Selasa, 23 April 2024

Essay 4 - Berperilaku Inovatif Secara Nyata - Rizky Pratama

 

PSIKOLOGI INOVASI

ESSAI 4 BERPERILAKU INOVATIF SECARA NYATA

INOVASI PENGOLAHAN KOTORAN SAPI

Dosen Pengampu :Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.



DisusunOleh :

Rizky Pratama

21310410205

SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2024

Berbicara masalah kotoran sapi, merupakan suatu hal yang tidak asing bagi kita semua terutama bagi mereka para peternak sapi. Kotoran sapi dinilai bisa menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan yang kompleks apabila para peternak tidak dapat mengolahnya dengan baik dan benar, atau justru jika tidak mengolahnya sama sekali. Pengolahan kotoran yang dihasilkan oleh sapi memang tidak sedikit jumlahnya tergantung, dari jenis sapi dan pakan ternaknya. Semakin banyak kotoran sapi yang dihasilkan maka dampak negatif yang dimunculkan akan banyak pula. Semua tergantung bagaimana cara para peternak mengatasi hal-hal tersebut.


Sejauh ini, pengetahuan masyarakat tentang kotoran sapi hanya sebatas pada mengolahnya dengan cara menimbun dan membakarnya saja. Padahal, penimbunan tersebut dapat memicu tinbulnya penyakit yaitu mengundang vektor (hewan pembawa penyakit) seperti lalat, nyamuk, dan lain-lain. Bisa pula menyebabkan polusi udara akibat bau yang dihasilkan terutama bagi mereka yang rumahnya berdekatan dengan kandang sapi. Tidak hanya itu, lingkungan yang ada di sekitar juga akan terkena dampak negatif jika penimbunan kotoran sapi terlalu banyak, karena terserapnya kotoran sapi ke dalam tanah.

Di sisi lain, proses pembakaran kotoran sapi yang dilakukan oleh masyarakat dapat menghasilkan gas-gas berbahaya, karena kotoran sapi sendiri mengandung gas amonia, karbon dioksida, karbon monoksida, dan gas metana. Gas metana yang terbakar dapat menghasilkan gas karbon dioksida, sehingga jumlah karbon dioksida di udara akan meningkat dan menimbulkan terjadinya efek rumah kaca (global warming,red). Gas hasil pembakaran juga akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia.

Tahukah kalian? Sejatinya kotoran sapi dapat memiliki nilai manfaat jika seseorang mampu membuat inovasi untuk mengolah, salah satunya menjadikan sebagai pupuk. Dikalangan masyarakat pada umumnya, kotoran sapi diolah dalam wujud pupuk kandang dengan cara membiarkannya begitu saja. Proses yang dibutuhkan memakan waktu yang lama dan tentunya masih menyisahkan dampak di lingkungan sekitar.


Oleh karena itu, dalam pengolahan kotoran sapi ini perlu adanya cara yang lebih efektif dan efisien guna mengurangi pencemaran yang timbul. Contoh inovasinya adalah dengan penambahan bahan organik Ni35 (formula penghilang bau ternak) yang berfungsi untuk menghilangkan bau dan mempercepat proses perubahan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kandang. Penambahan bahan organik Ni35 juga tidak akan mengurangi kandungan-kandungan bermanfaat yang ada didalam kotoran sapi tersebut, sehingga sangat aman digunakan untuk tanaman serta tidak akan mencemari lingkungan sekitar. Ini dinilai lebih efektif dan efisien karena terbuat dari bahan-bahan organik.

Kandungan dalam Ni35 dapat menyerap gas amonia (NH3) dan membunuh bakteri-bakteri pembusuk yang ada dikotoran sapi. Dengan demikian, Ni35 dapat memberikan peran kepada bakteri pengurai untuk menguraikan kotoran sapi menjadi pupuk kandang dengan waktu yang lebih cepat. Hasil pupuk kandang yang diperoleh dari pengolahan kotoran itu dapat digunakan sendiri oleh para peternak. Sehingga tidak membutuhkan pupuk komersial lainnya. Bahkan pupuk kandang inovasi ini memiliki harga yang lebih ekonomis dibanding pupuk komersial lain

Dengan menggunakan pupuk kandang, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis, yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Pupuk kandang juga dapat memperbaiki kesuburan tanah secara bertahap dari waktu ke waktu, penggunaan pupuk kandang secara konsisten dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang. Penggunaan pupuk kandang juga merupakan bagian dari praktik pertanian berkelanjutan yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan, kesehatan tanah, dan produktivitas jangka panjang.








0 komentar:

Posting Komentar