Selasa, 23 April 2024

Kasus Dihamili 3 Kali, Korban Inses di Bengkulu Malah Peluk dan Tangisi Pelaku : ditinjau dari psikologi abnormal

Nama : Putri Arumsari

Nim : 22310410074

Matkul : Abnormalitas Psikologi 

Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA


Kisah mencekam terkuak dari Bengkulu, di mana seorang perempuan menjadi korban pemerkosaan berulang kali oleh kakaknya sendiri. Yang mencengangkan, ketika berhadapan dengan pelaku, korban justru memilih untuk memeluk dan menangisi kakaknya tersebut. Kasus ini menunjukkan betapa kompleks dan mengganasnya dampak psikologis yang dialami oleh korban inses.

Menurut laporan, korban, yang kini berusia 22 tahun, telah hamil tiga kali akibat perbuatan keji kakaknya. Namun, alih-alih membenci atau melaporkan pelaku, korban malah menunjukkan kasih sayang yang mengejutkan. Saat bertemu dengan kakaknya di kantor polisi, korban langsung memeluk dan menangis, seolah-olah memaafkan perbuatan bejat yang telah dilakukan.

Fenomena ini menunjukkan betapa trauma psikologis yang dialami korban telah mempengaruhi cara pandang dan responnya terhadap pelaku. Dalam kasus inses, korban seringkali terjebak dalam apa yang disebut sebagai "Stockholm Syndrome" - suatu kondisi di mana korban justru merasa kasihan, terikat, atau bahkan mencintai pelakunya.

Menurut perspektif psikologi abnormalitas, kondisi ini dapat terjadi akibat adanya ketergantungan emosional dan ketakutan yang sangat mendalam pada korban. Dalam upaya bertahan, korban cenderung mencoba untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan pelaku, bahkan hingga menunjukkan perilaku pemaafan yang tidak wajar.

Lebih lanjut, dalam kasus inses, hubungan darah yang dekat antara korban dan pelaku juga dapat menyebabkan ikatan psikologis yang kompleks. Korban mungkin merasa bingung, takut, atau bahkan bersalah karena menyakiti anggota keluarga sendiri.

Penanganan kasus inses semacam ini membutuhkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli psikologi, konselor, dan penegak hukum. Diperlukan upaya rehabilitasi psikologis yang intensif untuk membantu korban memulihkan trauma dan membangun kembali kepercayaan diri serta kepribadian yang sehat.

Kasus ini mengingatkan kita betapa pentingnya mencegah dan memberantas tindak kekerasan seksual, terutama dalam lingkup keluarga. Edukasi, penegakan hukum yang tegas, serta dukungan sosial yang memadai menjadi kunci dalam memutus siklus kekerasan dan melindungi para korban.

Referensi:

1. Berita Bengkulu. (2023, Agustus 15). Dihamili 3 Kali, Korban Inses di Bengkulu Malah Peluk dan Tangisi Pelaku Kakaknya Sendiri. https://www.beritabengkulu.com/2023/08/15/dihamili-3-kali-korban-inses-di-bengkulu-malah-peluk-dan-tangisi-pelaku-kakaknya-sendiri/

2. Allnurses. (2022, Juni 10). Understanding Stockholm Syndrome in Victims of Incest. https://www.allnurses.com/general-nursing-discussion/understanding-stockholm-syndrome-1284680.html

3. Purbasari, A. (2020). Dampak Psikologis Korban Kekerasan Seksual dalam Lingkup Keluarga. Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(2), 163-172.



0 komentar:

Posting Komentar