Jumat, 26 Maret 2021

Pemanfaatan Embung sebagai Sarana Pelestarian Air

 

Pemanfaatan Embung sebagai Sarana Pelestarian Air

Oleh :

Shafadita Putri Trisdianty ( 20310410042 )

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA. 

 

Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan tambak. Salah satunya berperan sangat penting dalam menciptakan kondisi perairan tambak (terutama pada budidaya udang intensif). Pemanfaatan kincir air buatan menghasilkan aeresi. Aerasi merupakan proses peningkatan kandungan oksigen di lingkungan perairan, tujuannya agar organisme yang hidup di dalamnya menjadi lebih sehat dan tumbuh lebih cepat. Nutrisi atau pakan yang ditambahkan ke kolam akan meningkatkan kebutuhan oksigen di dalam air, terutama pada cuaca panas dengan suhu rendah (oksigen terlarut), dan dapat menyebabkan kondisi yang mematikan pertumbuhan udang dan meningkatkan pertumbuhan alga.

            Kincir air pada kolam merupakan bagian penting dalam peningkatan kualitas air dan dapat digunakan sebagai sumber oksigen terlarut. Fungsi kincir air yang ada di dalam kolam tersebut adalah akan menimbulkan pergerakan air di dalam kolam dan menghasilkan aliran dengan cipratan yang kuat. Saat menggunakan kincir air, jika terjadi kekurangan air akan membantu meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dan membantu mengurangi karbondioksida berlebih. Fungsi lain menggunakan kincir angin adalah membantu menyuburkan air. Dengan menstimulasi kestabilan pertumbuhan phytoplankton maka dilakukan upaya untuk menetapkan kualitas air yang berkaitan dengan kecerahan dan warna air tambak.


                  

            Kincir air tersebut berlokasi di JL Cangkringan, Pwomatani Babadan, Kent. Kalasan, Kab. Sleman, DIY 55571 dapat mensuplai oksigen ke air tambak, membantu pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak dari lapisan atas dan bawah, serta membantu membersihkan kotoran di dasar tambak untuk menstabilkan kualitas air. Dengan premis menjaga kadar oksigen terlarut dalam air tambak, hal tersebut menjadi parameter baku mutu yang baik bagi kualitas air tambak, yang juga akan menguntungkan bagi petani / nelayan yang terus mengganti air tambak setiap hari tanpa kesulitan, karena ada proses pengolahan kualitas air dengan  kincir air.

            Kincir air dalam budidaya tidak hanya dapat memprediksi kekurangan pasokan oksigen, tetapi juga menjaga ikan atau udang di dalam tambak tetap hidup karena ekosistemnya sama dengan kehidupan alaminya. Salah satu aspek terpenting dalam pengelolaan kualitas air di tambak budidaya adalah konsentrasi oksigen terlarut. Tentu saja, ekosistem perairan membutuhkan suplai oksigen untuk menjaga ikan tetap hidup dan segar. Udang membutuhkan oksigen yang cukup untuk menjalankan sistem metabolisme.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Fiyanti, A., Warsito, W., & Suciyati, S. W. (2017). Sistem Otomasi Kincir Air Untuk Respirasi Udang Tambak Menggunakan Sensor Dissolved Oxygen (DO). Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 5(2), 155-160.

 

Mardhiya, I. R., Surtono, A., & Suciyati, S. W. (2018). Sistem akuisisi data pengukuran kadar oksigen terlarut pada air tambak udang menggunakan sensor dissolved oxygen (DO). Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 6(1), 133-140.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar