Jumat, 12 April 2024

ESSAY 3 WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF OLEH ALIF YUGO WICAKSONO (21310410184)

 

Wawancara Tentang Disonansi Kognitif

Psikologi Inovasi Essay 3 Wawancara Tentang Disonansi Kognitif

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

 



 

Alif Yugo Wicaksono

21310410184

 

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

 

Data Subjek

Nama             : H.T.

Usia                : 24 Tahun

Pekerjaan     : Swasta

            Wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang Disonansi Kognitif yang dilakukan oleh perokok yang sudah merokok sejak masih dibangku SMA. Subjek juga termasuk dalam perokok aktif karena bisa menghabiskan 1 bungkus setiap harinya. Wawancara dilakukan pada tanggal 29 Maret 2024 pukul 20.00 WIB. Berikut adalah hasil dari wawancara yang dilakukan oleh Interviewee dengan subjek sebagai berikut:

I      : Bagaimana anda mengenal rokok?

S    : Saya mengenal rokok sejak SD, tapi mulai aktif merokok dari kelas 1 SMA.

I      : Pada waktu itu anda merokok karena dipaksa atau inisiatif sendiri?

S    : Saya merokok karena kemauan saya sendiri bukan paksaan dari orang sekitar.

I      : Apakah anda sadar dengan bahaya dari merokok?

S    : Saya sadar bahwa merokok bisa mengakibatkan banyak penyakit bahaya.

I      : lalu mengapa anda masih merokok hingga sekarang?

S    : Saya merasa sulit untuk lepas dari rokok, ditambah lagi lingkungan saya yang banyak perokok aktif juga termasuk keluarga saya.

I      : Apakah ada niatan untuk berhenti merokok?

S    : Belum ada tapi mungkin waktu yang akan datang saya akan memikirkan hal tersebut.

I    : Dimana anda sering merokok?

S    : Saya biasa merokok di tempat-tempat yang ramai dan pada saat santai.

I    : Apakah ada motivasi anda sehingga anda merasa lebih semangat dan lebih banyak menghabiskan rokok anda?

S    : Ada, saat melihat orang lain atau teman-teman saya merokok, saya menjadi tergugah dan ingin untuk merokok juga.

I    : Baik terimakasih atas informasi yang anda berikan.

       Dari wawancara ini bisa disimpulkan bahwa terdapat disonansi kognitif pada sikap subjek. Subjek mengerti bahaya akan merokok tetapi masih melakukan hal tersebut, ditambah lagi subjek masih belum memiliki keinginan untuk berhenti merokok. Sikap disonansi kognitif terjadi pada subjek karena subjek memiliki pengetahuan akan bahaya dari rokok tetapi masih merokok. Subjek juga telah kecanduan dengan tidak bisa berhenti merokok yang diakibatkan oleh nikotin yang terkandung didalam rokok. Disonansi kognitif bisa dicegah dengan meyelaraskan antara sikap dan juga tindakan yang berbeda sehingga selaras antara sikap dan perilaku. Mengubah pandangan subjek sehingga subjek merasa merokok hanya membawa penyakit sehingga dia mau untuk berhenti merokok. Lalu terakhir dengan mendoktrin bahwa merokok tidak ada manfaatnya sehingga subjek bisa berhenti merokok. Subjek juga menjadi termotivasi setelah melihat orang-orang disekitarnya merokok, hal inilah yang membuat subjek ikut menyalakn rokoknya. Masalah ini membuat subjek merasa kesulitan untuk berhenti merokok. Subjek harus memiliki motivasi yang lebih kuat dengan melakukan inovasi yaitu perubahan diri seperti mulai olahraga kardio untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh rokok.

    

 

Daftar Pustaka

Festinger, L. (1957). A theory of cognitive dissonance. Stanford University Press.

 

0 komentar:

Posting Komentar