PSIKOLOGI
INOVASI
ESSAI
4 BERPERILAKU INOVATIF SECARA NYATA
INOVASI
PENGOLAHAN KOTORAN SAPI
Dosen
Pengampu :Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.
DisusunOleh
:
Rizky Pratama
21310410205
SJ
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI
FAKULAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2024
Berbicara masalah kotoran sapi, merupakan suatu hal yang tidak asing bagi kita semua terutama bagi mereka para peternak sapi. Kotoran sapi dinilai bisa menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan yang kompleks apabila para peternak tidak dapat mengolahnya dengan baik dan benar, atau justru jika tidak mengolahnya sama sekali. Pengolahan kotoran yang dihasilkan oleh sapi memang tidak sedikit jumlahnya tergantung, dari jenis sapi dan pakan ternaknya. Semakin banyak kotoran sapi yang dihasilkan maka dampak negatif yang dimunculkan akan banyak pula. Semua tergantung bagaimana cara para peternak mengatasi hal-hal tersebut.
Sejauh ini,
pengetahuan masyarakat tentang kotoran sapi hanya sebatas pada mengolahnya
dengan cara menimbun dan membakarnya saja. Padahal, penimbunan tersebut dapat
memicu tinbulnya penyakit yaitu mengundang vektor (hewan pembawa penyakit)
seperti lalat, nyamuk, dan lain-lain. Bisa pula menyebabkan polusi udara akibat
bau yang dihasilkan terutama bagi mereka yang rumahnya berdekatan dengan
kandang sapi. Tidak hanya itu, lingkungan yang ada di sekitar juga akan terkena
dampak negatif jika penimbunan kotoran sapi terlalu banyak, karena terserapnya
kotoran sapi ke dalam tanah.
Di sisi lain,
proses pembakaran kotoran sapi yang dilakukan oleh masyarakat dapat
menghasilkan gas-gas berbahaya, karena kotoran sapi sendiri mengandung gas
amonia, karbon dioksida, karbon monoksida, dan gas metana. Gas metana yang
terbakar dapat menghasilkan gas karbon dioksida, sehingga jumlah karbon
dioksida di udara akan meningkat dan menimbulkan terjadinya efek rumah kaca
(global warming,red). Gas hasil pembakaran juga akan sangat berbahaya jika
terhirup oleh manusia.
Tahukah kalian?
Sejatinya kotoran sapi dapat memiliki nilai manfaat jika seseorang mampu
membuat inovasi untuk mengolah, salah satunya menjadikan sebagai pupuk.
Dikalangan masyarakat pada umumnya, kotoran sapi diolah dalam wujud pupuk
kandang dengan cara membiarkannya begitu saja. Proses yang dibutuhkan memakan
waktu yang lama dan tentunya masih menyisahkan dampak di lingkungan sekitar.
Kandungan dalam Ni35 dapat menyerap gas amonia (NH3) dan membunuh bakteri-bakteri pembusuk yang ada dikotoran sapi. Dengan demikian, Ni35 dapat memberikan peran kepada bakteri pengurai untuk menguraikan kotoran sapi menjadi pupuk kandang dengan waktu yang lebih cepat. Hasil pupuk kandang yang diperoleh dari pengolahan kotoran itu dapat digunakan sendiri oleh para peternak. Sehingga tidak membutuhkan pupuk komersial lainnya. Bahkan pupuk kandang inovasi ini memiliki harga yang lebih ekonomis dibanding pupuk komersial lain
Dengan menggunakan pupuk kandang, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis, yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pupuk kandang juga dapat memperbaiki kesuburan tanah secara bertahap dari waktu ke waktu, penggunaan pupuk kandang secara konsisten dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang. Penggunaan pupuk kandang juga merupakan bagian dari praktik pertanian berkelanjutan yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan, kesehatan tanah, dan produktivitas jangka panjang.
0 komentar:
Posting Komentar