Sabtu, 20 April 2024

Essay 3 - Disonansi Kognitif - Afizain Azidzaki Naufal - 21310410186-SJ

DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA YANG MEROKOK 

Psikologi Inovasi Essay 3 Wawancara Tentang Disonansi Kognitif

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA


                                                                    



Afizain Azidzaki Naufal Cahyadi Putra

21310410186

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta



  1. Profil Responden

Nama Inisial : RA

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Umur : 22 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa



  1. Wawancara

    Saya : Assalamu'alaikum, RA. Terima kasih telah bersedia berbicara dengan saya. saya       ingin bertanya beberapa pertanyaan mengenai rokok, sejak kapan anda mulai merokok?

    RA : Wa'alaikumsalam. Tentu, terima kasih telah mengajukan pertanyaan tersebut, saya       mulai merokok ketika KKN tahun 2022.

  Saya : Apa yang menjadi penyebab RA merokok? apakah itu efektif untuk mengurangi stress?

  RA : Saya tahu ini tidak baik, tapi saya merokok. Merokok memberi saya sesaat untuk merasa lebih tenang. Rasanya seperti saya bisa menghirup napas yang dalam dan merasa lega dengan masalah yang saya hadapi saat ini.

Saya : Tentu ada risiko kesehatan yang terkait dengan kebiasaan tersebut. Apakah Anda merasa ada dampak negatif dari kebiasaan merokok ini, baik secara fisik maupun emosional?

RA : Ya, saya menyadarinya. Fisik saya terasa kurang fit, dan terkadang saya merasa bersalah karena merokok. Tapi, pada saat yang sama, sulit bagi saya untuk menemukan cara lain yang seefektif ini untuk mengatasi stres. 

Saya : Saya bisa membayangkan betapa sulitnya menemukan keseimbangan antara mengelola stres dan menghindari dampak negatif dari kebiasaan merokok. Bagaimana menurut RA, apakah ada solusi yang dapat membantu mengatasi stres tanpa perlu bergantung pada rokok?

RA : Saya pikir solusinya mungkin melibatkan pendekatan yang lebih holistik. Mungkin kombinasi dari olahraga meditasi, dan dukungan sosial dapat membantu saya mengelola stres dengan lebih efektif. 

Saya : Terima kasih banyak atas waktunya, RA. Saya harap skripsi Anda berjalan lancar dan dapat menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola stres.



  1. Hasil dan Pembahasan 

Disonansi  kognitif  sederhananya  adalah  perasaan  tidak  nyaman  yang  didapatkan ketika berusaha  untuk  mempertahankan  dua  atau  lebih  keyakinan  yang  tidak  konsisten  secara bersamaan, atau ketika individu meyakini satu hal akan tetapi perilakunya bertentangan dengan hal yang diyakini (Buckley, 2015) Dalam wawancara dengan RA, kita dapat melihat penggunaan rokok sebagai mekanisme pengatasi stres yang digunakan oleh RA. Namun, RA juga menyadari adanya dampak negatif, baik secara fisik maupun emosional, dari kebiasaan merokok ini. Hal ini mencerminkan konflik kognitif yang dikenal sebagai disonansi kognitif.

Dalam percakapan dengan RA, terlihat bahwa penggunaan rokok sebagai mekanisme pengatasi stres menyebabkan konflik kognitif. RA menyadari dampak negatifnya, tetapi kesulitan menemukan alternatif yang seefektif. Pendekatan holistik yang diusulkan oleh RA, seperti olahraga, meditasi, dan dukungan sosial, dapat membantu mengatasi konflik ini dengan mencapai konsistensi antara keyakinan dan perilaku. Hal ini mencerminkan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada rokok dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.





Daftar Pustaka



Buckley,   T. (2015). What   Happens   To   The   Brain   When   We Experience   Cognitive Dissonance?. Journal of Scientific  American  Min,  26(6),  72.  https://doi.org/10.1038/ scientificamericanmind1115-72b.

Direktorat  P2PTM. (2022). Apa Faktor  Yang  Mendorong  Seseorang  Merokok.  Diakses  dari http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm. (2024, 20 April).



0 komentar:

Posting Komentar