Minggu, 14 Mei 2023

Essay UTS Psikologi Sosial Topik Quality Time with Family

 

Quality Time with Family

Kikis Jarak yang Ada dengan Interaksi Hangat Bersama Keluarga

Oleh Septi Iing Hijjriyah

Istilah Quality Time with Family tentu terbilang sudah tidak lagi asing di telinga kita. Sebutan yang biasa digunakan demi memberi makna menyisihkan waktu berkualitas untuk berkumpul bersama keluarga ini kerap diterapkan utamanya oleh keluarga masa kini. Hal tersebut dilakukan atas dorongan padatnya aktivitas dari masing-masing anggota keluarga, belum lagi adanya jarak yang memisahkan antaranggota keluarga, entah asbab studi maupun lokasi pekerjaan di tempat yang berbeda.

Tentu dapat dilihat, dari deretan kepadatan aktivitas di atas memang terkesan tidak akan menimbulkan sebuah masalah fatal, namun ingat lah bahwa kunci keharmonisan sebuah hubungan yang utamanya keluarga, berangkat dari hangatnya sebuah interaksi. Bagaimana keharmonisan akan didapat jika interaksi tidak dapat terbangun dengan baik dalam sebuah keluarga? Bisa saja akan banyak terbangun salah paham yang jika tidak segera dipotong dengan momen kebersamaan akan berlanjut menjadi boomerang yang akan menciptakan problematika yang lebih kompleks.

Jika ingin menilik ke masa lampau, pada zaman dahulu sebuah keluarga umumnya hidup dalam satu rumah yang besar. Di dalam rumah yang besar itu hidup lah beberapa keluarga menjadi satu. Kesatuan kekeluargaan yang besar itu lazim disebut famili. Suatu famili mempunyai peraturan-peraturan dan tata tertib sendiri yang diatur dan dikepalai oleh seorang kepala famili. Dengan begitu, hangatnya interaksi cenderung akan lebih mudah terbangun. Seperti adanya momen sarapan atau makan malam bersama, menonton televisi bersama, menemani anak menyelesaikan tugas sekolah, asik mengobrol atau bertukar pendapat akan suatu perkara, dan masih banyak lagi momen kebersamaan lain yang sering terjadi di keluarga masa lampau.

Nah, jauh berbeda dengan apa yang terjadi dengan para keluarga masa kini. Kesatuan kekeluargaan secara famili tadi (keluarga besar) sekarang telah terpencar menjadi keluarga yang kecil-kecil, dan fungsinya pun tentu mengalami sebuah perubahan.

Sebenarnya, opini ini ditulis tidak hanya ditujukan pada blok keluarga masa kini saja, tapi sifatnya lebih kepada keluarga manapun yang merasa hangatnya keluarga tidak lagi terasa. Atau juga bagi siapa saja yang ingin memperbaiki fondasi keharmonisan yang sudah mulai berjarak karena kesibukan dan kecanggihan masa.

Namun, begini lah hidup. Kemajuan atau kecanggihan tentu akan terus dirasakan oleh setiap manusia. Sekarang memang benar jika semuanya serba-serbi berjarak, namun dapat didekatkan dengan komunikasi secara tidak langsung melalui gawai. Namun tetap saja, kendati begitu, sebaik-baik interaksi ialah bersua dan menghangat bersama keluarga.

Sisi positif dari adanya jarak pada perkara Quality Time with Family ini tentu akan cenderung tercipta sebuah ruang khusus bernama rindu, karena terpisah jarak dan jarang bertemu, dan ketika momentumnya tiba seakan rindunya terbayarkan dan lebih terasa hangat. Berbeda dengan keluarga masa lampau yang cenderung tinggal bersama dalam jangka yang lebih lama, mungkin hadirnya rasa rindu akan sangat jarang karena nyaris setiap saat saling berinteraksi secara langsung.

Lagi-lagi, menyisihkan masa berkualitas bersama keluarga bukan hanya soal duduk bersama, makan bersama, nonton televisi bersama, atau berbincang bersama. Namun bagaimana interaksi kebersamaan tadi lebih bisa dirasakan, lebih bisa menghasilkan sebuah keputusan atau kebijaksanaan, dan berakhir dengan lahirnya kehangatan, keharmonisan, dan kebahagiaan. Jadi, jarak yang sempat terbentang tadi tidak lagi menjadi sebuah perhitungan atau kendala yang menyakitkan.

Mengutip dari tujuan metode SYMLOG yang dilakukan oleh Robert F. Bales, informasi akan mulai dapat diterjemahkan atau ditafsirkan melalui interaksi secara langsung, karena dari sana akan bisa mulai dilakukan sebuah pengamatan dari beberapa kumpulan sikap yang dilahirkan, yang berharap akan menghasilkan beberapa tujuan dan informasi yang berguna.

 

Daftar Pustaka

Huda, Mohammad Khoirul. (2015). Keluarga Zaman Dahulu dan Keluarga Sekarang. Dinas Sosial PPPA Kabupaten Kulon Progo.

Sartain, A. Q., (2014). Psychology: Understanding Human Behavior. McGraw-Hill Book Company, Inc.

Ahmadi, Abu. (2002). Kajian Teori Interaksi Sosial. IAIN Tulungagung.

0 komentar:

Posting Komentar