Pemanfaatan Limbah Dapur Sebagai
Kompos
Psikologi Lingkungan Essay 4
Melakukan Eksperimen
Dosen Pengampu : Dr., Dra. arundati
Shinta, MA
Siti Nurma Ria Ulfa
21310410174
Psikologi SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMSI 45
YOGYAKARTA
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia. Sampah organik adalah sampah yang banyak dihasilkan dari sisa hasil pertanian, rumah tangga, industri dan tumbuh-tumbuhan [2]. Keberadaan sampah merupakan salah satu permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Ketersediaan bahan baku sampah organik disekitar kita mendorong untuk mengolah sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Salah satunya adalah mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Effective Micoorganisme (EM4) merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yang mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri Fotosentetik (Rhodopseudomonas Sp),Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan Yeast (ragi) dan Jamur pengurai selulose. Bahan ini membantu fermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. Tujuan penambahan EM4 adalah untuk menguraikan rantai panjang penyusun sampah organic menjadi molekul yang sederhana.
Berbagai penelitian tentang pembuatan kompos telah dilakukan. Optimasi pembuatan kompos dari limbah rumah tangga dengan activator EM4 . Kondisi maksimal diperoleh pada perbandingan EM4/Mol antara 0,6 -1,2 dengan waktu fermentasi 14 -30 hari. Pemanfaatan limbah sayur dan MOL untuk pembuatan kompos. Hasilnya menunjukkan bahwa kompos telah terbentuk pada waktu 4 minggu. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kompos dari sampah dapur dan daun kering dengan bantuan EM4 dan MOL. Selanjutnya diamati perubahan warna selama pengomposan.Limbah rumah tangga dapat mempengaruhi emisi gas rumah kaca melalui beberapa cara. Salah satu cara paling umum adalah melalui proses pembusukan di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA. Ketika sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran di buang ke TPA, mereka akan membusuk dan mengeluarkan gas seperti metana dan karbon dioksida. Metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida, sehingga emisi metana dari TPA dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan iklim global. Oleh karena itu, pengelolaan limbah yang baik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, salah satunya melalui pengolahan limbah organik menjadi kompos. Secara umum ibu rumah tangga paham bahwa limbah yang ditimbulkan dari aktivitas memasak harus dikelola dengan baik, namun mereka tidak memahami bahwa dampak pengelolaan yang tidak tepat akan mengakibatkan emisi gas rumah kaca. Kebiasaan memilah sampah organik dengan sampah anorganik pada umumnya belum menjadi kebiasaan yang dilakukan ibu rumah tangga. Mengolah limbah organic menjadi kompos merupakan hal menarik untuk ibu rumah tangga karena bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Cara pengolahan sampah dapur:
1. Sampah
organik sisa sampah rumah tangga dimasukkan secara berkala ke dalam ember, apa adanya, perlu dipotong-potong atau dicuci. Ember ditutup kembali hingga rapat. Suasana panas
dan lembab di dalam ember membuat mikrobia bawaan dari sampah rumah tangga akan
cepat berkembang.
2. Lindi
yang dihasilkan dibiarkan saja di dalam ember bawah selama kurang lebih satu
bulan. Setelah itu baru dapat diteruskan proses pematangan menjadi pupuk
organik cair (POC). Proses pematangannya yaitu dengan cara membuka kran,
Kemudian lindi dimasukkan ke dalam botol bening, separuh saja, tutup dikendorkan,
kemudian dijemur di terik matahari sampai warna berubah menjadi hitam coklat
dan aroma lembut di hidung.
3. POC yang
sudah jadi dapat dipakai dengan cara diencerkan menjadi 5%, sekitar tiga sendok
makan POC ditambahkan 1 liter air. POC dapat pula disimpan dalam drum untuk
digunakan pada musim berikutnya.
4. Kompos,
dapat dipanen secara berkala (Yowono 2016). Kompos yang dihasilkan dapat
ditiriskan
dan diayak
untuk dipakai langsung. Kompos dapat juga dipakai sebagai sumber mikroba perombak
untuk pengomposan bahan yang lain seperti kotoran kandang ternak atau dedaunan
Daftar
Pustaka
Anifah,
E.M., I. D.W.S. Rini, R. Hidayat, M. Ridho. 2021. Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca
(GRK) Kegiatan Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Karang Joang, Balikpapan. Jurnal
Sains dan Teknologi Lingkungan, Volume 13, Nomor 1, Januari 2021 Hal. 17-33.
Subandriyo,
Anggoro, D.D, Hadiyanto, 2012, Optimasi Pengomposan Sampah Organik Rumah
Tangga
Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4 dan MOL Terhadap Rasio C/N, J. Ilmu
Lingkungan,
0 komentar:
Posting Komentar