Psikologi Lingkungan Essay 4
Melakukan Eksperimen
Praktek mengolah sampah organik
menjadi Kompos dan Eco Enzyme
Dosen
Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, MA
Irfan
Kusuma Wardani
21310410187
Risky Nanda Himawan
21310410196
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Penumpukan
sampah organik menyebabkan berbagai permasalahan baru bagi masyarakat sekitar.
Namun masyarakat masih abai karena beranggapan sampah organik tidak berbahaya
untuk lingkungan, padahal rembesan dari sampah organik dapat mencemari air
tanah. Selain itu sampah organik juga menghasilkan pelepasan gas metana ke
atmosfer yang berbahaya untuk makhluk hidup dan lingkungan. Oleh karena itu
pengelolaan sampah yang benar sangat diperlukan dalam upaya
mengurangi dampak pencemaran lingkungan ini.
Pada
Minggu, 22 Oktober 2023 pukul 09.00 lalu kami mahasiswa psikologi kelas SJ
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta berkesempatan untuk belajar dan
melakukan eksperimen sampah di rumah dosen kami, Ibu Arundati Shinta. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengembangkan metode kreatif inovatif dalam pengelolaan
sampah agar menjadi barang daur ulang yang bermanfaat. Ada beberapa eksperimen
yang kami lakukan diantaranya proses pembuatan kompos, eco enzyme (produk
yang dibuat ibu sudah SNI), dan pembuatan tas parcel dari kertas bekas. Selain
itu Ibu Shinta juga memperkenalkan kami metode mengolah sisa jelantah minyak
menjadi sabun cuci piring. kami disana disuguhkan banyak makanan dari Ibu
Arundati Shinta . seperti buah-buahan seperti pisang, anggur, semangka, jambu dan
jeruk, lalu ada berupa nasi yang berisi sayuran atau daging
ayam kemudian dibungkus dengan daun pisang dan makanan yang dibungkus dengan
plastik tidak lupa juga es teh. karena makanan yang di suguhkan ke kami banyak
meninggalkan sampah tersebut digunakan untuk menjadi bahan utama dari
eksperimen. Kami mahasiswa menghasilkan Sampah, mengumpulkan sampah, memilah
sampah dan mendaur ulang sampah. Sampah plastik digunting menjadi lembaran dan
dicuci lalu dikeringka Dan sampah dari kulit-kulit buah seperti kulit semangka,
pisang, jeruk digunakan untuk bahan utama dari kompos dan eco enzyme.
Yang nantinya eco enzyme digunakan sebagai salah satu bahan
membuat sabun cair.
Kegiatan
eksperimen yang pertama adalah pembuatan kompos. Pupuk kompos adalah pupuk
organik yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme secara alami. Prosesnya disebut pengomposan. Kompos bermanfaat untuk
menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh, kompos juga
merupakan pupuk yang aman pada lingkungan karena dari sampah organic dengan
proses mikroorganismenya. Bahan-bahan yang digunakan untuk
pembuatan kompos yaitu : sampah dedaunan, tetes tebu (molase), kapur tani,
dedak, EM4 makanan bakteri, anti jamur, air, abu, cangkang telur yang ditumbuk
lalu disaring dan sampah dapur.
langkah pembuatan
kompos adalah :
Pertama,
Sampah dedaunan, arang, abu dan cangkang telur dihaluskan. Setelahnya,
dedaunan,kapur tani, dedak, abu, dan bubuk cangkang telur yang sudah halus
dicampur dimasukkan ke wadah besar dan diaduk sehingga tercampur rata.
Selanjutnya, Tambahkan molase, anti jamur, serta cairan EM4 dan air sesuai
takaran lalu aduk rata kembali. Setelah itu, Siapkan potongan kardus yang
dibalut dengan jaring yang sudah dianyam, kemudian bahan-bahan tadi dimasukkan
ke dalamnya. Dan yang terakhir Tuangkan campuran kompos dan tutup rapat.
Untuk proses inkubasi
sampai kompos siap digunakan estimasinya sekitar 2 mingguan. Setelahnya kompos
siap digunakan untuk memupuk dan menyuburkan tanaman.
Kegiatan
kedua adalah pembuatan eco enzyme. Eco enzyme atau
biasa disebut cairan serbaguna organik adalah cairan alami hasil dari
fermentasi limbah dapur organik. Sampah organik yang digunakan bisa dari sisa
sayuran atau buah ataupun kulitnya. Untuk bahan yang digunakan adalah gula,
ampas atau sisa sampah sayur/buah, air, dan 3 buah larak di iris kecil-kecil nanti dimasukan kedalam botol/wadah yang berisi air larutan gula merah dan yang lainnya. Perbandingannya adalah
1:3:10. Untuk kegiatan eksperimen yang kami lakukan kami memakai takaran 90 gram
gula : 270 gram ampas kulit buah (yang sudah diiris halus) : 900 gram air
matang.
Untuk
proses pembutannya sendiri pun cukup mudah kita tinggal menyiapkan wadah bersih
untuk menuangkan gula merah dan air 450 ml yang telah di campur di panaskan
dalam atas kompor , irisan kecil-kecil sampah kulit buah (semangka, jeruk,
apel, dsb) agar lebih cepat dalam proses fermentasinya nanti. Bahan-bahan
tersebut lalu di campur masukkan ke wadah/botol yang kedap udara dan diletakkan
di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari selama kurang lebih 3
bulan. Setelah 3 bulan eco enzyme ini bisa dipanen dan
hasilnya berwarna kecoklatan dan berbau asam khas fermentasi. Eco
enzyme yang dipanen bisa disaring untuk memisahkan air sari dan
ampasnya. Setelahnya bisa digunakan sebagai pembersih lantai, penghilang bau,
campuran cairan cuci piring, pupuk tanaman dan masih banyak lagi
kegunaannya.
Dari
kedua kegiatan eksperimen di atas sungguh pengalaman yang sangat berharga untuk
kami. Dari
yang kami anggap bahwa sampah merupakan sesuatu yang tidak berguna lagi
ternyata mampu memberikan manfaat yang begitu banyak ketika kami mampu
mengolahnya dengan baik dan benar. Bekal ilmu tentang pengelolaan sampah organik
yang bisa kami sebarkan pada masyarakat sekitar. Setelah selesai melakukan
eksperimen tersebut Pulangnya pun kami masih mendapat kompos dan sabun cair
dengan tas parcel buatan sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar