PEMBUATAN KOMPOS DAN ECO-ENZYME
DARI SAMPAH RUMAH TANGGA
Psikologi Lingkungan
Essay 4 Melakukan Eksperimen di Rumah Dosen
Dosen Pengampu: Dr., Dra.
Arundati Shinta, M.A.
Disusun oleh :
Ahmad Adi Prayitno (21310410162)
Afizain Azidzaki Naufal (21310410186)
Psikologi SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pada hari minggu 22 oktober 2023 kelas
psikologi SJ melaksanakan eksperimen di rumah Dosen Ibu Shinta, disana kami
disuguhkan berbagai macam makanan seperti arem – arem, kacang tanah, dan
berbagai macam jajanan lainnya, dan juga ada yang membawa makanan sendiri untuk
dibagikan kepada teman - teman. disampng
itu bu shinta sebagai dosen menjelaskan bagaimana cara mengolah sampah khusunya
rumah tangga agar dapat di daur ulang menjadi suatu hal yang berguna seperti
pupuk kompos, eco-enzym dan juga sabun cair dan membuat parcel.berikut
langkah pembuatan pupuk kompos :
Kompos adalah hasil dari proses alami penguraian bahan organik
oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan makhluk hidup mikroskopis
lainnya. Proses ini disebut dengan dekomposisi atau dekomposisi biologis.
Kompos biasanya digunakan sebagai pupuk organik yang kaya nutrisi untuk
tanaman. Bahan organik yang dapat diolah
menjadi kompos mencakup sisa makanan, sisa sayuran, daun kering, rumput, dan
material organik lainnya. Proses pengomposan melibatkan keseimbangan antara
bahan hijau (yang mengandung banyak nitrogen, seperti sisa makanan hijau) dan
bahan coklat (yang mengandung banyak karbon, seperti daun kering). Kombinasi
bahan ini menciptakan kondisi optimal untuk mikroorganisme melakukan penguraian
bahan organik menjadi humus, yang merupakan bentuk stabil dan subur dari materi
organik. Pada prinsip pembuatan kompos
yaitu pencampuran bahan organik dengan bantuan mikroorganisme sebagai
aktivatornya. Mikroorganisme bersumber dari kotoran/urine hewan ternak dan
bakteri inokulan seperti EM4 (Effective
Microorganisms), orgadec, dan stardec.
Langkah pembuatan kompos, pertama
setelah selesai makan kami mengumpulkan sampah bekas makanan seperti kulit
kacang, daun pisang, kulit buah dan lain - lain yang akan digunakan sebagai
bahan pupuk kompos nanti, pertama semua bahan di potong menjadi kecil agar
mudah di urai nantinya, lalu disatukan di satu wadah. selanjutnya campurlah
bahan pertama yang terdiri dari arang dan abu yang sudah di saring, daun daun
dan juga kulit telur di dalam satu wadah dan aduk sampai semua bahan tercampur
rata. Kemudian bahan kedua yang terdiri dari kulit buah yang sudah diiris
tipis-tipis tadidan dicampurkan dengan kompos lawas dan dicampur dengan ampas
kopi kemudian diaduk sampai tercampur semua. tambahkan fermentasi kulit
buah,eco enzym, irisan daun sirih sebanyak 50 lembar, yang sudah dicampur molase
(tetes tebu, bakteri yang bisa menguraikan adonan), EM4 (untuk memberikan
nutrisi pada tanaman) sebanyak 6 tutup botol, Trichoderma (anti jamuur), dan
fermentasi daun bawang yang berfungs sebagai anti serangga. Tambahkan semua
bahan menjadi satu dan aduk rata di dalam wadah yang berisi bahan kedua,
Kemudian tambahkan juga garam, dedak, Anfush yang berfungsi sebagai pestida
alami. Campurkan semua bahan sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga
terlihat lembab ( tidak kering dan tidak teralu basah).
Jika semua adonan sudah dicampur
siapkan media untuk menampung yaitu menggunakan gentong yang terbuat dari tanah
liat yang berdungsi untuk mempercepat proses fementasi pada kompos, pada
kondisi ini terjadi dekomposisi atau penguraian bahan organik aktif karena
mikroba dalam kompos menggunakan oksigen dan menguraikan bahan organik menjadi
CO2, uap air dan panas. jadi harus menggunakan media simpan yang dapat
melidungi kompos selama proses penguraian, lalu masukan terlebih dahulu
bantalan yang terbuat dari kardus yang sudah dipotong kecil - kecil, fungsinya
untuk menyerap air, kemudian masukkan semua bahan tadi menjadi satu di dalam
gentong dan sisakan ruang sekitar 10% dan tutup rapat agar tidak ada celah
untuk serangga bisa masuk. simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung dan tunggu sekitar 14 hari. agar kompos siap di panen dan bisa
digunakan untuk tanaman.
Eco-Enzyme
Selain
membuat kompos kami juga membuat Eco-Enzym dan Parcel, berikut cara membuat Eco-Enzym
:
Tahapan
dalam membuat eco-enzym kita gunakan perbandingan bahan yaitu 1:3:10, Gula
merah = 90 gr : Kulit semangka 270 gr : Air 900 ml. pertama kita tuangkan air sebanyak 450 ml
beserta gula merah 90 gr yang sudah diiris tipis - tipis agar mudah larut saat
dimasak ke dalam panci yang berada di atas kompor, kemudian kulit semangka kita
potong menjadi potongan - potongan sekecil mugkin (minced) sebanyak 270
gr agar mudah terfermentasi nantinya. lalu kita sipkan wadah atau botol yang
kedap udara sebagai tempat fermentasi. jika gula sudah larut matikan kompor
lalu diamkan larutan gula sampai suhunya dingin (jangan tuangkan ketika panas
karena nanti akan membunuh bakteri fermentasi). tuangkan sedikit demi sedikit
ke dalam wadah/botol yang sudah disiapkan sebelumnya sampai habis, selanjutnya
masukkan semua potongan kulit semangka ke dalam botol yang sudah terisi larutan
gula dan tambahkan sisa air sebanyak 450 ml ke dalam botol dan sisakan sediit
ruang, kemudian tutup rapat botol/wadah tersebut dan beri tanggal dimulai
fermentasi agar nanti mudah untuk memanen hasil fermentasinya. Ada 2 periode
dalam tahapan proses fermentasi ini, yang pertama proses ini dilakukan selama 3
bulan, kemudian 1 bulan berikutnya. Selama periode ini, campuran akan mengalami
fermentasi dan menghasilkan eco-enzym.
Kami
juga diperlihatkan eco-enzym yang sudah siap dipanen dari periode bulan
februari, hasilnya lalu kami saring airnya dari ampas kulit buah dan disimpan
di dalam botol untuk difermentasi lagi selama kurang lebih 1 bulan dan diberi
tanggal, ampas kulit buahnya juga kita bisa gunakan kembali sebagai bahan
membuat kompos. Eco-enzym ini dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga,
pupuk organik, atau bahan tambahan untuk menyuburkan tanah. Pastikan untuk
menguji pada area kecil sebelum digunakan secara luas, terutama sebagai
pembersih, untuk memastikan tidak terjadi reaksi yang tidak diinginkan.
Kegiatan ini bermanfaat sebagai ilmu
pengetahuan baru bagi kami bagaimana menerapkan prinsip 3R dalam skala rumah
tangga, meskipun ketika pertama kali melakukan ini memang agak sulit namun
tidak menjadikan kami patah semangat dalam melakukan kegiatan ini, juga kami
diajarkan bertnggung jawab terhadap apa yang kita konsumsi meski hal terkecil
sekalipun yang berdampak pada penendalian lingkungan agar lebih bermanfaat
tentunya terutama unuk diri sendiri dan di lingkungan masyarakat, ternyata
sampah yang kita anggap jijik atau jorok bisa menjadi sesuatu hal yang berguna
dan bermanfaat untuk keberlangsungan tanaman dan lingkungan sekitar ketika kita
bisa mengolahnya dengan baik. Hal ini menjadi cambuk bagi kita semua terutama
sebagai mahasiswa psikologi yang juga harus ikut serta mengedukasi kepada
masyarakat betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kita terutama rumah
tangga.
0 komentar:
Posting Komentar