Kamis, 18 April 2024

ESSAY 3 PSIKOLOGI INOVASI: DISONANSI KOGNITIF CELYN LINTANG AULIA (21310410169)

 

DISONANSI KOGNITIF PADA WANITA PEROKOK

Psikologi Inovasi Essay 3 Wawancara Tentang Disonansi Kognitif

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

 


 

Celyn Intang Aulia

21310410169

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Merokok mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan manusia. Resiko yang ditimbulkan dengan merokok seharusnya telah disadari oleh masyarakat secara luas baik laki-laki maupun wanita. Perokok akan rentan terkena penyakit kanker. Wanita perokok sendiri memiliki resiko lebih besar dibandingkan dengan pria perokok. Wanita terpapar karsinogen dan racun lain dalam jumlah yang lebih besar dari pria, meskipun keduanya merokok dalam jumlah yang sama (Wardayati, 2011).

Memahami resiko yang timbul karena merokok dan merasakan kenikmatan merokok, mendorong wanita perokok dewasa muda berada dalam kondisi disonansi. Disonansi kognitif adalah keadaan terjadinya hubungan konflik mental yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang tidak selaras. Disonansi kognitif menimbulkan perasaan tidak nyaman pada seseorang yang dapat merubah salah satu sikap, keyakinan, dan perilaku untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut. Sumber disonansi kognitif adalah inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, pendapat umum, dan pengalaman masa lalu (Sarwono,1995).

Pada hari Kamis, 28 Maret 2024 saya berkesempatan mewawancarai teman saya yang berinisial RT, mahasiswa UGM semester 8, jenis kelamin wanita, dan berumur 22 tahun. Saya mengambil tempat wawancara di 23 Coffe and Eatery selama 30 menit. Dalam wawancara kali ini saya mendapatkan informasi bahwa RT sudah menjadi perokok aktif selama 2 tahun ini. Ia menggunakan rokok elektrik setiap harinya. Awalnya ia mencoba rokok merk Camel warna ungu. Setelah merasakan kenikmatan pada rokok batang, ia mencoba beralih rokok elektrik. Hingga pada akhirnya ia menetapkan untuk menggunakan rokok elektrik setiap harinya karena dirasakan oleh RT menggunakan rokok elektrik menghemat pengeluaran dibandingkan dengan rokok batang. Motivasi RT menggunakan rokok adalah sebagai sarana mengekspresikan rasa sakit dan beban yang diterimanya selama ini.

RT menyadari bahwa merokok mempunyai banyak dampak negatif bagi kesehatan dan stereorip masyarakat yang negatif terhadap wanita perokok. Disonansi kognitif yang ia digunakan adalah dengan mengubah cara pandang dengan menggunakan rokok elektrik dapat mengurangi stress dan merasakan relaksasi ketika menikmatinya. Merokok yang telah menjadi kebiasaan membuat subjek sulit untuk mengubahnya. Hal ini terjadi karena jika subjek tidak melakukan kebiasaannya itu mereka akan merasakan ada sesuatu yang hilang. Kadar disonansi yang rendah dimiliki subjek pada aspek kesehatan dan pandangan masyarakat.

Solusi untuk subjek yang mengalami disonansi kognitif agar berhenti merokok adalah sebagai berikut :

1.    Bagi keluarga dan orang terdekat inisial RT dapat memberikan dukungan positif kepada subjek untuk berhenti merokok dan membentuk lingkungan yang bebas dari rokok.

2.    Bagi sesama wanita diharapkan lebih menyadarkan dampak negatif rokok pada wanita bagi kandungan nantinya.

3.    Mengubah pandangan mengurangi stress dengan cara lain, seperti berlari, mengikuti komunitas, dan kegiatan positif lain.

4.    Menyadari informasi mengenai kesehatan dan dampak negatif rokok sehingga subjek dapat merubah pola makan, pola pikir menjadi lebih sehat. Berolahraga rutin dan tetap mengonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk menyeimbangkan kesehatan.

5.    Apabila subjek sangat kesulitan berhenti merokok maka dapat menemui orang yang profesional seperti psikolog atau dokter untuk meminta saran berhenti merokok.

Daftar Pustaka :

Sarwono, S. W. (1995) Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Wardayati, K. T. (15 Agustus 2011). Merokok Lebih Bahaya pada Wanita. Diunduh tanggal 20 Juli 2012 dari http://intisari-online.com/read/merokok-lebih-berbahaya-pada-wanita.

0 komentar:

Posting Komentar