Minggu, 07 April 2024

 


ESSAI 3Wawancara Tentang Disonansi Kognitif 

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundhati Shinta, MA






Muhammad Arba’an

21310410199

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Disonansi kognitif adalah situasi yang mengacu pada konflik mental, yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang tidak selaras. Semisal adaa seorang yang suka meminum-minuman Ber alcohol yang memicu dampak yang buruk bagi tubuh apabila meminumnya dengan berlebihan hingga membuat diri tidak sadar bahkan mampu merusak organ dalam tubuh.

Alkohol merupakan salah satu zat penyebab kanker. Konsumsi alkohol berhubungan dengan timbulnya kanker pada rongga mulut, usus besar, liver, dan payudara. Berdasarkan penelitian tahun 2020 ada sekitar 740 ribu (4,1%) kasus kanker baru di dunia terkait konsumsi minuman beralkohol. Hal ini memicu penggunaan bahasa yang lebih tegas dalam panduan pencegahan kanker dari the American Cancer Society tahun 2021, yaitu: paling baik tidak minum minuman beralkohol.

Orang yang mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar (>60g atau sekitar enam gelas/hari) lebih rentan dengan terhadap penyakit kanker. Namun, risiko kanker tetap ada walaupun alkohol dikonsumsi dalam jumlah yang lebih sedikit. Satu dari tujuh orang yang mengalami kanker terkait alkohol ternyata hanya mengonsumsi alkohol kurang dari 20 gram sehari.

Maka dari itu, penulis melakukan sesi wawancara bersama seorang individu Alkohol aktif dengan identitas berikut:

Identitas Interviewe

Inisial                             : SN

Jenis kelamin               : Laki- laki

Usia                               : 38 Tahun

Pekerjaan                     : Petugas Listri

Pelaksanaan Wawancara

Hari / tanggal              : Sabtu, 6 April 2024

Pukul                            : 00.11 – 01.00 wib

Tempat                        : Rumah SN

Wawancara :

Penanya: Apakah anda suka meminum minuman ber alkohol?

Subjek : Iya Mas, Saya suka minum alkohol.

Penanya : Apakah anda anda sering meminum Alkohol?

Subjek : Engga terlalu sering tapi suka meminumnya.

Penanya : Sejak kapan anda mulai gemar meminum alcohol?

Subjek : sejak dari teman yang mengajak dan banyak pikiran.

Penanya : Apakah rekan atau saudara yang juga ikut meminum alkohol, selain anda?

Subjek : Kalo dari temen banyak Mas, tapi kalo dari keluarga hanya saya.

 

Penanya : Apa dampak yang di rasakan Ketika meminum alkohol?

Subjek : bisa menghilangkan pikiran stress sejenak.

Penanya :Apakah anda tau dampak alkohol bagi Kesehatan?

Subjek : Tau Mas sedikit.

Penanya :Apa yang anda ketahui tentang dampak bagi Kesehatan ketikaa anda meminum alkohol?

Subjek : Dapat merusak organ dalam tubuh.

Penanya : Dari mana ketahui dampak bahaya Ketika anda meminum alkoho?

Subjek : Dari internet.

Penanya : Setelah tau tentang bahaya meminum alkohol apakah anda ingin berhenti meminumnya?

Subjek : sebenernya pengen berhenti tapi butuh waktu.

Penanya : Kira-kira kapan berhenti meminum alkohol?

Subjek : Mungkin Tahun ini

Penanya : bagaimana cara anda untuk berhenti meminum alkohol?

Subjek : cari kegiatan atau kesibukan lain.

 

Dari Subjek yang di wawancarai, kitab bisa lihat bahwa Subjek tau akan bahaya dari meminum Alkohol dapat merusak dan bahaya bagi tubuh namun masih ingin untuk meminumnya serta masih ada keinginan berhenti meskipun banyak pengaruh yang sulit untuk membuatnya berhenti. Pergaulan juga mampu mendorong agar sulit untuk berhenti dari kebiasaan yang buruk. Adapun factor stres atau banyak pikiran yang membuat subjek ingin merasakan dampak alkohol atau efek alkohol saat meminumnya hanya untuk menenangkan pikiran.

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar