PENGOLAHAN
KOMPOS DAN ECO-ENZYME SEBAGAI UPAYA
PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
Essay Psikologi Lingkungan Eksperimen
Dosen Pengampu: Dr., Dra.
Arundati Shinta, M.A.
Oleh :
Fais Firmansah
21310410182
Yosy Tri Aprian
21310410188
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Sampah organik adalah salah satu jenis
sampah yang paling umum dihasilkan oleh aktivitas sehari-hari manusia. Sampah
ini terdiri dari sisa-sisa bahan organik seperti sisa makanan, daun kering, dan
limbah organik lainnya. Pengelolaan sampah organik menjadi semakin penting
karena pertumbuhan populasi yang cepat dan gaya hidup modern yang menghasilkan
produksi sampah yang tinggi. Dalam essay ini, akan dibahas tentang sampah
organik dan upaya pengolahannya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
Sampah organik memiliki dampak yang
signifikan terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Saat sampah
organik terakumulasi, dapat menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah
kaca yang sangat kuat dan berkontribusi pada perubahan iklim global. Selain
itu, pembusukan sampah organik juga dapat menghasilkan cairan yang dapat
mencemari tanah dan air tanah, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang luas.
Oleh karena itu, pengelolaan sampah organik menjadi kunci untuk mengurangi
dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Kami sebagai seorang mahasiswa maupun
mahasiswi dari program studi psikologi universitas proklamasi 45 Yogyakarta
pada salah satu mata kuliah yang kami ambil yaitu psikologi lingkungan membawa
kami untuk mempelajari bagaimana cara membuat pupuk kompos dan eco enzim dari
pengolahan sampah organik yang kami laksanakan pada hari Minggu, 22 Oktober
2023. pembuatan pupuk kompos dan eco enzim di sini bertujuan untuk dapat
mengurangi penggunaan pupuk dari bahan sintetis atau kimia yang mana pupuk
jenis itu dapat merusak keseimbangan unsur hara yang ada di dalam tanah dan
dapat berimbas pada kerusakan ekosistem yang ada di alam. oleh karenanya
dibuatlah pupuk kompos organik ini yang bertujuan untuk membantu proses
perbaikan kualitas tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas ekosistem yang
ada di alam.
KOMPOS
Kompos
adalah upaya memanfaatkan potensi positif dari sampah organik untuk menciptakan
produk bernilai tinggi yang memberikan manfaat ekologis dan agronomis. Dalam
konteks pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan, kompos menjadi pilihan
yang semakin relevan dan efektif.
Proses
kompos sendiri melibatkan penguraian bahan organik, seperti sisa makanan, daun
kering, dan material organik lainnya, menjadi humus yang kaya nutrisi. Proses
ini memerlukan ketersediaan mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, yang
bekerja secara bersama-sama untuk menguraikan bahan organik menjadi senyawa
yang lebih sederhana dan berguna.
Salah
satu manfaat utama kompos adalah sebagai pupuk organik. Kompos yang dihasilkan
mengandung nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang menjadi
sumber makanan yang ideal bagi tanaman. Pupuk kompos bukan hanya meningkatkan
kesuburan tanah, tetapi juga meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air,
mengurangi erosi tanah, dan menciptakan lingkungan mikroba yang sehat bagi
pertumbuhan tanaman.
Selain
itu, kompos juga berperan penting dalam mengelola limbah organik. Dengan
mempraktikkan daur ulang sampah organik menjadi kompos, volume sampah yang
masuk ke tempat pembuangan sampah dapat berkurang secara signifikan. Hal ini
mengurangi tekanan pada tempat pembuangan sampah dan menghentikan pembentukan
gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik.
Pupuk
organik tersebut selain dapat digunakan pada tanaman juga dapat dijual sehingga
dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Penggunaan pupuk cair dari sampah
organik semakin meningkat sejak berkembangnya tanaman hidroponik karena pupuk
cair mudah diracik sesuai dengan kebutuhan tanaman. (Mardwita, 2019)
Secara keseluruhan, kompos menjadi solusi yang holistik dan berkelanjutan dalam mengelola sampah organik. Melalui proses ini, sampah organik diubah menjadi sumber daya yang bernilai tinggi, memberikan manfaat ekologis dan agronomis. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, dukungan pemerintah, dan peningkatan infrastruktur pengelolaan kompos, kita dapat melangkah menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan kompos yaitu sebagai berikut : Limbah Dapur (berupa sayuran basi), Daun pisang / Kulit lemper, Bubuk Anti Jamur, Cairan Molase (Tetes Tebu), Cairan EM4, Cangkang telur yang ditumbuk halus, Dedak, Abu Kayu, Air, Kapur tani.
· Cara membuat kompos yaitu sebagai berikut :
1. Kelompokan terlebih dahulu kulit lemper/arem
arem yang ada lalu bersihkan kemudian dipotong kecil-kecil menggunakan alat
yang sudah disiapkan sebelumnya.
2.
Campurkan juga potongan kulit lemper/arem-arem yang sudah disiapkan tadi dengan
dedak, kapur tani, limbah dapur, cangkang telur dan abu kayu yang telah diayak
terlebih dahulu, campurkan bahan-bahan tersebut hingga benar-benar merata.
3.
Setelah semua bahan tadi telah dicampur sampai benar-benar merata kemudian kita
bisa menambahkan EM4, cairan molase, serta bubuk anti jamur serta air
secukupnya sesuai takaran. Aduk lagi campuran tersebut sampai tercampur merata
semuanya.
4. Lalu
siapkan bantalan filter yang terdiri dari koran serta potongan kardus yang
kemudian dibungkus lagi dengan jaring yang sudah dijait sebelumnya. Komponen
tersebut nanti akan menjadi dasaran bagi media kompos yang dimasukkan kedalam
gentong yang terbuat dari tanah liat/plastic.
5. Kemudian
siapkan gentong sebagai tempat pembuatan kompos dan bersihkan terlebih dahulu
bagian dalam gentong dengan dicuci dan dilap hingga bersih. Letakkan bantalan
filter/dasaran filter yang telah kita persiapkan sebelumnya.
6. Terakhir
tuangkan campuran kompos yang sudah kita buat tadi kedalam gentong tersebut
baru kemudian kita tutup gentong itu agar terjadi proses fermentasi. Proses
penutupannya sendiri bisa berlangsung hingga 14 hari atau hingga kompos sudah
siap untuk digunakan.
ECO ENZYM
Eco
Enzyme adalah hasil dari
fermentasi limbah dapur
organik seperti ampas buah
dan sayuran, gula
(gula coklat, gula
merah atau gula tebu), dan
air.Dengan membuat Eco Enzyme, kita telah berpartisipasi mengurangi beban bumi
sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis (Viana, 2021). Eco enzym,
atau enzim ekologi, merupakan solusi inovatif yang semakin dikenal sebagai alat
yang efektif dalam pengelolaan limbah dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Eco
enzym adalah campuran enzim yang diproduksi dari bahan alami seperti
buah-buahan dan sayuran yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai
dari membersihkan limbah hingga mendukung pertanian organik. Dalam essay ini,
kita akan membahas manfaat dan peran penting eco enzym dalam mendukung
prinsip-prinsip keberlanjutan.
Salah satu keunggulan utama eco enzym adalah kemampuannya dalam mendekomposisi bahan organik dan mengatasi limbah. Dengan menggunakan kombinasi enzim yang dihasilkan dari bahan organik, eco enzym dapat membantu mengurai limbah organik menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya. Hal ini berpotensi mengurangi beban sampah di tempat pembuangan akhir dan mencegah pencemaran lingkungan.
·
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
Bahan yang dibutuhkan untuk
proses pembuatan eco enzyme yaitu Air, Gula, Sisa Sayuran/buah-buahan yang
sudah dipotong-potong terlebih dahulu menjadi potongan kecil-kecil. Dalam
proses pembuatannya, semakin banyak jumlah/kuantitas masing-masing bahan yang
digunakan maka eco enzyme yang dihasilkan pun juga akan semakin bertambah.
·
Langkah Pembuatan:
1.
Langkah
pertama yaitu kita terlebih dahulu membersihkan wadah yang ingin digunakan dari adanya sisa sabun ataupun bahan kimia lainnya yang mungkin saja
menempel didalam wadah. Wadah yang digunakan harus merupakan wadah dengan tutup yang lebar, ukuran
wadahnya bisa besar maupun yang
tidak terlalu besar, berbahan plastik, selain itu wadah yang digunakan jangan yang bermulut sempit
karena wadah tersebut akan rentan
meledak, serta tidak boleh menggunkan wadah dengan bahan dasar kaca karena kaca sendiri termasuk bahan yang rentan pecah.
2. Kemudian kita harus mengukur volume dari wadah yang akan
digunakan.
3. Selanjutnya masukkan air bersih sebanyak kurang lebih 60% dari volume wadah yang sudah kita ukur sebelumnya.
4. Setelah itu masukkan gula sebanyak
kurang lebih 10% dari total banyaknya
air yang kita gunakan.
5. Selanjutnya kita masukkan potongan sisa buah dan sayur yang sudah disiapkan tadi sebanyak kurang lebih 30% dari volume air, lalu kita aduk sampai
tercampur rata.
6. Jika sudah, tutup rapat wadah tadi
lalu beri label yang memuat tanggal proses pembuatan eco enzyme dan tanggal perkiraan kita dapat melakukan panen eco enzyme yang sudah kita buat.
7. Lalu setelah 1 minggu
pertama dari proses kita melakukan pembuatan eco enzym, jangan lupa tugas kita selanjutnya untuk membuka tutup
wadah untuk membuang gas yang
dihasilkan dari aadanya proses fermentasi agar wadahnya tidak meledak
dikemudian hari..
8. Selain itu pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90 jangan lupa juga untuk mengaduk-aduk
lagi adonan bahan pembuatan eco enzyme agar semakin tercampur rata.
Dalam konteks pertanian organik, eco enzym juga
dapat digunakan sebagai pupuk organik cair. Dengan merendam bahan-bahan organik
dalam campuran eco enzym, kita dapat menghasilkan pupuk yang kaya akan nutrisi
untuk tanaman. Pupuk organik cair ini tidak hanya memberikan nutrisi esensial
bagi pertumbuhan tanaman, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas tanah dan
mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan.
Manfaat lain dari penggunaan eco enzym adalah kemampuannya dalam mengurangi bau tak sedap. Dalam pengolahan limbah, terutama limbah organik, eco enzym dapat membantu mengurai senyawa-senyawa yang menyebabkan bau tidak menyenangkan, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Mardwita.,Dkk.
2019. Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Menjadi Pupuk Cair Dan Pupuk Padat
Menggunakan Komposter. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat.
Viana Meilani Prasetio.,
Dkk. 2021. Manfaat Eco Enzyme Pada
Lingkungan Hidup Serta
Workshop Pembuatan Eco Enzyme. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume
1, Nomor 1 (2021).
0 komentar:
Posting Komentar