ESAI 3 – Wawancara Disonansi Kognitif
“PERILAKU DISONANSI
KOGNITIF PADA PEROKOK”
Dosen Pengampu:
Dr., Dra. Arundati Shinta
MA
Oleh:
Nama: Dian Fadjarini
NIM: 21310410011
Kelas: Psikologi SJ
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dasar teori disonansi kognitif |
Disonansi kognitif merupakan dorongan negative yang terjadi ketika individu mengalami kondisi
kognisi (ide, keyakinan, opini) yang tidak
konsisten dalam waktu
yang bersamaan (Aronson,Elliot 1969). Dengan adanya ketidaksesuaian antar kognisi mendorong fungsi
pembelaan ego yang dibentuk untuk
melindungi diri. Contohnya saat seseorang merokok
sebenarnya ia telah
melakukan disonansi kognitif, sebab mereka tau bahwa merokok itu berbahaya bagi
Kesehatan, dan mereka meyakininya, namun tetap
memilih untuk merokok. |
Daftar pustaka |
Siti Zuhroh. 2014. Meningkatkan Sensitivitas Dan Kreatifitas Entrepreneur Dalam Menghadapi Pasar Global. Prosiding Workshop Dan |
|
Seminar
Nasional Kewirausahaan: 1-16. Malang, 28-29 November 2014: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. |
Identitas subjek |
Nama (inisial) : K Jabatan : Trainner Gym |
Hasil wawancara |
(sedang aktivitas di tempat gym, sambil mengobrol) P (saya): “Mas,
untuk menjaga badan tetap sehat kan selain dari olahraga juga harus menjaga pola makan, trus juga memiliki
pola hidup sehat. Nah tapi menurut
mas, gimana ni kalau misal udah jaga pola makan dll, tapi masih merokok?” S (subjek): “sebenarnya ngerokok itu tetap g boleh
ya mbk, kan udah pada tau juga tentang efek ngerokok” P: “iya sih mas, tp kalo jenengan sendiri gimana?
Apakah juga tetap merokok atau
tidak” S: “kalau saya
merokok mbak, tapi cuman kalo lagi kumpul temen doang, dan itu paling cuman
kalo temennya ngajak. Kalo nggak ya nggak” P: “oo gitu ya mas, tp jenengan ngerasa gimana mas
kalo ada temen yg ngajak ngerokok?” S: “ya sebenernya
saya males juga sih mbak ngerokok, tapi ya
gimana.. kadang kalo
perkumpulan cowok-cowok emang
suka gitu. Tapi ya percuma
juga kalaupun kita g ngerokok tapi dekat dengan perokok aktif, tetap kita kena dampaknya” P: “iya juga sih mas..
jadi jenengan yg penting tetap
olahraga, jaga polamakan gitu ya mas?” S: “iya mbak.. itu
yg utama….., tapi kalopun terpaksa harus ada
kebiasaan-kebiasaan yg ga sehat misal
makan junkfood, ngerokok, dll… ya … 90% banding 10% lahh” (sambil melanjutkan aktivitas olahraga di gym) |
Analisis mekanisme pertahanan diri subjek |
Subjek melakukan defense mechanism rasionalitas
karena telah membenarkan perilaku
yang tidak dapat diterima oleh logika. Dia
tau merokok itu negatif untuk kesehatan, tapi dia menjadikan ajakan teman sebagai alasan yang rasional untuk
merokok. |
Hubungan dengan psikologi inovasi |
Seharusnya subjek mulai mencari inovasi diri untuk tetap menghindari merokok. Entah
meminimalisir pertemanan dengan
perokok aktif, lebih tegas terhadap ajakan teman, dll. |
0 komentar:
Posting Komentar