Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Selasa, 30 April 2024

 

 ESSAY 4 PSIKOLOGI INOVASI

Membuat Dompet Dengan Kain Perca

Dosen Pengampu : Arundati Shinta


 

Disusun Oleh

Muhammad Arba’an

21310410199



Kain perca merupakan kain sisa-sisa pembuatan pakaian. Jika kamu ke pabrik garmen atau penjahit, kamu akan melihat potongan-potongan kain kecil-kecil sisa dari pembuatan pakaian. Potongan-potongan kain tersebut dinamakan kain perca. Bagi perusahaan besar maupun penjahit, kain perca termasuk limbah dan harus dibuang. Semakin banyak produaksi sampah pierca dalam peruasahaan atau produsen maka semakin banyak juga sampah yang tidak berguna. Jadi kain perca sendiri juga bisa di sebut sampah karena sudah tidak di pakai dan di haruskan di buang.

Namun dengan Ide serta inovasi yang bagus, kain perca dapat digunakan juga sebagai bahan dalam pembuatan barang lain berupa tas atau dompet. Meskipun dengan bahan limbah, karya yang di hasilkan sangat bagus dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika di buat dengan ide-ide yang bagus.

Seperti dompet yang tidak harus menggunan kain yang lebar namun bisa di sambung setiap kain perca dengan cara di jahit. Cara pembuatanya bisa di bilang cukup sulit yaitu yang pertama mempersiapan kain perca atau kain potongan yang tidak di pakai, kemudian menggabungkan kain perca dengan cara di jahit jika ukuran dompet atau tas yang di buat cukup besar.

Setelah itu buat pola di atas kain perca seperti pola yang mau kita akan buat. Lalu kita potong agar memudahan proses penjahitan. Kemudian kain kita jahit dan apabila kita tidak mahir dalam menjahit bisa juga ita meminta tolong orang yang bisa menjahit. Setelah jadi maka bis akita pakai atau kita jual.

Sebenarnya olahan limbah kain perca sudah banyk sekali yang mengolah menjadi berbagai bentuk dan jenis barang. Namun masih banya juga orang yang belum tau dengan kegunaan dari limbah kain perca dan hanya membuangnya. Membuangnya sama dengan menambah jumlah sampah yang mungkin sulit untu di urai.

Dengan adanya masyarakat yang peduli dengan lingkungan dan memanfaatkan limbah menjadi barang berguna maka bisa mengurangi jumlah sampah yang ada di lingkungan.

Sumber ;

https://sragenkab.go.id/jelajah-sukowati/pemuda-inspiratif--manfaatkan-kain-perca-rima-anomsari-adakan-pelatihan-ke-desa--desa.html#:~:text=Kain%20perca%20merupakan%20kain%20sisa,termasuk%20limbah%20dan%20harus%20dibuang.

Kasus Pencabulan Anak SMP Di Surabaya oleh Ayah, Kakak dan Dua Pamannya

 Nama : Ester Therecia Hermin Rumbewas

NIM : 22310410103

Mata Kuliah : Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi.,Ma



Polrestabes Surabaya menangkap empat anggota keluarga karena terbukti melakukan pencabulan anak SMP di Surabaya. Kasat Reskrim Polrestabes Suarabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan korban kini berusia 13 tahun mengalami pencabulan yang dilakukan oleh ayah kandung berinisial ME, kakak kandung dan dua pamannya yang berinisial I dan MR.Kasus ini baru terungkap setelah pihak keluarga eksternalnya melapor kepada polisi pada 5 Januari 2024.Ucap Hendro,"Sejak tahun 2020, korban mengatakan mengalami pencabulan dari para pelaku, berawal dari kakak kandung, yang mana saat berusia 16 tahun, menyetubuhi korban saat kelas 3 SD". Ia menjelaskan bahwa insiden terakhir terjadi pada Januari 2024, ketika kakak korban dalam keadaan mabuk ingin menyetubuhi korban. Namun, korban sedang menstuasi sehingga yang bersangkutan melakukan tindakan pelecehan lain. Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, mengatakan bahwa anggota keluarga, seperti ayah kandung ataupun saudara, merupakan pelaku pelanggaran hak anak tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Bibi korban sekaligus adik dari ayah kandung, berinisial SN, mengaku sama sekali tidak tahu bahwa pencabulan terjadi di rumahnya sendiri. Sebab, semua memiliki kamar sendiri-sendiri, dan korban tinggal di sebuah kamar bersama ayah dan ibunya. Ia mengatakan bahwa ibu kandung dari korban sempat di bawa ke rumah sakit karena mengidap stroke. Korban dipindahkan dari rumah susun ke rumahnya di Kecamatan Tegalsari, Surabaya untuk merawat ibunya yang sakit. Kemudian, ayah korban yang juga pelaku diminta menemui istri dan anaknya di rumah susun Kecamatan Kenjeran. Saat itu, SN baru mengetahui tentang kasus itu. "E dipanggil ke rusun, disidang, ditanya, saya juga kaget kok bisa terjadi. Kakak saya juga dipanggil ke rusun, terus dia mengaku dilaporkan ke polisi," ujarnya. SN mengaku terkejut saat mendengar apa yang terjadi pada keponakannya di rumahnya sendiri. Nanik Suliani, Ketua RT setempat, mengaku tidak menyangka pula bahwa tetangganya sendiri bisa melakukan tindakan semacam itu terhadap seorang anak, lagipula anaknya sendiri. Ia baru mengetahui kejadian itu setelah polisi datang dan membawa pergi keempat tersangka dari rumah mereka. Ia mengatakan warga setempat yang mengenal keluarga itu merasa heran dan benar-benar terkejut.

Mengapa kekerasan seksual terhadap anak oleh keluarga masih terjadi?
Sosiolog Perkotaan Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Henny Warsilah, mengatakan lingkungan perkotaan yang padat penduduk tidak dapat menjamin keamanan bagi anak, karena masing-masing warga sibuk mengurus rumah tangga sendiri. “Ciri budaya kota sering abai terhadap kondisi yang ada, dan lunturnya keakraban dan solidaritas. Keluarga terdekat yang seharusnya menjaga anggota keluarga malah menjadi predator anak,” kata Henny. Ia mengatakan ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kasus pencabulan anak oleh keluarganya sendiri, di antaranya adalah masalah keluarga, kekerasan di dalam keluarga dan minimnya pengawasan. “Lingkungan tempat anak itu mungkin memiliki ketidakseimbangan kekuasaan dan kurangnya kesadaran akan hak anak, yang dapat memicu kejadian semacam itu,” jelasnya.

Bagaimana cara mencegah agar tidak terulang lagi?
Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, mengatakan bahwa peristiwa kekerasan seksual di dalam keluarga harus dicegah secara serius. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menyediakan layanan konseling keluarga. “Jadi rekomendasi kami kepada pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, kemudian juga kepolisian. Kepada pihak-pihak yang membuka layanan konseling keluarga, Kementerian Agama, itu terus kami lakukan,” kata Ai. Ia mengatakan saat ini, perlindungan anak harus diprioritaskan, khususnya dalam penanganan kasus tersebut oleh aparat hukum. Korban harus dapat merasa aman hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis. “Berarti harus ada ruang-ruang yang diselesaikan dulu individunya, pemulihannya, psikologisnya. Supaya dia nanti punya waktu untuk bercerita, menyampaikan apa yang dia alami,” kata Ai.

Daftar Pustaka
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c72gnygxrd0o.amp 




Esai 3 Psikologi Inovasi : Wawancara Tentang Disonansi Kognitif Deni Mulyanto

 

TUGAS WAWANCARA DISONANSI KOGNITIF

ESSAY 3

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 

HASIL WAWANCARA

Identitas         : R

Jabatan          : Mahasiswa

            Wawancara di lakukan pada tanggal 25 di salah satu gym di jogja, wawancara dilakukan pada pukul 15.00 WIB setelah target menyelesaikan latihannya. Hasil dari wawancara tersebut didapati bahwa ia adalah seorang perokok yang aktif, terkadang ia dapat menghabiskan 1 bungkus rokok dalam 2 hari, ia mengaku bahwa sudah merokok sejak dari bangku SMA dan berlangsung hingga saat ini. Ia juga tahu bahwa meokok tidaklah baik untuk kesehatan, namun dia tidak bisa berhenti dan terus saja merokok setiap hari. Ia merasa bahwa hal itu telah menjadi kebiasaan dan ketika tidak merokok ia merasakan ada sesuatu yang kurang dari dirinya, ia telah banyak membaca catatan kesehatan mengenai rokok dan bahayanya namun tetap saja ia tidak bisa berhenti merokok. Ia telah merasakan dampak dari rokok tersebut seperti bibir menjadi hitam, kehilangan semangat saat tidak merokok, stamina jadi berkurang, batuk-batuk, dan nafas yang berat. Namun entah mengapa ia masih tidak bisa meninggalkan rokok, bahkan Ketika ada seseorang yang mengingatkannya ia terkadang akan merasa marah pada orang tersebut dan menyuruhnya untuk berhenti menasehatinya. Terkadang ia juga merokok di sembarang tempat tanpa memikirkan orang lain di sekitarnya, seperti contohnya saat berada di gym. Menurutnya sah-sah saja jika merokok di gym karena tidak ada larangan tidak boleh merokok, namun tanpa dia sadari bahwa asap rokok yang dikeluarkan dapt menggaku orang-orang di gym tersebut dan dapat menyebabkan udara menjadi tidak sehat. Namun di balik itu semua, dia berkata “untuk kalian yang tidak merokok maka jangan sekali-kali kalian mencobanya jika tidak ingin kecanduan seperti saya”, menurutnya akan sulit untuk lepas dari rokok ketika sudah kecanduan. Maka dari itu ia berpesan untuk menjauhi rokok bagi orang-orang yang tidak merokok, selain itu ia juga berkata “jika sudah kecanduan rokok, Ketika sehari saja tidak merokok rasanya seperti tidak makan seharian”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kecanduan akan sesuatu membuat orang tersebut sulit untuk keluar dari lingkaran tersebut dan membuat orang tersebut tidak ingin lepas dari nya meskipun sudah mengetahui bahayanuya.

Ibu yang Viral Mengemis Sambil Marah-marah dan Memaksa Orang Sedekah telah Diamankan Satpol PP Bogor

 

Nama : Ester Therecia Hermin Rumbewas

NIM : 22310410103

Mata Kuliah : Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S. Psi.,MA




Seorang ibu viral yang bernama Rosmini yang berasal dari Palembang. Rosmini mengaku sudah 14 tahun hidup di jalanan untuk meminta sedekah. Rosmini mengaku tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Dengan uang sedekah yang diberi dari orang-orang, ia berkelana dari satu kota ke kota lainnya untuk mengemis di daerah permukiman, Rosmini mengaku alasan ia hidup di jalanan karena memiliki persoalan pribadi dan keluarga yang sangat berat, yang ia sulit untuk menceritakannya. Faktor tersebut yang diduga menjadi penyebab Rosmini mudah naik pitam apabila masyarakat menolak memberikan sedekah. Aksi Rosmini yang kerap meminta-minta sambil marah dan memaksa itu membuat warga resah dan merasa terganggu. Hingga setiap tempat yang ia datang, banyak masyarakat yang mengabadikannya melalui video dan dibagikan ke media sosial.

Kini ibu tersebut sudah diamankan di Dinas Sosia. Sebelumnya ia hendak melalukan aksinya di Bogor, Jawa Barat dan telah diamankan oleh pihak Satpol PP Bogor pada Minggu (28/4) kemarin. Rosmini sempat berkeliaran di beberapa tempat mulai di Bandung, Sukabumi, hingga di Bogor. Petugas Dinas Sosial yang akan memutuskan apakah akan melepaskan Rosmini atau ditampung terlebih dahulu. Setelah diajak ngobrol secara baik-baik, ibu itu pun akhirnya mau diajak untuk dirujuk ke Rumah Sakit kejiwaan (RS Ketergantungan Jiwa Marzuki Mahdi Kota Bogor.


Kesimpulan

Aksi yang di lakukan Ibu Rosmini yaitu mengemis sambil marah dan memkasa orang untuk sedekah tersebut membuat warga setempat merasa terganggu dengan cara ibu tersebut meminta. Faktor yang menyebabkannya karena memiliki persoalan pribadi dan keluarga yang sangat berat. Tindakan ibu tersebut mencerminkan perilaku abnormalitas karena perilaku yang tidak biasa, perilaku yang tidak diterima secara sosial atau melanggar norma sosial. Solusi sementara yang tepat telah dilakukan oleh Dinas Sosial yaitu dengan mengamankannya dan akan merujuknya ke Rumah Sakit kejiwaan. 


Daftar Pustaka

https://www.jawapos.com/jabodetabek/amp/014594941/ibu-yang-viral-mengemis-sambir-marah-marah-diamankan-satpol-pp-bogor-akan-dibawa-ke-rumah-sakit-jiwa

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/29/07452181/satpol-pp-bogor-ibu-pengemis-yang-paksa-orang-sedekah-warga-bandung-asal

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Abnormalitas




Kasus Penganiayaan Anak Selebgram Malang Aghnia Punjabi oleh Pengasuh Di Analisis dari Psikologi Abnormal

Nama : Sillvi Yunia Anggraeni

NIM : 22310410019

Mata Kuliah : Psikologi Abnormal

Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA

 

https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-7268619/pengasuh-yang-aniaya-anak-selebgram-malang-aghnia-punjabi-diamankan-polisi

Psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang orang yang mengalaminya. Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi terhadap gangguan mental (atau psikologis).

Kasus penganiayaan terhadap anak selebgram di Kota Malang, Aghnia Punjabi, oleh pengasuhnya telah menjadi sorotan publik. Kasus ini menyoroti isu yang mendesak dalam perawatan anak dan hubungan antara pengasuh dan anak. Perempuan pengasuh bayi atau babysitter yang diduga melakukan penganiayaan itu telah diamankan polisi. "Untuk perkara suster menganiaya anak majikan, sedang ditangani unit PPA Sat Reskrim Polresta Malang Kota. Dan pelaku sudah diamankan," ujar Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto kepada detikJatim, Jumat (29/3/2024).

"Pelaku berinisial IPS, perempuan usia 27 tahun," tegasnya.

Dari perspektif psikologi abnormal, kasus ini dapat dianalisis untuk memahami faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada perilaku pengasuh serta dampak yang dihasilkan bagi anak korban.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pengasuh

·    Stres dan Kelelahan: Beban pekerjaan yang tinggi serta tuntutan yang berlebihan bisa menyebabkan stres dan kelelahan pada pengasuh. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan pengasuh untuk mengendalikan emosi dan respons terhadap situasi yang menantang.

·    Gangguan Psikologis: Pengasuh mungkin mengalami gangguan psikologis seperti gangguan kontrol impuls, depresi, atau gangguan kepribadian yang bisa mengarahkan pada perilaku kekerasan.

·    Kurangnya Kompetensi: Kurangnya kompetensi atau pelatihan dalam menangani anak-anak dapat menyebabkan pengasuh menggunakan metode disiplin yang tidak tepat, termasuk penganiayaan.

·    Konflik Relasional: Konflik dalam hubungan antara pengasuh dan anak, atau perbedaan budaya dan nilai, dapat meningkatkan risiko penganiayaan.

Dampak terhadap Anak Korban

1. Trauma dan Stres Pascatrauma: Penganiayaan dapat menyebabkan trauma psikologis pada anak, yang dapat berlanjut menjadi gangguan stres pascatrauma.

2. Masalah Emosional dan Sosial: Anak yang mengalami penganiayaan mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi dan membentuk hubungan sosial yang sehat.

3. Pengaruh Jangka Panjang: Dampak penganiayaan pada masa kanak-kanak bisa berdampak jangka panjang, termasuk risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Kesimpulan

Kasus penganiayaan anak oleh pengasuh menyoroti perlunya pemantauan ketat dan evaluasi terhadap individu yang dipekerjakan sebagai pengasuh. Pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang perawatan anak sangat penting untuk mencegah perilaku kekerasan. Selain itu, pemantauan terus-menerus dan dukungan psikologis bagi anak korban juga diperlukan untuk mengatasi dampak negatif penganiayaan ini.

Daftar Pustaka

Hidayat, R. (2023). "Dampak Penganiayaan Terhadap Kesehatan Mental Anak." Jurnal Psikologi Keluarga, 18(2), 54-62.

Nevid, Jeffrey dkk, Psikologi Abnormal, Jakarta: Erlangga, 2005, hal. 4-1 dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_abnormal.

Sari, M. W. (2022). "Strategi Pencegahan Penganiayaan Anak oleh Pengasuh." Jurnal Ilmu           Kesehatan Anak, 17(3), 107-115.

Setiawan, F. (2023). "Analisis Psikologi Abnormal pada Kasus Penganiayaan Anak." Jurnal Ilmu Kesehatan Jiwa, 15(1), 89-97.

 
 Penulis