Tugas Essay 3 Psikologi Inovasi : Wawancara
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Wawancara Dengan Pemuda Perokok Aktif
Sachuroh
21310410165
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Menurut data badan Pusat statistik (BPS) , pada tahun 2023 presentasi penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok sebesar 28,62%. Presentasi ini meningkatkan sebesar 0,36% poin dari tahun lalu sebesar 28,26%. Berdasarkan data yang dihasilkan BPS ini menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan cenderung lebih banyak perokok di bandingkan dengan masyarakat perkotaan. Merokok merupakan sumber utama penyakit mematikan di dunia, namun tetap saja banyak orang yang menyepelekan hal tersebut dan justru mengabaikannya. Wawancara orang dengan disonansi perokok, subjek merupakan seorang pemuda berusia 24 tahun yang bekerja sebagai wira usaha, yang berinisial BL. Subjek mengatakan pertama kali merokok pada saat kelas 4 SD, alasan ia merokok karena coba-coba sebagai anak laki-laki yang gaul dan keterusan hingga sampai saat ini. Ketika pewawancara menanyai tentang bahaya rokok, subjek mengatakan sudah tahu akan bahaya rokok tersebut serta sudah mengetahui dampak kronis atau penyakit yang dihasilkan dari merokok ini, namun masih saja merokok. Ia mengatakan dalam sehari bisa menghabiskan lima batang rokok. Dapat dihitung berapa banyak asap rokok yang masuk kedalaman paru-parunya terhitung kurang lebih sudah 10 tahun subjek merokok.
Ketika subjek di tanya apa yang dirasakan pada saat merokok ia menjawab dengan merokok ia merasa dapat menghilangkan rasa stres, mengusir rasa sepi, jenuh dan galau. Pada saat di tanyai lagi oleh pewawancara apakah bisa sehari saja hidup tanpa rokok ia menjawab tidak, dan mengatakan bahwa bisa jauh dari rokok ketika kesehatannya sedang menurun saja. Kemudian pada saat ditanya kapan akan berhenti merokok dia menjawab masih tidak tahu karena orang-orang di rumahnya juga pada merokok sehingga Menyebabkan sulit lepas dari rokok serta lingkungan pergaulannya juga merupakan perokok aktif semua. Subjek mengatakan jika sedang banyak yang ia membeli rokok dengan merek yang lumayan mahal, namun jika sedang pas-pasan ia membeli rokok yang harganya standar. Dapat dikatakan bahwa mekanisme pertahanan diri subjek terhadap merokok cukup tinggi karena ia belum bisa juga jauh dari rokok. Subjek mengatakan bahwa ia pernah mencoba untuk berhenti merokok dengan cara menggantinya menggunakan permen, namun usaha tersebut gagal dan kembali lagi merokok.
Padahal seseorang memiliki kebiasaan merokok, dapat diketahui bahwa kebiasaan merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat. Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak sengaja berarti juga menghisap lebih dari 4000 macam racun sehingga mampu memengaruhi kebugaran jasmani dan daya tahan kardiorespirasi (Barnard Christian, 2002 : 147). Efek yang ditimbulkan dari kebiasaan Merokok pun sangat banyak dan itu Berhubungan dengan organ-organ vital di dalam tubuh seperti paru-paru, jantung, ginjal dan lain-lain. Kandungan yang terdapat dalam rokok Pun akan membahayakan bagi kesehatan tubuh.
Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai disonansi kognitif Terhadap rokok menganggap bahwa dampak rokok tidak langsung membahayakan kesehatan mereka. Dan para perokok mengatakan dengan mereka merokok akan menjadi penyumbang pendapatan ekonomi terbesar di Indonesia.
Daftar Pustaka
- Fadholi, F., Prisanto, G. F., Ernungtyas, N. F., Irwansyah, I., & Hasna, S. (2020). Disonansi Kognitif Perokok Aktif di Indonesia. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang), 11(1), 1-14.
- Faza, A. B., Rahayu, S., & Setiowati, A. (2019). Perbandingan Antara Daya Tahan Kardiorespirasi Perokok Aktif Berolahraga dengan Bukan Perokok Aktif Berolahraga. Journal of Sport Science and Fitness, 5(2), 84-91.
- Novania Ayu Rizaty, (2008), Data persentase perokok di Indonesia tahun 2015-2023 https://dataindonesia.id/kesehatan/detail/data-persentase-perokok-di-indonesia-20152023
0 komentar:
Posting Komentar