Minggu, 14 Mei 2023

UTS PSIKOLOGI SOSIAL: ESSAY DENGAN TEMA QUALITY TIME WITH FAMILY

 

Quality Time With Family

Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial

 

Shofia Salsabila Suswoyo

22310410062

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


 

Judul               : Happy Parenting : Quality Time dengan Hal Berkualitas

Link karya       :https://www.instagram.com/p/CsODf8pxByE/?next=%2Fhery.suswoyo%2F

                             

A.    PENDAHULUAN

Saat ini banyak orangtua yang kurang meluangkan waktunya untuk anak dikarenakan jam kerja yang super sibuk dan tak menentu. Walau pekerjaan tersebut memang berniat demi anak, namun pada akhirnya anak juga yang terkorbankan. Dengan berkurangnya interaksi antara orangtua dan anak ini berimbas pada berkurangnya rasa kasih dan dan sayang yang diterima anak. Hal ini pun menjadi masalah serius yang apabila tidak segera ditanggapi akan merambat ke berbagi aspek kehidupan. Tidak hanya peran ibu yang dibutuh melainkan peran sang ayah juga tidak kalah penting baik pada anak laki-lakinya maupun anak perempuannya. Dan bukan hanya ketersediaan waktu saja yang harus diberikan dan diluangkan melainkan kualitas waktu tersebut. Ini lah juga yang dinamakan quality time.

 

B.     PERMASALAHAN

-          Peran ayah yang sering diremehkan bagi sebagian orangtua dalam membangun karakter anak.

 

C.    PEMBAHASAN

your children need your presence more than your presents’ (Jesse Jakson). Kalimat ini sangat amat benar dan fakta adanya. Apalagi pada zaman ini dimana orangtua bekerja banting tulang demi mendapatkan income yang mumpuni dengan dalih demi anak. Memang benar bahwa materi yang mereka dapatkan sebagian besar adalah untuk anaknya, namun ternyata ketika kita memilih opsi untuk mempunyai anak bukan hanya kesiapan materi saja yang perlu disiapkan, melainkan kesiapan mental, waktu, tenaga, emosi, dsb. Yang mana jika kita lihat sekarang sebagian besar orangtua hanya menyiapkan materi saja tanpa yang lainnya.

Maksudnya adalah seorang anak mulai dari dia masih didalam kandungan sampai ia tumbuh besar, mereka mempunyai tugas-tugas kepribadian yang harus diselesaikan pada masanya. Apabila orangtua hanya memberi materi saja tanpa membantu sang anak memenuhi tugas-tugasnya, maka itu akan sangat berdampak buruk pada  kepribadiannya kelak.

Contohnya seperti kisah seorang anak sd kelas 3 yang kira-kira berumur 9 tahun, dengan semangat yang menggebu-gebu ketika pulang sekolah ingin menceritakan apa saja yang ia rasakan ketika tadi disekolah. Namun, belum lagi ia memulai cerita sang ibu atau sang ayah telah menolaknya dengan perkataan yang terlihat sepele namun menohok hatinya disertai dengan mimik muka lelah dan alis berkerut.

Secara tidak langsung, sang anak merasa telah mendapatkan penolakan dari sang ayah atau ibu tadi. Lalu muncul di dalam hatinya rasa kecewa dan putus asa yang menyebabkan ia tidak ingin lagi menceritakan apapun kepada orangtuanya karena rasa kecewa tadi. Dan ia akan merasa tidak memiliki ‘rumah’ tempatnya pulang dan berkeluh kesah lagi.

Dan dari kebanyakan anak, hampir rata-rata kurang dekat atau tidak dekat dengan ayahnya dikarenakan sang ayah yang sibuk bekerja. Para orangtua pun memaklumi apabila sang anak tidak dekat dengan sang ayah. Padahal ayah memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan karakter anak, diantaranya :

1.      Ayah memiliki kecenderungan  melakukan permainan one-on-one yang dapat membantu perkembangan motorik anak sehingga dapat fokus dalam mengerjakan suatu hal.

2.      Anak yang lebih cenderung dekat dengan ayahnya akan memiliki self esteem yang lebih tinggi dan memiliki kecenderungan stress yang lebih rendah.

3.      Ayah yang memiliki quality time dengan anaknya akan meningkatkan kenyamanan diri, self confidence, kompetensi sosial dan keterampilan sosial anak.

4.      Ayah yang terlibat pengasuhan dengan anak dapat meningkatkan kemandirian dan eksplorasi anak ke dunia luar.

5.      Ayah yang sering bercanda dan bermain dengan bayi mereka dapat meningkatkan kecerdasan anak, serta anak akan memiliki kapasitas bahasa dan kognitif yang lebih baik.

 

D.    PENYELESAIAN/ SOLUSI

1.      Meluangkan waktu (quality time)

Dengan meluangkan waktu kepada anak di akhir pekan atau dengan mengantar juga menjemputnya. Namun bukan hanya itu, melainkan kualitas kebersamaan pun perlu ditingkatkan seperti tidak menggunakan handphone di depan anak ketika sedang berdua.

Berusahalah untuk berkomunikasi dengan anak dengan menanyakan kegiatannya, atau cerita apa yang ia punya. Atau bisa juga dengan membagikan cerita dari ayah kepada anak.

2.      Memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya.

Seperti yang tertera pada ilustrasi disitu terlihat seorang anak dan ayahnya sedang mengikuti suatu acara pertemuan komite sekolah. Pada pertemuan tersebut sebagian besar memang yang datang adalah ibu-ibu sementara bapak-bapaknya hanya segelintir dan bisa dihitung dengan jari. Acara tersebut dilaksanakan di hari minggu yang mana hari yang pas untuk quality time dengan anak. Dan ayah tersebut memanfaatkan waktunya dengan membawa serta sang anak ke dalam acara.

 

E.     PENUTUP

Kesimpulan dari pemaparan diatas, bahwa quality time sangat amat penting bagi perkembangan anak. Dengan memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada dengan baik bukan hanya waktunya melainkan juga perhatiannya dan kualitas pertemuan tersebut. Dengan adanya kerjasama antara ayah dan ibu, maka akan terciptalah happy parenting yang diharapkan bagi seluruh keluarga.

 

F.     DAFTAR PUSTAKA

Aulia, R. (2017, November 17). PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN : TINJAUAN KISAH NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL DALAM AL-QUR’AN. Diambil kembali dari Jurnal Psikologi Islam Al-Qalb: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alqalb/article/view/875/697

Latifatus Sa’Adah, H. H. (2023, Februari 14). Pentingnya Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak (Bersama Ayah Anak Tumbuh Cerdas Berkarakter). Diambil kembali dari Eureka Media Aksara Repository: https://repository.penerbiteureka.com/es/publications/559676/pentingnya-peran-ayah-dalam-pengasuhan-anak-bersama-ayah-anak-tumbuh-cerdas-berk#id-section-content

 



0 komentar:

Posting Komentar