Strategi Atasi Permasalahan Air di Desa Wonosemi
UJIAN
TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI SOSIAL I
(Semester
Genap 2020/2021)
Rifa Rufianti (20310410053)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Bertani adalah mayoritas pekerjaan yang diemban warga desa Wonosemi. Kebanyakan dari mereka menanam padi, jagung, dan tembakau. Untuk menanam padi tentu saja memerlukan pasokan air yang cukup untuk mengairi lahan mereka. Berbeda halnya dengan jagung atau tembakau yang hanya memerlukan air seucukupnya, tidak perlu menggenang seperti pengolahan tanaman padi. Namun, bagi warga desa Wonosemi, padi merupakan segala-galanya.
Padi merupakan komoditas tanaman pangan penghasil beras yang memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Beras sebagai makanan pokok sangat sulit digantikan oleh bahan pokok lainnya. Diantaranya jagung, umbi-umbian, sagu dan sumber karbohidrat lainnya. Sehingga keberadaan beras menjadi prioritas utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan asupan karbohidrat yang dapat mengenyangkan dan merupakan sumber karbohidrat utama yang mudah diubah menjadi energi. Padi sebagai tanaman pangan dikonsumsi kurang lebih 90% dari keseluruhan penduduk Indonesia untuk makanan pokok sehari-hari (Saragih, 2001).
Persoalan yang menyebabkan hasil panen tidak melimpah, bahkan gagal yaitu ketersediaan air. Sampai saat ini, warga lebih mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah mereka. Namun, berdasarkan informasi yang saya peroleh dari diskusi bersama tiga siswa MI Nurul Falah, sebenarnya sudah ada program untuk mengatasi permasalahan yang dialami petani warga desa Wonosemi yaitu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Namun, pasokan air yang tersedia belum cukup untuk mengairi seluruh petak-petak sawah pada pengolahan lahan pasca panen.
Petani sebagai pengelola lahan pertanian tentunya harus menjamin ketersediaan air pada petak-petak sawah mereka, agar proses produksi mereka berjalan dengan baik. Penyediaan dan pengendalian air merupakan faktor yang penting dalam penanaman padi. Air yang berlebih sama besar bahayanya dengan kekurangan air, dan untuk mengatasi permasalahan tersebut biasanya petani-petani memiliki mekanisme tertentu dalam pemenuhan kebutuhan atas air dengan mengacu pada waktu. (Geertz, 1983:31).
Jumlah pasokan air
yang tak terduga, misalnya ketika musim kemarau air sulit untuk didapat dan
dapat mengancam pertumbuhan, terkadang di musim hujan jumlah air melebihi batas
hingga menimbulkan banjir dan menghancurkan tanaman padi. Berikut ini strategi
untuk menyiasati dan menjamin ketersediaan air guna mempertahankan produktifitas
pertanian :
1. Menambah lagi
bak penampungan air PAMSIMAS agar air mencukupi untuk mengairi seluruh
petak-petak sawah. Untuk mengairi beberapa petak-petak sawah memang sudah
cukup, tetapi hal ini tentu menimbulkan kesenjangan sosial karena tidak semua
petani memperoleh jatah air.
Mengatasi
permasalahan yang dialami petani terkait ketersediaan air memang tidak mudah. Solusi
untuk menyiasati dan menjamin ketersediaan air memerlukan waktu yang lumayan
lama untuk penambahan bak air penampungan PAMSIMAS dan irigasi.
Daftar Pustaka
Geertz, Clifford.
1983. Involusi Pertanian: Proses Perubahan Ekologi di Indonesia.Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Saragih, B. 2001. Keynote Address
Ministers of Agriculture Government of Indonesia. 2nd National Workshop On
Strengthening The Development And Use Of Hibrid Rice In Indonesia. 1:10
0 komentar:
Posting Komentar