SEBUAH MASALAH SOSIAL: FENOMENA KLITHIH DI
YOGYAKARTA YANG KIAN MERESAHKAN
Essay Persyaratan Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial I
(Semester Genap 2020/2021)
Dwi Ratri Octavianita (20310410002)
Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A
Klithih, mungkin bagi sebagian orang, istilah
ini tidak asing lagi di telinga. Klithih adalah sebuah kelompok yang terbentuk akibat
kenakalan remaja yang di dalamnya terdapat perubahan aktivitas yang dilakukan
seiring perjalanan waktu. Kenakalan remaja sendiri sering diartikan sebagai
tingkah laku atau perbuatan yang melampaui batas dan melanggar norma dan hukum
yang berlaku. Jika dilihat dari kacamata sosial, penyebab dari kenakalan remaja
ini dapat berupa bentuk pengabaian sosial yang membuat si remaja cenderung
untuk membentuk dan mengembangkan perulaku yang menyimpang dari norma. Mereka
tidak lagi hidup dengan norma yang telah ditetapkan.
Remaja merupakan periode perkembangan yang
dimulai pada rentang usia 10-19 tahun (WHO). Terdapat 43,5 juta atau sekitar
18% remaja usia 10-19 tahun dari jumlah penduduk total di Indonesia (Sensus
Penduduk, 2010). Kenakalan remaja merupakan tindakan pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang atau
remaja yang melakukannya masuk ke dalam penjara (Hurlock, 2011).
Persoalan mendasar yang berhubungan dengan
para remaja adalah mengenai kurangnya perhatian dari orang tua, karena mungkin
ada yang orang tuanya sibuk atau bahkan orang tuanya sudah bercerai, dan
lingkungan tempat bergaul yang cenderung memiliki dampak yang cukup negatif. Namun,
pembahasan kali ini akan lebih fokus kepada lingkungan tempat bergaul yang
memiliki dampak yang cukup negatif. Hal tersebut penting dikarenakan lingkungan
bergaul memiliki potensi yang sangat besar untuk mempengaruhi tingkah laku,
watak, dan sikap individu.
Lalu pertanyaan yang harus terjawab dalam pembahasan kali ini adalah apa peran kita sebagai mahasiswa psikologi untuk dapat mengatasi masalah ini? Hal tersebut sangat penting karena memiliki beberapa alasan. Pertama, dengan mengambil peran tersebut maka kita dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Kedua, kita dapat mengurangi terjadinya kasus kejahatan yang dilakukan oleh kelompok klithih ini. Mengingat kasus yang tidak bisa dibilang sedikit lagi, membuat masyarakat makin khawatir dan takut. Tercatat di Tribun Jogja selama 2016 terdapat sebanyak enam kasus yang menimbulkan korba yang meninggal dunia, kemudian disiarkan juga ada dua anggota gangster klithih yang tega membakar warung dan menganiaya pemiliknya (Azka Anjani, 2017).
Peran kita sebagai mahasiswa psikologi dalam
mengatasi masalah klithih ini adalah dengan membuat semacam kegiatan seperti tukar
pikiran atau pertemuan rutin bersama dengan para remaja. Hal ini bisa
mengurangi potensi mereka untuk bergabung dalam kelompok klithih, karena
sebenarnya kelompok klithih ini awalnya beranggotakan individu yang cenderung
menyendiri dan jarang untuk sharing bersama orang lain. Lalu mereka bertemu
dengan teman-teman yang dirasa senasib. Untuk menghindari hal ini kita dapat
membuat semacam program kreativitas yang dapat dijadikan wadah untuk
mengekspresikan bakat yang para remaja punyai agar tersalurkan. Selain itu,
bisa juga kita libatkan para remaja untuk berperan aktif dalam sebuah
kepanitiaan. Mereka akan merasa bahwa keberadaan mereka dihargai.
Azka,
Anjani, 2017. Fenomena Klitih dalam Perspektif Perubahan Sosial Selo
Soemardja. Yogyakarta: Tugas Mata Kuliah Teori Sosial Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar