Sabtu, 27 Maret 2021

KELOMPOK TANI UNTUK BANGKITKAN KEKOMPAKAN LAGI

 

KELOMPOK TANI UNTUK BANGKITKAN KEKOMPAKAN LAGI


Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial I

(Semester Genap 2020/2021)

Dwi Ratri Octavianita (20310410002)

Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A 



Masyarakat adalah kelompok individu atau orang yang secara bersama-sama menempati suatu daerah dan terbentuk interaksi sosial. Interaksi sosial ini terbentuk karena mereka melakukannya secara teratur dan juga terstruktur. Dengan adanya kelompok ini, dapat mempermudah si individu untuk berinteraksi dengan yang lainnya, menjalin relasi yang baik, dan juga dapat saling membantu. Ada dua tipe masyarakat berdasarkan tempat tinggalnya, yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota.

Di dalam masyarakat, ada beberapa aturan yang secara tidak langsung menimbulkan keterkaitan antar individu akibat seringnya mereka berinteraksi. Rasa ingin bergantung kepada yang lainnya biasanya muncul pada diri individu. Jika ada salah satu individu dalam masyarakat mengalami kesusahan, maka ia cenderung akan meminta bantuan orang lain, dan yang lain pun sebenarnya tanpa diminta sudah pasti akan membantu. Mengapa dapat dikatakan begitu? Karena mereka sudah menjalin keterkaitan satu sama lain yang membuat mereka satu rasa. Hal itu diungkapakan juga dalam sebuah pernyataan bahwa masyarakat merupakan sebuah kelompok manusia yang tersebebar yang memiliki kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama (Gillin, 1954).

Permasalahan mendasar yang berhubungan dengan masyarakat terutama masyarakat pedesaan adalah munculnya sikap acuh terhadap orang lain dan terjadinya perubahan sosial yang membuat kekompakannya luntur. Fokus yang akan dibahas lebih dalam pada tulisan kali ini adalah mengenai kekompakan yang mulai memudar. Hal ini penting dikarenakan kekompakan memiliki hubungan erat dengan keharmonisan hubungan yang tercipta di dalam masyarakat. Saya mengamati bahwa di tempat saya tinggal pernah terjadi suatu masalah yang ditimbulkan karena nilai kekompakan yang hampir punah.

Lalu pertanyaan yang harus dijawab pada tulisan kali ini adalah bagaimana solusi agar nilai kekompakan tidak luntur. Hal ini penting karena ada beberapa alasan yang mendasari. Pertama, jika kekompakan semakin memudar maka masyarakat akan berujung saling acuh, padahal kekompakan seakan sudah menjadi ikon di masyarakat pedesaan. Kedua, kekompakan akan dapat meringankan pekerjaan. Dengan terciptanya kembali masyarakat yang kompak, maka pekerjaan seperti misalnya menanam padi akan menjadi lebih ringan dan membuat masyarakat memiliki rasa saling bergantung satu sama lain. Mengingat kekompakan adalah bekerja sama secara rapi dan teratur, serta bersatu padu dalam melakukan suatu pekerjaan yang ditandai dengan adanya saling ketergantungan (Dewi, 2007).

Agar nilai kekompakan tidak punah, maka solusi yang dapat diterapkan saya ambil contoh dari masyarakat tempat tinggal saya. Jadi, karena mereka merasa bahwa nilai kekompakan sudah hampir luntur maka terpikirkanlah untuk membentuk kelompok tani. Kelompok tani ini dijadikan sebagai wadah atau sarana untuk membangkitkan lagi nilai kekompakan dalam masyarakat. Semenjak ada kelompok tani ini, maka permasalahan menggarap sawah dapat diatasi. 

Selain itu, ternyata kelompok tani ini juga memiliki pemasukan juga yaitu dari bersumber dari orang yang menggunakan jasa mereka untuk menggarap lahan sawah yang ia miliki. Usaha yang dilakukan untuk mengembalikan nilai kekompakan yang hampir luntur ternyata tidak sia-sia. Dengan kelompok tani yang terbentuk, terbukti bahwa kekompakan dapat kembali terbentuk, Selain itu, masyarakat juga jadi punya pemasukan karena jasanya dipakai oleh orang lain.

 

 

Daftar Pustaka

Dewi, Sandra. (2007). Teamwork: Cara Menyenangkan Membangun Tim Impian. Bandung: Penerbit Progessio.

Gillin dan Gillin. (1954). Cultural Sociology a Revision of an Introduction to Sociology. Milan: The Milan Company.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar