Z, pasti kata “kepo” tidak asing bagi generasi tersebut. Pemuas rasa “kepo” dapat terlaksana dengan baik tanpa hambatan dan tanpa susah payah dengan adanya kecanggihan teknologi. Generasi Z didevinisikan sebagai individu-individu yang lahir antara akhir tahun 1990-an  hingga 2000-an. Generasi Z lahir saat teknologi sedang berkembang dan semakin canggih. Tidak jarang kita melihat seorang balita sudah pandai menggunakan handphone. Bila Generasi Z disandingakn dengan generasi sebelumnya, kepandaian dalam mengoperasikan handphone Generasi Z pasti lebih unggul. Seperti yang dibahas diawal tadi, teknologi yang semakin canggih, informasi-informasi seseorang dapat dicari dengan mudah.

            Kepo adalah rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain. sosial media menjadi perantara pemuas rasa kepo pada seorang individu. Sosial media merupakan sebuah media bersosialisasi antara satu individu dengan individu lain atau kelompok individu lain yang dilakukan secara online tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dari media sosial tersebutlah semua informasi seseorang dapat dicari bahkan dibagikan kepada individu lain. Informasi mengenai seseorang di media sosial tidak dapat dihapus secara permanen, makanya tidak jarang informasi lama seorang selebriti tersebar luas kembali.

            Persoalan mengenai perilaku kepo yaitu, masyarakat menganggap perilaku kepo adalah perilaku yang negatite. Pandangan Masyarakat perilaku kepo yang dimiliki seorang individu adalah perilaku yang mengganggu privasi seseorang. Kepo sendiri dibagi menjadi tiga jenis

1.       Kepo Just For Fun. Perilaku kepo yang pertama ini hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya mengenai artis yang diidolakan, jika rasa ingin tahunya sudah terpenuhi maka akan timbul perasaan bahagia.

2.      Kepo untuk social curiosity, maksudnya individu yang kepo terhadap sesuatu, ia akan banyak mendengar, mengamati serta mempelajari apa yang dipikirkan dan apa yang dilakukan oleh individu yang sedang ia amati. Individu yang jenis perilaku keponya termasuk jenis yang kedua akan lebih rajin mencari fakta-fakta bahkan gossip yang jarang orang lain mengetahuinya. Individu dengan jenis ini enak diajak berbicara karena memiliki banyak informasi.

3.      Kepo untuk mengembangkan potensi dirinya. Individu ini akan mencari segara cara untuk memuaskan rasa keingintahuannya, bahkan ia bersedia jika harus mengambil sebuah resiko. Apapun yang berkaitan dengan minatnya, akan ditelusuri sedetail mungkin untuk kebutuhan mengembangkan dirinya.

Pada generasi z sendiri bila dilihat dari jenis perilaku kepo diatas, tidak ada yang bersifat negative atau positif. Bila dilihat dari perkembangan zaman, generasi z suka mengotak atik sosial media untuk keperluan kesenangan mereka, seperti mencari tahu informasi mengenai idola mereka atau mencari tau hal-hal yang mengenai pengembangan potensi diri mereka. Sebenarnya semua perilaku kepo  tidak ada yang negatif, hanya saja pedapat serta pandangan seseorang itu berbeda-beda. 

Daftar Pustaka

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kepo. Kamus Besar Bhasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepo diakses pada tanggal 22 Maret 2021.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Generasi Z. kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/generasi%20z diakses pada tanggal 25 Maret 2021.

0 komentar:

Posting Komentar