KEGIATAN,
MANFAAT DAN KEBERSIHAN
DALAM
MENGELOLA SAMPAH ORGANIK
“KEGIATAN EKSPERIMEN KOMPOS & ECO ENZYME”
Psikologi Lingkuny Essay 4 Melakukan
Eksperimen
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA
RIFKY
BACHTIAR LISANDRA 22310410011
MUHAMMAD BAHRORI ROHZA 21310410201
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Lingkungan
memiliki peran penting dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu dan
kesadaran lingkungan. Melalui kegiatan eksperimen yang melibatkan kompos dan eco enzyme, kita dapat mengeksplorasi pengaruh positif yang dapat diberikan
oleh kedua faktor tersebut dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesadaran
individu terhadap lingkungan sekitarnya secara keseluruhan. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan fakta bahwa kegiatan eksperimen kompos dan eco enzyme dapat memiliki dampak psikologis yang bermanfaat serta
meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan
eksperimen memainkan peran penting dalam pendidikan dan pembelajaran di
berbagai tingkat sekolah. Eksperimen membantu mahasiswa memahami konsep-konsep
ilmiah dan meningkatkan minat mereka dalam belajar. Dalam tulisan ini, akan
dibahas tentang eksperimen kompos dan Eco enzyme serta dampak psikologi lingkungan
yang terkait.
Eksperimen
kompos dan Eco Enzyme adalah kegiatan yang melibatkan pengujian berbagai bahan
organik dan anorganik untuk menciptakan kompos yang berguna dan membandingkan
efektivitas berbagai merek sabun cair dalam membersihkan tangan. Eksperimen ini
mempromosikan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pengelolaan limbah organik
dan kebersihan pribadi.
Pada
hari Minggu tanggal 22 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB kemarin kami berkunjung ke
rumah Ibu Dosen Dr., Dra. Arundati Shinta MA untuk belajar bagaimana cara
mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna yakni membuat kompos
dan sabun cair. Mulanya kami disuguhkan banyak makanan baik dari Ibu Dosen
maupun dari yang kami bawa sendiri. Ada buah-buahan seperti pisang, anggur,
semangka, jambu dan jeruk, lalu ada juga kepalan nasi yang dibungkus dengan
daun pisang dan makanan yang dibungkus plastik serta tidak lupa juga es teh
sebagai pelengkap pesta kebun kami. Sembari memakan makanan yang ada, kami juga
diberikan informasi terkait dengan sampah itu sendiri. Hal tersebut dilakukan
bukan tanpa tujuan semata, karena dari pesta kebun kami yang meninggalkan
banyak sampah tersebut digunakan untuk menjadi bahan utama dari eksperimen
kami. Kami menghasilkan Sampah, mengumpulkan sampah, memilah sampah dan mendaur
ulang sampah. Sampah plastik digunting menjadi lembaran dan dicuci lalu
dikeringkan. Pilah-pilah sampah mana yang harus disatukan mana yang tidak
sesuai dengan kategorinya. Dan sampah dari kulit-kulit buah seperti kulit
semangka digunakan untuk bahan utama dari kompos dan Eco enzyme.
Kompos
adalah bahan organik yang telah mengalami dekomposisi atau pemecahan oleh
bakteri dan fungi di lingkungan alami atau melalui pengomposan buatan, sehingga
dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk memperbaiki kualitas tanah. Kompos
dapat berasal dari sisa-sisa tumbuhan mati, produk limbah dapur, sampah
organik, kertas, dan bahan organik lainnya. Proses penguraian bahan organik
yang terkandung dalam kompos oleh mikroorganisme relatif lambat sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya. Selain itu, proses
pembuatan kompos juga memerlukan jumlah air dan oksigen yang cukup agar bakteri
dan fungi dapat melakukan dekomposisi sempurna. Penggunaan kompos dalam
pertanian dan perkebunan dianggap lebih ramah lingkungan dan lebih baik untuk
kesehatan tanah dan produk pertanian atau perkebunan yang dihasilkan.
Berikut
adalah penjelasan mengenai cara pembuatan kompos secara rinci :
1. Pilih
Lokasi yang Tepat : Pilih area yang sesuai untuk tempat pembuatan kompos.
Pastikan area tersebut memiliki aksesibilitas dan drainase yang baik serta juga
dapat mempertimbangkan menggunakan bak kompos atau tong kompos untuk membuat
kompos dengan lebih teratur.
2. Pilih
Bahan Kompos : Pilih bahan-bahan organik yang dapat diurai untuk membuat
kompos. Ini termasuk sisa makanan, dedaunan, jerami, rumput yang dipotong, sisa
tanaman, atau sisa-sisa tumbuhan lainnya. Hindari bahan-bahan seperti daging,
produk susu, atau lemak, karena mereka cenderung menarik hewan atau
menghasilkan bau yang tidak sedap.
3. Persiapan
Bahan : Potong atau hancurkan bahan-bahan organik yang lebih besar menjadi
ukuran yang lebih kecil. Hal ini akan mempercepat proses dekomposisi.
4. Membangun
Tumpukan atau Lapisan : Mulailah dengan lapisan dasar bahan-bahan serbaguna,
seperti jerami kering atau dedaunan kering, untuk meningkatkan drainase.
Kemudian, tambahkan lapisan bahan hijau seperti sisa-sisa makanan atau rumput
segar, yang kaya akan nitrogen. Lanjutkan dengan menambahkan lapisan lain
secara bergantian, antara bahan hijau dan bahan coklat (seperti daun kering),
hingga tinggi tumpukan mencapai sekitar 1-2 meter.
5. Menjaga
Kelembaban yang Tepat : Pastikan tumpukan kompos tetap lembab, tetapi tidak
terlalu basah. Jika tumpukan terlalu kering, tambahkan air secukupnya. Jika
terlalu basah, tambahkan bahan coklat seperti daun kering untuk meningkatkan
sirkulasi udara dan memperbaiki drainase.
6. Pencampuran
dan Pengudapan: Secara teratur (sekitar seminggu sekali), gunakan garpu atau
alat lainnya untuk membalik dan mencampur tumpukan kompos. Ini akan membantu
mempercepat dekomposisi dan menciptakan kondisi yang lebih merata di seluruh
tumpukan. Jika diinginkan juga dapat memperkaya kompos dengan menggunakan
pengudapan organik, seperti pupuk kandang, untuk memberikan nutrisi tambahan.
7. Proses
Dekomposisi : Tunggu beberapa bulan hingga kompos selesai terbentuk. Selama
proses ini, mikroorganisme dan serangga akan membantu mengurai bahan organik
menjadi humus yang kaya nutrisi.
8. Penggunaan
Kompos : Setelah kompos selesai terbentuk dapat menggunakannya untuk
memperbaiki atau memperkaya tanah di kebun, taman, atau area pertanian. Anda
juga dapat menggunakannya sebagai lapisan penutup untuk tanaman dan sebagai
pupuk organik.
Untuk
selanjutnya adalah pembuatan Eco enzyme. Langkah awal siapkan bahan-bahan yang
digunakan sebagai perbandingan. Dimulai dari gula merah yang diiris kecil lalu
dipanaskan bersama 450 ml air diatas kompor. Sembari menunggu gula merah larut
dengan air, kulit semangka dipotong menjadi bagian-bagian lebih kecil lagi agar
lebih cepat dalam proses fermentasi nanti, 3 buah larak di iris kecil-kecil nanti di masukan kedalam botol/wadah yang sudah di isi air larutan gula merah dan lainnya, serta siapkan botol/wadah untuk
tempat fermentasi. Saat gula merah sudah larut dengan air telah dingin, pertama
kita tuang kedalam botol/wadah dari yang sudah disiapkan. Lalu masukan
potongan-potongan kecil kulit semangka tadi sesuai takaran. Setelah itu tambahkan
air 450 ml. Jangan lupa tutup rapat botol/wadah dari bakal sabun cair dan
jangan lupa untuk beri tanggal dimulai sampai berakhirnya proses fermentasi.
Pada pembuatan sabun cair ini terdapat 2 kali masa fermentasi, yang
pertama difermentasi selama 3 bulan dan kedua difermentasi selama 1 bulan.
Kesimpulan
:
Eksperimen
kompos dan eco enzyme dapat memberikan manfaat
psikologis yang signifikan serta meningkatkan kesadaran individu terhadap
lingkungan. Melalui pengalaman langsung dalam membuat kompos dan menggunakan
sabun cair yang ramah lingkungan, individu dapat merasakan dampak positif pada
kesejahteraan psikologis mereka sendiri, termasuk peningkatan suasana hati dan
mengurangi stres. Selain itu, ini juga dapat meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab terhadap perlindungan dan keberlanjutan lingkungan. Dengan
mempromosikan kegiatan eksperimen ini, kita dapat mendorong perubahan positif
dan menginspirasi tindakan berkelanjutan dalam menjaga ekosistem dan planet
kita.
0 komentar:
Posting Komentar