Rabu, 03 April 2024

Essay 4 - Berperilaku Inovatif Secara Nyata - Yousin Gunawan Putra

 

PSIKOLOGI INOVASI

ESSAI 4 BERPERILAKU INOVATIF

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A. 


 

Disusun Oleh

Yousin Gunawan Putra

21310410197

 

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2024

Pada lingkungan sekitar saat ini banyak sampah yang yang tergeletak dipinggir jalan dan dibuang sembarangan. Limbah yang ditimbun atau buang akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Saat ini banyak limbah kain yang dibuang sembarangan. Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena merupakan limbah anorganik yang tidak mudah terurai sehingga tidak dapat dikompos. Limbah kain adalah sisa kain yang bersumber dari proses produksi konveksi dan garmen berskala kecil hingga besar, seperti proses pemotongan, pewarnaan, dan pengemasan maupun pasca konsumsi masyarakat. Limbah ini sering dianggap sebelah mata karena tidak berpotensi mencemari lingkungan dan tidak memiliki manfaat. Padahal nyatanya dapat digunakan kembali dan bersifat ekonomis. Limbah kain memiliki dua bentuk yaitu limbah cair (zat pewarna atau cairan larutan) dan limbah padat (kain perca). Oleh karena itu, penanganan yang tepat memang harus dilaksanakan dan didukung penuh oleh seluruh stakeholder.

Limbah padat dari kain seperti kain perca yaitu kain sisa atau limbah dari konveksi, pabrik atau garmen yang memproduksi pakaian, sprei dan lain sebagainya yang menggunakan bahan dasar kain. produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi sebagai perusahaan pakaian jadi, menghasilkan banyak limbah kain yang bisa disebut kain perca. Pemanfaatan limbah kain perca menjadi karya lain adalah cara yang baik untuk mendaur ulang material dan menciptakan produk yang berguna. Berikut beberapa alternatif untuk memanfaatkan limbah kain perca pertama, Anyaman dan Rajutan dapat membuat karpet, alas meja, atau bahkan tas dengan teknik ini. Kegiatan pemanfaatan atau pengelolaan limbah kain yang berkelanjutan, tidak selalu berkaitan dengan teknologi saja, tetapi bagaimana mencari titik temu antara dampak lingkungan, sosial, ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan saat ini.

Pelaku kreatif memiliki andil yang besar dalam mendorong terciptanya produk unggulan yang berasal dari daur ulang sehingga mampu bersaing di pasaran. Daur ulang sebagai salah satu proses pengolahan yang mampu menjadikan menjadi produk baru dengan tujuan mengurangi penggunaan bahan baku baru, pengurangan energi, kenaikan emisi, dan pengurangan volume limbah di TPA. Daur ulang ini menggunakan kain perca untuk dijadikan daster atau baju rumahan sehari-hari.

Langkah awal untuk melakukan daur ulang kain perca menjadi daster yaitu ;

1. Kumpulkan kain perca

2. Cuci dan jemur kain perca hingga kering

3. Buat pola daster pada kertas atau koran

4. Ukur kain perca yang sudah bersih dengan pola yang sudah digambar

5. Gabungkan kain-kain perca sesuai dengan pola

6. Jahit kain perca sesuai pola yang sudah digambar hingga membentuk daster

7. Finishing rapikan potongan /gabungan kain perca untuk menghilangkan benang-benang sisa

8. Setrika daster yang sudah selesai dijahit

9. Packing daster menggunakan plastik atau packaging hingga rapi

10. Daster siap diorder dan dikirim ke konsumen

Proses Pembuatan Daster Sambung

 

 


 

 


Foto Produk Daster Sambung (Perca)

 


 

 


 

 

Foto Sosial Media dan Harga Produk

 


 

 

 


 

 

 

Dari hasil pengolahan atau daur ulang limbah kain perca padat saya dapat membuat daster yang cantik, lucu, dan bisa dipakai untuk sehari-hari. Selain bahan yang nyaman model daster sambung juga menarik dan kekinian. Daster sambung sudah banyak dipasarkan melalui online ataupun offline. Daster sambung hasil kreatifitas ini dijual pada marketplace shopee dengan link berikut : https://shope.ee/6ANxsoMAC4 saat ini sudah bisa diorder dengan klik link tersebut. Dari inovasi perilaku yang sudah saya buat ini semoga dapat membantu mengurangi limbah di masyarakat serta menjadi lebih bermanfaat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar