Senin, 15 Mei 2023

ESSAY 3 MERINGKAS JURNAL PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

 MERINGKAS JURNAL PENELITIAN SEBAGAI BEKAL PENULISAN KARYA ILMIAH

Juliani Mariati Larosa

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Topik

Perempuan pengusaha, kualitas hidup, faktor-faktor penyebab.

Sumber

Manon, T., Kurniawati, D., Alifatin, A. & Hayatin, N. (2021). Identifikasi Kualitas Hidup Perempuan Pelaku Usaha Rumahan Dengan Fakor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Perempuan dan Anak (JPA). 5(1), Februari 2021, 1-10.

Permasalahan

Rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, peristiwa ini terbukti dari kesenjangan laki-laki dan perempuan, dan masih ada bentuk praktek diskriminasi terhadap perempuan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan pendidikan yang didapat perempuan. Idealnya perempuan mendapatkan pendidikan dan termotivasi untuk menjadi pelaku usaha, sehingga perempuan memiliki kualitas hidup yang tinggi serta memiliki mental yang bagus karena mendapatkan kepuasan diri, percaya diri dan menghasilkan penghasilan yang cukup.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitas hidup perempuan pelaku usaha rumahan beserta faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Isi

-Hasil survei di Indonesia pada tahun 2023= tingkat pendidikan  perempuan indonesia masih rendah, penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah,  serta  buta  huruf,  jumlahnya  dua  kali  lipat  penduduk  laki-laki.    Angka  kematian  ibu  (AKI) melahirkan di Indonesia, tertinggi di Asean, Prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil juga masih tinggi, tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan yang tidak dilaporkan, juga menjadi masalah yang tidak ada hentinya, karena anggapan bahwa masalah tersebut adalah masalah domestik.

-Dalam tataran rumah tangga kondisi kesehatan Ibu sangat berpengaruh besar terhadap ekonomi keluarga, hal ini dikarenakan ketika kondisi ibu dalam keadaan sakit, dan keluarga tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan maka memaksa mengajukan pinjaman dan memotong budget makan sehari-hari keluarganya. Tetapi ketika ibu rumah tangga memiliki pendidikan dan kondisi kesehatan yang baik maka memberikan kekuatan pada ibu untuk memberi keputusan dan memprioritaskan kesejahteraan keluarganya. Jadi seseorang dengan kondisi fisik yang sehat akan memberikan pengaruh yang baik dan memberikan kualitas hidup yang baik terhadap lingkungannya.

-Kondisi kesehatan fisik, mental maupun sosial seseorang akan sangat berpengaruh atau memberi dampak yang besar terhadap kualitas hidupnya. Ketika seseorang memiliki permasalahan dalam kondisi kesehatannya maka kualitas hidupnya juga akan menurun begitu juga dengan sebaliknya ketika kondisi kesehatan baik mental maupun fisiknya dalam keadaan baik, maka kualitas hidupnya juga lebih baik.

-Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup khususnya ibu-ibu pelaku usaha rumahan yaitu data diri, identitas usaha, kepuasan diri, memotivasi diri, dan yang paling dominan adalah faktor pendidikan.

-Kehidupan ibu-ibu pelaku usaha rumahan sangat berkualitas, karena memiliki kualitas hidup yang bagus, dengan memiliki usaha sendiri, berarti memiliki penghasilan sendiri dengan begitu ibu-ibu pelaku rumah tangga akan merasa puas dengan dirinya dan juga termotivasi, sehingga ibu-ibu pulang ke rumah tangga memiliki kesehatan mental yang bagus.

 

Metode

-Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau analisis deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitas hidup perempuan pelaku usaha rumahan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

-Yang menjadi objek penelitian ini yaitu ibu-ibu pelaku usaha rumahan khususnya yang ada di daerah Malang Raya. alasannya karena di daerah Malang Raya ada banyak ibu-ibu yang melakukan usaha rumahan dan rata-rata pelaku usaha tersebut masih dalam usia produktif.

-Metode yang digunakan untuk mendapatkan data yaitu dengan menggali informasi dengan melakukan riset dan melakukan penelitian langsung di daerah Malang Raya. Pengumpulan informasi langsung dilakukan oleh peneliti dan aku mah dia yang  menjadi instrumen utama karena akan menentukan fokus penelitian, memilih dan menganalisis data serta menarik hasilnya  berdasarkan  data  yang  telah  dikumpulkan.

 

Hasil

-Menurut hasil yang didapat dari penelitian instrumen primer yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa kualitas hidup para ibu-ibu pelaku rumahan memiliki kualitas hidup yang bagus. Hal ini bisa disimpulkan dari metode kualitatif yang digunakan untuk mencari informasi di mana penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup ibu-ibu pelaku usaha rumahan yakni dari data diri, identitas usaha, kepuasan diri, serta motivasinya melakukan usaha tersebut. .

-Hasil penelitian juga menghasilkan bahwa rata-rata ibu-ibu pelaku usaha rumahan yang ada di daerah Malang Raya masih dalam usia produktif,  yaitu  rentangan  37 tahun menyatakan ada sekitar 10.5% dengan pendidikan terakhir magister 21%, sarjana 42,1%, diikuti SMA/MA/SMK 26%. Jadi bisa disimpulkan bahwa masa produktif ibu-ibu rumah tangga di kota Malang Raya memiliki pendidikan yang bagus.

-Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa usaha ibu-ibu berlaku usaha rumahan paling dominan adalah membuka usaha kuliner, ibu-ibu di kota Malang Raya yang memiliki usaha juga melakukan usahanya sendiri dan paling tidak memiliki karyawan 2 sampai dengan 7 orang. Mereka mengaku bahwa mereka bisa tidur dengan baik, ini mendefinisikan bahwa ibu-ibu pulang ke rumah tangga ini memiliki kualitas hidup yang baik karena merasa puas dengan diri sendiri hal ini disebabkan karena bisa melakukan usaha sendiri atau memiliki usaha sendiri dan juga mendapat penghasilan sendiri.

-Dari hasil penelitian yang dilakukan, dihasilkan bahwa ibu-ibu pelaku usaha rumahan memiliki motivasi tinggi untuk menjalankan usahanya, mereka tidak takut gagal ataupun takut akan kritikan yang muncul ketika mereka membuka usaha sendiri. Dari pengakuan ibu-ibu pelaku usaha rumahan ini menjelaskan bahwa mereka memiliki skill yang baik sehingga mereka yakin untuk membuka usaha sendiri, kepiawaian mereka dalam melakukan usaha menambah percaya diri, untuk menjalankan usaha. Dengan kemampuan tersebut mereka mendapatkan penghasilan dan kebutuhan mereka bisa tercukupi, hal itu berdampak pada kualitas hidup mereka di mana mereka bisa merasa puas dengan hasil usaha mereka sendiri.

-Faktor lainnya yang mendukung kualitas hidup ibu-ibu pelaku usaha rumahan ini itu lingkungan sosialnya di mana mereka mengaku bahwa lingkungannya mendukung jalannya usaha mereka dan mereka merasa aman akan kondisi itu, sehingga mereka percaya diri dan memiliki kesehatan mental yang bagus sehingga usaha mereka bisa berjalan dengan baik.

Diskusi

-Kualitas hidup ibu-ibu pelaku usaha rumahan yang tinggi menunjukkan bahwa perempuan juga bisa melakukan usahanya walaupun memiliki tanggung jawab terhadap rumah tangga nya karena walaupun sudah memiliki keluarga bukan berarti tidak bisa memiliki penghasilan sendiri, bahkan ketika memiliki penghasilan atau usaha sendiri akan menambah kualitas hidup kita dan keluarga kita karena bisa mencukupi kebutuhan serta kepuasan terhadap diri dan juga keluarga.

-Faktor pendidikan tidak menjadi masalah besar dalam membuka usaha, dari penelitian yang dilakukan bisa dibuktikan bahwa melalui motivasi dan percaya diri kita juga bisa membuka usaha sendiri dengan memiliki kemampuan dan skills yang baik maka usaha tersebut akan berjalan dengan lancar.

-Lingkungan sosial juga mendukung berjalannya usaha karena jikalau lingkungan tempat kita membuka usaha terasa aman dan nyaman untuk ditempati maka kesehatan mental kita akan baik-baik saja dan usaha kita akan lancar.

-Kurangnya penghasilan ibu-ibu pelaku usaha rumahan tidak menunjukkan bahwa perempuan tidak bisa menghasilkan penghasilan atau membuka usahanya sendiri dibandingkan laki-laki.

-Perempuan maupun laki-laki harus bekerjasama dalam pencapaian kualitas hidup keluarga dengan saling mendukung untuk bisa mendapatkan penghasilan sendiri dan mencukupi kebutuhan di dalam rumah tangga sehingga terjadinya interaksi sosial asosiatif yang saling mendukung satu sama lain.-Dalam situasi ini, komunikasi Interpersonal yang efektif adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama dan memperkuat hubungan antara atasan dan bawahan. Dengan memahami kebutuhan dan harapan satu sama lain serta berkomunikasi dengan cara yang tepat, atasan dan bawahan dapat saling membantu dan mencapai target bersama untuk sukses organisasi.


0 komentar:

Posting Komentar