Esai 2 : Wawancara tentang disonansi kognitif
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen
: Dr. Arundati Shinta, MA
Judul : Sudah
Tahu Bahaya, Tetap Dihisap.
Vina Milatul Azka
21310410181
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Rokok adalah tembakau yang dikeringkan dan dilinting
yang mengandung berbagai bahan kimia. Merokok melibatkan pembakaran tembakau
dan menghirup asap melalui rokok atau pipa. Merokok merupakan kebiasaan yang
sangat umum dan tersebar luas di masyarakat. Meski terbukti menyebabkan
berbagai patologi sistemik dan lokal, namun sangat sulit menghentikan
kebiasaan merokok. Asap rokok terdiri dari 4.000 bahan kimia, 200 di antaranya
beracun. Ini termasuk karbon monoksida dan hidrokarbon aromatik polisiklik,
termasuk karsinogen (tar, benzopyrene, vinil klorida, nikotin, dll). Selain
itu, nikotin dapat menyebabkan ketergantungan baik pada perokok aktif
maupun pasif. Perokok aktif dan pasif
enam kali lebih mungkin mengalami batuk dan sesak napas dibandingkan bukan
perokok.
Perilaku merokok
merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang
yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika mereka masih remaja.
Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11
dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun.
A
merupakan salah satu perokok aktif. A mulai merokok saat duduk di bangku SMK. A
menjelaskan “Aku mulai merokok itu dari kelas 11 SMK. Waktu itu disuruh coba
sama temen waktu main di rumahnya, dari situ aku mulai kecanduan sampai
sekarang”. Saat ditanya terkait rasa rokok dan respon dari orang tua, A
menjawab “Rasanya sulit untuk dijelaskan. Lebih dominan manis dan enak
menurutku. Respon keluarga sendiri saat lihat aku merokok terkesan biasa saja,
karena bapakku juga seorang perokok aktif. Hanya saja, ibu berpesan untuk tidak
berlebihan dan membatasi setiap harinya. Dalam sehari aku bisa menghabiskan
tiga sampai lima batang rokok”.
Uniknya
si A ini juga merupakan salah satu orang yang gemar berolahrga. Dalam seminggu,
A bisa datang ke tempat gym sebanyak tiga kali. A menghabiskan waktu untuk
berolahraga selama dua jam dengan berbagai aktivitas. Saat ditanya alasan A
tetap merokok walau suka olahrga yaitu “Aku dulu jarang banget olahraga karena
tidak suka. Tapi sekitar 2 tahun lalu aku sempat sakit dan tidak nafsu makan
sehingga badanku kurus. Tujuan utamaku olahraga karena ingin menaikkan berat
badan bukan karena rokok. Aku tahu tentang bahaya merokok dan kandungan apa
saja yang ada dalam rokok. Tapi untuk berhenti merokok aku merasa kesulitan. Mungkin
karena sudah nyaman dengan rokok, apalagi sekarang sudah banyak merk rokok yang
ada dengan berbagai macam rasa. Aku hanya berusaha untuk membatasi jumlah rokok
yang aku konsumsi setiap harinya. Disaat kerja aku tidak merokok, aku sering
merokok disaat sedang bingung tidak ada kegiatan atau sedang banyak pikiran.”
jelas si A.
Untuk
berhenti merokok ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di mulai dari mempunyai
tekad untuk berhenti merokok, dilanjutkan dengan membuang semua rokok yang
dimiliki, kemudian menjauhlah dari tempat anda biasa merokok/orang yang sedang
merokok, mengajak anggota keluarga anda untuk berhenti merokok, usahakan agar
anda selalu sibuk, olahraga teratur, makan teratur dan apabila ada
hasrat/keinginan untuk merokok, ganti dengan mengunyah permen karet.
0 komentar:
Posting Komentar