Senin, 22 April 2024

Esai 3 Psikologi Inovasi : Wawancara Tentang Disonansi Kognitif Vina Milatul Azka (21310410181)

 

Esai 2 : Wawancara tentang disonansi kognitif

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi

Dosen : Dr. Arundati Shinta, MA


 

Judul : Sudah Tahu Bahaya, Tetap Dihisap.

Vina Milatul Azka

21310410181

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

            Rokok adalah tembakau yang dikeringkan dan dilinting yang mengandung berbagai bahan kimia. Merokok melibatkan pembakaran tembakau dan menghirup asap melalui rokok atau pipa. Merokok merupakan kebiasaan yang sangat umum dan tersebar luas di masyarakat. Meski terbukti  menyebabkan  berbagai patologi sistemik dan lokal, namun sangat sulit menghentikan kebiasaan merokok. Asap rokok terdiri dari 4.000 bahan kimia, 200 di antaranya beracun. Ini termasuk karbon monoksida dan hidrokarbon aromatik polisiklik, termasuk karsinogen (tar, benzopyrene, vinil klorida, nikotin, dll). Selain itu, nikotin dapat menyebabkan ketergantungan baik pada perokok aktif maupun  pasif. Perokok aktif dan pasif enam kali lebih mungkin mengalami batuk dan sesak napas dibandingkan bukan perokok.

            Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun.

            A merupakan salah satu perokok aktif. A mulai merokok saat duduk di bangku SMK. A menjelaskan “Aku mulai merokok itu dari kelas 11 SMK. Waktu itu disuruh coba sama temen waktu main di rumahnya, dari situ aku mulai kecanduan sampai sekarang”. Saat ditanya terkait rasa rokok dan respon dari orang tua, A menjawab “Rasanya sulit untuk dijelaskan. Lebih dominan manis dan enak menurutku. Respon keluarga sendiri saat lihat aku merokok terkesan biasa saja, karena bapakku juga seorang perokok aktif. Hanya saja, ibu berpesan untuk tidak berlebihan dan membatasi setiap harinya. Dalam sehari aku bisa menghabiskan tiga sampai lima batang rokok”.

            Uniknya si A ini juga merupakan salah satu orang yang gemar berolahrga. Dalam seminggu, A bisa datang ke tempat gym sebanyak tiga kali. A menghabiskan waktu untuk berolahraga selama dua jam dengan berbagai aktivitas. Saat ditanya alasan A tetap merokok walau suka olahrga yaitu “Aku dulu jarang banget olahraga karena tidak suka. Tapi sekitar 2 tahun lalu aku sempat sakit dan tidak nafsu makan sehingga badanku kurus. Tujuan utamaku olahraga karena ingin menaikkan berat badan bukan karena rokok. Aku tahu tentang bahaya merokok dan kandungan apa saja yang ada dalam rokok. Tapi untuk berhenti merokok aku merasa kesulitan. Mungkin karena sudah nyaman dengan rokok, apalagi sekarang sudah banyak merk rokok yang ada dengan berbagai macam rasa. Aku hanya berusaha untuk membatasi jumlah rokok yang aku konsumsi setiap harinya. Disaat kerja aku tidak merokok, aku sering merokok disaat sedang bingung tidak ada kegiatan atau sedang banyak pikiran.” jelas si A.

            Untuk berhenti merokok ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di mulai dari mempunyai tekad untuk berhenti merokok, dilanjutkan dengan membuang semua rokok yang dimiliki, kemudian menjauhlah dari tempat anda biasa merokok/orang yang sedang merokok, mengajak anggota keluarga anda untuk berhenti merokok, usahakan agar anda selalu sibuk, olahraga teratur, makan teratur dan apabila ada hasrat/keinginan untuk merokok, ganti dengan mengunyah permen karet.

 

0 komentar:

Posting Komentar