MANAJEMEN
PENGELOLAAN SAMPAH
DI
TPST RANDU ALAS
Psikologi Lingkungan Essay 5 Belajar di
TPST Randu Alas
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
“KEGIATAN KUNJUNGAN DI TPST RANDU ALAS”
RIFKY
BACHTIAR LISANDRA
22310410011
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pengelolaan
sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) merupakan salah satu aspek
penting dalam lingkungan hidup. Manajemen pengelolaan sampah di TPST memiliki
banyak permasalahan yang harus diatasi untuk dapat memastikan keberlangsungan
lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan, salah satunya di TPST Randu Alas.
Pada tanggal 28 oktober 2023 kami dari Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta melaksanakan kunjungan ke TPST Randu Alas yang beralamat
Desa Candi
Karang, Kaluarahan Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta dan bertemu dengan Bapak Sudjono selaku pengelola di TPST Randu Alas. Dalam pertemuan tersebut kami di dampingi oleh dosen kami
Dr., Dra
Arundati Shinta MA yang baik hati serta dalam kesempatan tersebut banyak sekali motivasi dan
pengalaman yang kami dapat.
Pertama-tama,
penting untuk menyadari bahwa sampah merupakan salah satu masalah lingkungan
yang paling serius di dunia saat ini. Setiap hari, manusia menghasilkan ton
sampah yang tidak terkelola dengan baik, mengancam ekosistem alam dan kesehatan
manusia. Oleh karena itu, manajemen pengelolaan sampah di TPST, terutama di
TPST Randu Alas menjadi sangat penting untuk mencegah dampak negatif ini.
Salah
satu permasalahan utama dalam
manajemen pengelolaan
sampah yang dilakukan TPST Randu Alas adalah kurangnya tenaga kerja yang ada, untuk saat ini TPST Randu Alas hanya memiliki 6 orang
anggota yang berperan aktif dalam pengelolaan tersebut.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk menambah tenaga kerja namun banyak orang yang tidak mau karena
memandang rendah pekerjaan tersebut.
Permasalahan
lainnya dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST Randu Alas adalah penggunaan
teknologi yang kurang memadai. Banyak TPST yang masih menggunakan teknologi
pengelolaan sampah tradisional yang tidak efisien dan mencemari lingkungan.
Sebagai contoh, pembakaran sampah yang tidak terkendali dapat menghasilkan
polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem alam.
Selain
itu, dengan semakin meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari,
TPST memerlukan lahan yang luas untuk menampung sampah tersebut. Namun, lahan
yang luas ini seringkali sulit untuk didapatkan, terutama di area perkotaan
yang sudah padat penduduknya.
Aspek
sosial juga menjadi permasalahan dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST
Randu Alas. Terkadang, masyarakat sekitar tidak terlibat dalam pengelolaan
sampah secara berkelanjutan, sehingga membuang sampah sembarangan dan
mengabaikan pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang benar.
Untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan langkah-langkah
konkret dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST. Pertama, pemerintah perlu
mengalokasikan lahan yang memadai untuk TPST dan mengembangkan teknologi
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Selain itu, sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik juga perlu
dilakukan.
Peran
individu juga sangat penting dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di
TPST. Dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan sekali pakai dan mendukung
program daur ulang, kita dapat membantu mengurangi beban sampah di TPST.
Dengan
adanya langkah-langkah konkret dan partisipasi aktif dari semua pihak,
diharapkan manajemen pengelolaan sampah di TPST Randu Alas dapat menjadi lebih
efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan
yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
Kesimpulan :
Psikologi lingkungan memainkan peran penting dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST, terutama di TPST Randu Alas. Dalam konteks ini, pemahaman tentang persepsi individu terhadap sampah, efektivitas program pendidikan dan kampanye serta pemahaman tentang permasalahan psikologis yang terkait dengan sikap dan keprihatinan masyarakat sangat penting. Untuk mengatasi permasalahan dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST, diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan aspek psikologi lingkungan, infrastruktur yang memadai, sumber daya yang cukup, serta upaya yang berkelanjutan untuk mengubah perilaku dan adopsi kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah. Dengan demikian, dapat dicapai pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan di TPST.
0 komentar:
Posting Komentar