Elyza Alvinna Mu’arif (20310410074)
Dosen Pembimbing : Dr. Arundati Shinta, M. A
Ujian Tengah Semester 2 Psikologi Sosial
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Tumpangsari adalah bentuk pola tanam yang membudidayakan lebih dari satu jenis tanaman dalam satuan waktu tertentu, dan tumpangsari ini merupakan suatu upaya dari program intensifikasi pertanian dengan tujuan untuk memperoleh hasil produksi yang optimal, dan menjaga kesuburan tanah (Prasetyo, Sukardjo, dan Pujiwati, 2009). Jumin, 2002 dalam Marliah, Jumini, Jamilah (2010) menyatakan bahwa tujuan dari sistem tanam tumpang sari adalah untuk mengoptimalkan penggunaan hara, air, dan sinar matahari seefisien mungkin untuk mendapatkan produksi maksimum. Tumbuhan yang ditanam umumnya seperti, cabai,tomat, kubis, bawang merah, daun bawang, dan lain sebagainya.
Selain itu, karena satu kali pergiliran tanaman, tumpangsari juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Tidak hanya itu, tumpang sari juga dapat meminimalisir biaya produksi karena kedua tanaman tersebut ditanam di lahan yang sama. Tentunya dalam penanaman tumpangsari membutuhkan irigasi air guna untuk penunjang penting dalam meningkat produk pertanian. Misalnya seperti irigasi di Kecamatan Sumowono, Jawa Tengah mencapai 617,26 ( Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang).
Pasokan air irigasi harus didasarkan pada kebutuhan berikut.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lokasi: Setiap kabupaten irigasi memiliki karakteristik kebutuhan airnya sendiri
2. Tergantung pada jenis tanah dan iklim (evapotranspirasi)
3. Curah hujan efektif
4. Kuantitas: Setiap daerah irigasi memiliki luas area dan usaha budidaya yang berbeda.
5. Waktu: setiap tahap pertumbuhan tanaman (tahap bercocok tanam,pertumbuhan dan panen)
6. Memiliki kebutuhan air yang berbeda.
7. Kualitas: Air irigasi harus memenuhi standar kualitas irigasi.
Akan tetapi, penerapan model tanam tumpangsari tentu saja bermasalah, yaitu kerusakan fisik pada tanah. Kerusakan fisik ini dapat mengakibatkan rusaknya unsur mineral seperti boron, klorin, kobalt, besi, mangan, magnesium, molibdenum, zink dan sulfur.
1. Pengolahan secara teratur untuk menghindari pergerakan tanah
2. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah melalui daun-daun mati dan vegetasi penutup lahan
3. Meningkatkan keanekaragaman tanaman untuk memperbaiki sistem distribusi perakaran.
Oleh karena itu, dalam budidaya tumpangsari tentunya membutuhkan irigasi pengelolaan air. Karena air berperan sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi pertanian.
Referensi :
Prasetyo, Sukardjo, E. I., Pujiwati, H., 2009. Produktivitas Lahan dan NKL pada Tumpangsari Jarak Pagar dengan Tanaman pangan. J. Akta Agrosia Vol. 12 (1): 51 ±
Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah terhadap Pertumbuhan dan Hasil. J. Agrista Vol. 14 (1): 30 ± 38.
Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang
https://semarangkab.bps.go.id/statictable/2015/12/17/98/luas-penggunaan-lahan-pertanian-sawah-menurut-kecamatan-dan-jenis-pengairan-irigasi-di-kabupaten-semarang-tahun-2018-ha-.html
https://dinosgrow.com/kandungan-unsur-tanah-yang-baik
0 komentar:
Posting Komentar