Upcycling Sampah Anorganik Dan Merintis Sebagai Pengusaha Ekonomi Sirkuler
Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra Arundati Shinta, MA.
Nama : ISGIYATI
NIM : 23310410116
Kelas : Karyawan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Permasalahan sampah ditinjau dari perspektif psikologi konsumen sangat beragam diantaranya :
- Sikap acuh tak acuh terhadap sampah: Banyak konsumen yang belum menunjukkan perhatian yang memadai terhadap sampah plastik atau sampah anorganik lainnya yang mereka hasilkan setiap hari. Akibatnya, perilaku memilah sampah masih sangat bervariasi dan kurang konsisten. Sikap ini berpotensi menimbulkan masalah yang serius di masa depan dalam pengelolaan sampah.
- Kurangnya kesadaran dan kontrol perilaku: Meskipun terdapat niat untuk memilah sampah, tingkat kesadaran akan konsekuensi dan kontrol perilaku konsumen terhadap sampah plastik masih perlu ditingkatkan. Hal ini penting agar perilaku ramah lingkungan dapat menjadi kebiasaan yang ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Rendahnya rasa tanggung jawab moral: Banyak konsumen yang membuang sampah sembarangan sering kali belum menyadari pentingnya rasa tanggung jawab moral terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindakan mereka terhadap lingkungan sekitar.
Dalam konteks Psikologi Lingkungan, terdapat beberapa dampak yang terkait dengan keberadaan sampah di sekitar kita:
- Dampak bau sampah terhadap kesehatan Mental: Paparan bau sampah yang berkelanjutan dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres, gangguan tidur, kecemasan, bahkan depresi, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah. Kondisi ini berpotensi menurunkan kualitas hidup serta kesejahteraan psikologis individu-individu tersebut.
- Penurunan Kualitas Hubungan Sosial: Ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh sampah dapat mengurangi partisipasi sosial. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terasing dan ketegangan sosial, yang berkontribusi pada masalah psikologis di tengah masyarakat. Dalam hal ini, sikap dan perilaku konsumen yang kurang peduli akan dampak sampah menjadi salah satu aspek yang mencolok.
Melihat tetangga saya seorang penjahit banyak sampah kain perca yang hanya dibuang begitu saja, saya tergerak untuk memanfaatkan kain perca tersebut menjadi souvernir.
Saya bikin gantungan kunci berbentuk dompet kecil, kunciran rambut serta Bros bunga.
Bahan yang saya perlukan kain perca/ kain sisa-sisa jahitan, gunting, benang, tali karet baju, jarum , mesin jahit ( punya tetangga) , kain pelapis baju, kancing ceklik, peniti kecil dan lilin ( buat lem).
Cara bikin nya butuh ketelatenan dan kesabaran waktu dalam menjahit dompet. Butuh kefokusan mata dibawah lampu penerang agar tidak terjadi kesalahan maupun hal-hal yang merugikan misalnya kadang benang nya putus. Sehingga menjahit berhenti sebentar untuk membetulkan benang yang putus tersebut.
Kalau untuk kunciran rambut saya jahit pakai tangan. Dari kain-kain perca saya bikin lembaran digabung kan dengan dijahit lalu masukkan karet baju dan jahit kembali jadilah kunciran rambut.
Untuk Bros bunga dari lembaran kain perca yang kecil-kecil dibikin bunga dulu. Terus satukan membentuk bulatan dengan benang jahit. Untuk mempercantik tampilan kasih depan nya kancing baju dengan menjahitnya. Bagian belakang kasih peniti dengan menempelkan pakai lilin yang dipanaskan. Jadilah Bros bunga cantik.
Untuk harga souvernir yang saya buat tersebut sangat terjangkau sekali. Gantungan dompet saya hargai per pcs RP 5.000,-
Untuk kunciran rambut dan Bros bunga saya hargai RP 2.000,- .
Produk souvernir ini saya pasarkan di Instagram saya @isgi_praktisi_analysttd
Berikut link IG nya :
Dengan tindakan saya tersebut diatas kita dapat mendorong perilaku konsumen yang lebih bertanggung jawab dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi semua.
Yogyakarta , 1 Mei 2025
✍️ Isgiyati_psi
0 komentar:
Posting Komentar